KKB Papua
Biodata Mayjen Edmil Nurjamil yang Ungkap Fakta Sebenarnya Isu BIN Jatuhkan Mortir Tumpas KKB Papua
Berikut profil dan biodata Mayjen TNI Edmil Nurjamil yang ungkap fakta sebenarnya isu BIN menjatuhkan mortir di wilayah KKB Papua.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
"Tidak ada," kata Edmil ditemui wartawan di kantor Kementerian Dalam Negeri, Kamis (16/6/2022).
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'BIN Bantah Laporan Pembelian Mortir dari Serbia untuk Digunakan di Papua'.
Dikonfirmasi terkait temuan lapangan mortir yang gagal meledak di Distrik Kiwirok, Papua, Edmil juga membantah bahwa senjata itu milik BIN atau dibeli oleh BIN.
"Enggak lah. Kami enggak punya peralatan itu," ujar Edmil.
Edmil justru menyebut bahwa mortir-mortir itu milik TNI.
"Milik TNI itu, Mas. Kan Pangdam-nya sudah mengakui itu senjata TNI," sebutnya.
"Kita enggak main-main begitu. Panglima kodam itu kan sudah menyampaikan yang bulan apa itu," ujar Edmil.
Dalam pemberitaan Kompas.com pada 1 Desember 2021, Panglima Kodam Cenderawasih Mayjen Ignatius Yogo Triyono membenarkan bahwa pasukannya menembakkan mortir di Kiwirok.
Yogo berkata, pasukannya membutuhkan mortir karena medan Pegunungan Bintang yang terjal.
Ledakan mortir, kata Yogo, dapat membuat efek kejut pada kelompok TPNPB.
CAR Sebut BIN Jatuhkan 2.500 Mortir
Sebelumnya, Conflict Armament Research (CAR), sebuah lembaga di London menyebut Badan Intelejen Negara (BIN) menjatuhkan 2.500 mortir buatan Serbia Krusik di wilayah kekuasaan KKB Papua.
Reuter melaporkan, peluru mortir 81mm sebanyak itu digunakan oleh mata-mata Indonesia pada Oktober tahun lalu.
Dalam laporan Reuters, senjata yang dikirim ke BIN juga termasuk 3.000 inisiator elektronik dan tiga perangkat pengatur waktu yang biasanya digunakan untuk meledakkan bahan peledak.
Menurut laporan dari CAR, senjata dan foto yang diberikan pada Reuters, beberapa mortir bahkan digunakan dalam serangan di delapan desa di Papua.