Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
KASUS SUBANG, Kriminolog UI Yakin Pembunuh Orang Dekat, Siapa? Status WA Yoris Beber Konflik Yayasan
Berikut kasus Subang dari analisis kriminolog Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala setelah berjalan 10 bulan tak kunjung diungkap Polda Jabar.
SURYA.co.id - Berikut kasus Subang dari analisis kriminolog Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala setelah berjalan 10 bulan tak kunjung diungkap Polda Jabar.
Adrianus Meliala meyakini, pembunuh korban Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu adalah orang dekat yang telah merencanakan secara matang.
Rencana matang dari pembunuh Tuti dan Amalia tersebut membuat pihak kepolisian hingga kini belum berhasil mengungkapnya.
Ditambah kondisi tempat kejadian perkara (TKP) saat kedua jasad korban ditemukan, diacak-acak banyak orang hingga menyulitkan penyidik.
Selain itu, hasil autopsi pertama yang harus diulangi lagi oleh Tim Forensik Mabes Polri. Tim Forensik kemudian menganulir hasil autopsi pertama.
Terkait dugaan kuat orang dekat selaku pembunuh pada Rabu (18/8/2021), sosok Yosef Hidayah, Yoris Raja Amanullah dan Muhammad Ramdanu alias Danu selama ini menjadi sorotan.
Bahkan, antara kubu Yosef dan Danu kerap melancarkan urat syaraf dengan memberikan komentar-komentar bernada tudingan.
Yosef merupakan suami Tuti sekaligus ayah Amalia. Yoseflah orang pertama yang berada di TKP sebelum jasad istri dan anaknya ditemukan.
Sementara, Yoris adalah anak Tuti sekaligus kakak Amalia. Pada kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang ini, penyidik sempat menanyakan konflik di Yayasan Bina Prestasi Nasional.

Yoris merupakan Ketua Yayasan Bina Prestasi Nasional, sedangkan Tuti selaku Sekretaris yayasan dan Amalia sebagai Bendahara yayasan.
Adapun yayasan tersebut didirikan oleh Yosef. Istri muda Yosef, Mimin Mintarsih juga pernah menjabat sebagai Bendahara yayasan.
Pada 2018, jabatan Mimin dilengserkan Yoris dan digantikan oleh Amalia.
Istri muda Yosef itu sempat dikait-kaitkan terlibat dalam kasus itu.
Namun, tidak ada bukti kuat yang mengarah kepadanya hingga polisi belum menentukan tersangka.
Sedangkan Danu adalah keponakan Tuti. Danu juga bekerja di yayasan yang diketuai Yoris.
Di yayasan tersebut, Danu sebagai staf dan kerap disuruh oleh Yoris.
Setelah kasus pembunuhan di Subang ini mencuat, hubungan Yoris dan Danu pun renggang.
Apalagi ketika Yoris menyeberang ke kubu Yosef dan meninggalkan Danu seorang diri.
Baru-baru ini, Yoris mengunggah status di akun WhatsApp-nya terkait konflik di yayasan.
Namun, Yoris memberikan klarifikasi, konflik itu di luar kasus pembunuhan terhadap ibu dan adiknya.
Adapun artikel terkait status Yoris ada di artikel di bawah ini.
Analisis kriminolog UI
Kriminolog UI, Adrianus Meliala beranggapan menilai sikap polisi hingga saat ini belum menetapkan tersangka sudah tepat, dibandingkan menetapkan tersangka karena diburu dan dipaksa.
"Itu bahaya juga," kata Adrianus dikutip dari tayangan Buser yang diunggah di channel youtube Liputan 9, Jumat (27/5/2022).
Adrianus menilai, kasus Subang menarik karena korban dan kemungkinan pelaku bukan orang lain.
Menurut Adrianus korban memiliki lingkungan pergaulan yang sebetulnya kecil, bukan pejabat, pengusaha besar serta bukan orang yang memiliki sosial hitam.
"Dengan kata lain, lingkungan pergaulannya terbatas. Dapat diduga pelaku pun orang-orang di sekitar korban saja," katanya.
Fakta lain yang memperkuat dugaan ini karena pelaku leluasa melakukan aksinya.
"Pelaku menguasai betul situasi, kemungkinan pernah ke sini. Kemungkinan dikenal korban juga sehingga dia sangat familier. Dia tahu di kanan kiri depan sangat sepi sehingga beranggapan tidak ada orang yang akan mendengar walaupun ada teriakan," ujar Adrianus.
Menurut Adrianus, waktu enam jam yang dipakai pelaku memungkinkan dia bisa melakukan banyak hal dalam rangka menghilangkan jejak barang bukti.
Dari keleluasaan itu sangat memungkinkan juga ada dugaan korban sempat dibawa dengan mobil lalu masuk lagi.
Analisis TKP
Lalu kenapa kalau korban bukan orang lain, polisi kesulitan menemukan link antara korban dan pelaku?
Menurut Adrianus, kondisi ini justru yang membuat menarik kasus ini.
Karena biasanya kesulitan itu dialami ketika pelakunya random seperti orang yang kebetulan lewat atau musuh korban.
"Tapi di sini korban hanya ibu rumah tangga baik-baik yang sederhana. Demikian juga anaknya juga tidak memiliki pergaulan yang luas sehingga bisa dipastikan pelaku bukan orang jauh-jauh sebetulnya," katanya.
Kalau sampai sekarang polisi belum menemukan tersangka, Adrianus menduga penyebabnya karena kualitas pemeriksaan dokter forensik dalam rangka memperkirakan penyebab kematian, kapan dan hal lain yang tidak baik sehingga korban harus diotopsi ulang.
Bahkan, otopsi kedua ini menganulir pendapat dari otopsi pertama.
"Itu saja bisa memperlambat lho, tadinya polisi berkesimpulan A, gara-gara kesimpulan matinya ternyata, terpaksa berubah," katanya.
Selain itu, saat pertama polisi datang ke TKP juga penanganannya agak jorok.
"Yang datang siapa saja, semaunya, megang-megang, masuk, ngacak-ngacak sehingga tIdak jelas mana jejak pembunuh dan jejak polisi," katanya.
Pelaku kemungkinan profesional
Menurut Adrianus di kasus ini bisa saja tidak dilakukan oleh profesional.
Profesional dapat ditutupi dengan perencanaan yang matang, sekaligus punya waktu yang panjang dan waktu mengenal situasi sehingga dia bisa berbuat sepeti seorang profesional.
"Dia tidak pernah membunuh dan tidak punya riwayat itu, tapi karena merencanakan secara matang, apalagi mengenal lokasi, kenal korban, dan punya waktu yang cukup untuk melakukan sesuatu, sehingga itu bisa berbuat seperti laiknya profesional," tandasnya.
Di bagian lain, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Ibrahim Tompo mengatakan, perkara ini memang belum menunjukkan titik terang.
Terkait janji pengungkapan yang sebelumnya akan dilakukan di bulan ramadhan lalu, Ibrahim Tompo mengatakan pihaknya cuma bisa memberikan harapan.
"Memang kita cuma bisa memberikan harapan saja, tetapi itu bukan sebuah janji
"Terkait pengungkapan kasus, kita pengen cepat terungkap, namun dengan kendala yang ada kita belum bisa menyelesaikan dan tetap jadi utang bagi kita," katanya.
Dia berjanji jika kasus ini sudah terungkap pasti akan diinformasikan ke publik,
"Penyidik sangat bekerja keras. TIdak berhenti update kejadian. Sampai ada 216 alat bukti yang sudah terkumpul, ini termasuk banyak. Dan ada saksi 121 saksi yang di-BAP maupun yang diinterogasi di lapangan
Kita update terus, bilamana ada petunjuk kita telusuri," tegasnya.
Status Yoris singgung konflik yayasan?
Di tengah polisi mengungkap kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, anak korban Tuti Suhartini, Yoris Raja Amanullah bikin heboh jagat maya.
Pasalnya, baru-baru ini, Yoris diduga membuat status WhatsAppa (WA) yang menyinggung soal konflik di Yayasan Bina Prestasi Nasional.
Yayasan tersebut didirikan oleh ayahnya, Yoseh Hidayah.
Ibunya, Tuti Suhartini dan adiknya, Amalia Mustika Ratu sebelumnya menjabat sekretaris dan bendahara yayasan.
Konflik di yayasan tersebut sempat jadi materi penyelidikan polisi atas kasus Subang terbunuhnya Tuti dan Amalia.
Berikut 4 status WA Yoris yang bikin heboh.
Belum diketahui, apakah status itu menyentil saksi Mr X yang sempat mengungkit konfliknya dengan Yoris?
Status Yoris Raja Amanullah yang dikaitkan dengan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang. (youtube fredy sudaryanto sport)
"Dari awal Aa udah curiga (*****) ini ingin menjatuhkan aa di yayasan... Hahaha Allah Maha Tahu mana yang Salah dan Benar.. Sekarang mending netral lagi"
"Mereka yang minta aa yang beresin sekolah tapi mereka yang bikin ulah memojokkan aa hahahaha asuuu (imoji tertawa)"
"Mereka mau mengkriminalisasi saya soal yayasan..
Penyidik tidak bodoh boss... Mereka orang2 sudah terlatih.. nggak bisa dikibuli hehe"
Yoris juga menyebut pihak yang ingin mengkriminalisasi itu di awal memintanya untuk membenahi yayasan, tapi terakhirnya justru menyudutkan dia.
Dia pun menduga hal itu karena dia sudah tahu dalangnya.
"Lucu lucu... mereka yang minta buat benahi yayasan sama sekolah... Eh malah saya yang disudutkan.. hayo kenapa? Karena saya sudah tahu dalang (pengen yayasan) hehe (diluar kasus)"
Hingga berita ini diunggah, belum didapat keterangan Yoris mengenai status WA-nya ini.
Konflik dengan Mr X
Yoris sempat disebut-sebut oleh saksi Mr X dalam channel youtube Koin Seribu 77.
Mr X yang mantan bendahara SMK Bina Prestasi Nasional itu mengaku mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan dari Yoris.
Setelah kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang bergulir, Yoris justru memblokir nomor teleponnya.
Karena itu lah, dia kini sudah lost kontak dengan Yoris.
“Sudah lost contact, nomor saya juga diblokir (oleh Yoris),” ujarnya.
Selain memblokir nomor teleponnya, Mr X juga mengaku telah dipecat dari yayasan yang dikelola Yoris.
Mr X tidak menyebut alasan di balik pemberhentian dirinya yang sudah bekerja di sekolah itu bertahun-tahun.
Mr X juga mengungkap perilaku Yoris terhadap Danu.
Menurutnya, Yoris kerap memberikan perintah ke Danu sehari setelah pembunuhan itu.
Hal itu yang membuat Danu harus berjalan mondar-mandir di jalanan.
Diungkapkan Mr X, sehari setelah kejadian atau di hari pemakaman Tuti dan Amel dia sengaja mendatangi rumah Wak Lilis, untuk ikut memakamkan almarhumah.
Saat itu dia sudah datang sekitar pukul 06.30 WIB.
"Saya kemauan sendiri, karena saya mau makamin almarhum ibu sama Amel," ungkap saksi Mr X dikutip dari tayangan Koin Seribu 77, Jumat (20/5/2022).
Saat di rumah Wak Lilis itu lah, saksi diminta Danu ke TKP rumah Tuti dan Amel.
Saat itu, saksi sempat menanyakan ke Danu itu perintah siapa.
Danu pun menyebut jika itu perintah Yoris.
"Kata siapa Nu?, kata Aa' Yoris, kata Danu.
Langsung saya ke TKP," ujar Mr X.
Saat itu Mr X ini menganggap jika jenazah korban akan dimakamkan di Ciseuti.
Namun, setelah ditunggu di TKP, ternyata Tuti dan Amel justru dimakamkan di Jalancagak.
Karena sudah telanjur berada di TKP, saksi pun bergabung dengan saksi lain yakni Wahyu, Danu, Opik dan Kosasih.
Mereka bergerombol di depan SMA 1 Jalancagak yang lokasinya berada di depan TKP.
"Lalu, Danu ambil motor aa' yoris di sekolah (SMA 1 Jalancagak)
Di depan rumah TKP," ujar Mr X.
Kenapa motor Yoris bisa ada di depan TKP? Menurut Mr X, saat kejadian atau sehari sebelumnya, motor Yoris memang ditaruh di depan TKP.
Mr X juga mengungkapkan gelagat Danu yang saat itu tidak bisa diam.
"Danu tidak bisa diam, bawa motor A' Yoris kesana kemari keluar," katanya.
Hanya saja saksi ini tidak mengungkapkan urusan apa yang membuat Danu harus kesana kemari menggunakan motor Yoris.
Saat diminta pendapatnya tentang sosok Danu, Mr X ini mengungkapkan hal tak terduga.
Mr X menyebut kasihan terhadap Danu yang selama ini kerap disudutkan dalam kasus ini.
Dia juga meyakini bahwa Danu yang juga rekannya sebagai staf yayasan tak terlibat dalam kasus Subang tersebut.
“Danu, kalau saya lihat itu kasihan banget Danu juga,” ujarnya.
Hal serupa diungkapkan ketika diminta pendapatnya tentang Yosef.
Dia meyakini Yosef tidak terlibat dalam kasus ini.
"Kasihan banget, dia kayak orang gimana gitu loh," kata Mr X yang mengaku masuk ke yayasan setelah direkrut Yosef.
"Saya yakin bukan pak yosef pelakunya," tegas MR X. (tribun jabar/berbagai sumber)
Update berita lainnya di Google News SURYA.co.id
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul UPDATE Kasus Subang, Sosok Pelaku Sebenarnya Sudah Terjawab? Kriminolog Beber Alasan Belum Terungkap