Berita Surabaya

Apindo Jatim Dorong Perbaikan SDM untuk Olah SDA Lokal Jadi Bahan Baku

Apindo Jatim berharap peningkatan kemampuan dan ketrampilan Sumber Daya Manusia (SDM) di industri perlu ditingkatkan.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
Apindo Jatim
Ketua DPP Apindo Jatim, Eddy Widjanarko (kiri) bersama Bupati Gresik, Fandi Ahmad Yani, saat seminar nasional tentang Peran Pengusaha Meningkatkan Kompetensi SDM, Ekonomi, dan Mengurangi Angka Kemiskinan Pasca Pandemi di Gresik, Selasa (14/6/2022). 

Peningkatan SDM berbasis pendidikan bisa dilakukan dengan social skill, process skill, system skill, dan cognitive abilities.

Keempatnya menjadi penopang pendidikan guna memajukan industri di era digital 4.0.

“Saat ini Apindo dan Kadin Jatim telah memiliki program linear di bidang pendidikan vokasi. Pendidikan ini akan diperkuat lagi dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) untuk meningkatkan daya saing industri,” beber Eddy.

Dalam paparan seminar nasional tersebut, Eddy mengungkapkan perlunya inkubator di suatu daerah.

Harapannya agar menciptakan entrepreneurship guna memangkas pengangguran dan kemiskinan, yang bisa memberi efek positif bagi ekonomi daerah.

“Bali, Bandung, dan Yogyakarta telah melahirkan inkubator. Dan itu sukses. Saya berharap Gresik bisa mengikuti jejak ketiga daerah ini. Inilah salah satu program yang kami harapkan, memunculkan inkubator di Jatim,” paparnya.

Apindo Jatim menyadari disrupsi teknologi digital tidak bisa dihindari, di mana teknologi digital telah mengubah perekonomian global. Salah satunya tenaga kerja manusia telah diganti dengan robot.

Dalam seminar tersebut, tampil Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani (Gus Yani) yang mengungkapkan bahwa pengangguran dan kemiskinan masalah klasik di setiap daerah.

Namun, lanjutnya, dua masalah itu bukan berarti tidak bisa dihindari.

“Masalah kemiskinan dan pengangguran bisa ditekan melalui tersedianya lapangan kerja. Caranya, memperbaiki skill di tingkat sekolah. Melalui pendidikan vokasi. Dengan demikian, lapangan usaha bisa tercipta,” jelasnya.

Mantan Ketua DPRD Gresik itu membeberkan data dari BPS di mana angka pengangguran Gresik mencapai 56.187 orang atau sekitar 8 persen dari jumlah penduduk.

Tetapi pada saat pandemi Covid-19 berada di puncak, justru pengangguran turun tipis.

“Ini unik. Situasi lain dibarengi dengan naiknya kewirausahaan dan bertambahnya lapangan kerja baru. Padahal banyak perusahaan mengurangi pegawai dan pengetatan, tapi (Gresik) mampu menekan pengangguran,” beber Gus Yani.

Ketua Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto menambahkan, di era industri 4.0 yang ditunjukkan dengan percepatan konektivitas, informasi dan otorisasi masih memiliki risiko.

Masalah komunikasi dan bahasa bisa menjadi kendala dalam penerapan teknologi digital.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved