Mahasiswa Kedokteran UB Dibunuh

UPDATE Nasib Pembunuh Mahasiswa Kedokteran UB: Akal Bulusnya Terungkap, Akan Disidang di Pasuruan

Berikut update terbaru nasib pembunuh mahasiswa kedokteran UB (Universitas Brawijaya), Ziath Ibrahim Bal Biyd (37).

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id/Luhur Pambudi
Pembunuh mahasiswa kedokteran UB, Ziath Ibrahim Bal Biyd (38). Berikut update nasibnya. 

Di situlah tersangka membuang jenazah dengan menutup bagian tubuh korban menggunakan tumpukan rumput liar. 

"Dia milih semak semak itu secara asal. Dia sempat memutar-mutar ke daerah lain untuk mencari tempat pembuangan. Eksekusi jam 22.00, dibuang jam 7-8 pagi, iya tanggal 8," terangnya. 

2. Mau jual mobil korban

Terduga pembunuh mahasiswa kedokteran UB diduga ayah tiri kekasihnya. Motif asmara mencuat. (surya/galih lintartika/istimewa)

Setelah rampung membuang jenazah korban. Tersangka kemudian memarkir mobil milik korban di Perumahan Bumi Mondoroko Raya, Singosari, Malang. 

Lalu, pergi meninggalkan mobil tersebut, dengan naik menyewa ojol menuju rumah.

Selama proses pelarian, tersangka sempat berupaya menjual mobil tersebut melalui mulut ke mulut. 

"Mencoba mencari pembeli. (Kesulitan mencari pembeli) iya," jelas Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Lintar Mahardono.

Kemudian, masih dihari yang sama.

Tersangka membuka kembali handphone korban dan mengambil uang milik korban senilai Rp3, 4 juta, melalui M-Banking melalui ponsel korban.

"Pisau digunakan mencongkel plat nopol mobil, guna menghilangkan BB kalau mobil itu ada plat nomor dan STNK. Palu, digunakan memecahkan HP korban sebelum dibuang," pungkas Lintar. 

3. Bertakziah ke rumah korban

Ziath, pembunuh mahasiswa kedokteran UB mengaku mencintai pacat korban. (surya/luhur pambudi/istimewa)

Guna menutupi perbuatannya, Ziath Ibrahim Bal Biyd sempat bertakziah ke rumah korban, pada Rabu (13/4/2022). 

Hal itu dilakukan pria kelahiran Malang itu, sehari pascajenazah korban ditemukan warga tergeletak membusuk di lahan kosong, Dusun Krajan, Purwodadi, Pasuruan, Selasa (12/4/2022). 

Tersangka sengaja bertakziah bersama istrinya ke rumah korban dan bertemu kedua orangtua korban, bermaksud menghindari kecurigaan dari keluarga korban, termasuk pihak aparat yang melakukan penyelidikan atas kasus tersebut. 

"Biar seolah-olah tidak terjadi apa-apa, dan tersangka itu seolah-olah tidak melakukan, bukan dia," ujar Kanit III Subdit III Jatantas Ditreskrimum Polda Jatim Kompol Trie Sis Biantoro, pada awak media di Mapolda Jatim, Senin (18/4/2022). 

Dan, siasat tersangka itu, terbilang berhasil mengelabui pihak keluarga. 

Kedua orangtua korban, sama sekali tidak menaruh rasa kecurigaan terhadap gelagat tersangka selama bertakziah. 

"Dari keluarga korban, tidak menaruh curiga kepada tersangka," jelasnya. 

Dr Tutit Lazuardi, ayah Bagus Prasetya Lazuardi pun mengakui hal itu.

Dr Tutit mengakui jika TS beserta orang tuanya datang takziah selepas pemakaman Bagus pada Rabu (13/4/2022) siang.

Dia baru tahu hubungan ini setelah mendapat cerita dari teman-teman Bagus, saat kasus ini sedang ramai.

Sehingga saat ZI, TS dan ibunya datang takziah, dr Tutit sudah tahu hubungan mereka.

"Sebenarnya saya juga tahu mereka ini calon besan. Tapi gak menduga seperti ini," ujarnya.

"Mereka sempat pamit mau ke kerabatnya. Sore lalu datang lagi mau pamitan balik ke Malang," terang dr Tutit.

Selama takziah ZI dan dr Tutit banyak bicara soal kondisi Malang saat ini.

Namun tidak berbicara soal Bagus secara khusus.

Sebelum pulang itulah dr Tutit foto bersama mereka, hingga fotonya beredar dan menjadi perbincangan.

"Karena setiap tamu yang akan pulang juga berfoto. Jadi saya juga tidak berpikir aneh-aneh," ucap dr Tutit.

4. Masih menyalahkan korban

Ziath, tersangka pembunuh mahasiswa kedokteran UB Bagus Prasetya Lazuardi, membuat pengakuan, Senin (18/4/2022). (surya/luhur pambudi/istimewa)

Meski telah menghabisi nyawa Bagus, Ziath ternyata masih menyimpan dendam dengan kekasih anak tirinya itu. 

Ziath berdalih tega membunuh Bagus karena alasan membela anak tirinya, TS. 

Pria berusia 38 tahun ini mengaku geram dengan korban yang dituduhnya pernah lakukan pelecehan seksual kepada anak tirinya. 

Pembelaan Ziath ini menyangkal dugaan awal tentang hubungan terlarangnya dengan anak tirinya.

Pengakuan Ziath ini dilontarkan saat berjalan keluar Gedung Humas Mapolda Jatim pada Senin (18/4/2022). 

Sambil menutupi wajah dengan kedua telapak tangan yang terborgol Ziath mengaku geram karena korban pernah melakukan pelecehan seksual melalui percakapan pesan kepada anak tirinya, TS. 

Oleh karena itu, Ziath mengaku, berniat menegur perlakuan korban terhadap anak tirinya itu. 

Namun, cara-cara menegur yang dilakukannya terlalu berlebihan, hingga menyebabkan korban tewas. 

"Saya berlebihan. Karena ada chat pelecehan seksual," ujar Ziath yang telah memakai pakaian tahanan berwarna oranye itu di Mapolda Jatim, Senin (18/4/2022). 

Namun, pernyataan Ziath itu tidak diakui polisi. 

Menurut Kasubdit III Jatanras Direskrimum Polda Jatim AKBP Lintar Mahardono memang ada alasan yang melatarbelakangi perbuatan tersangka hingga menewaskan korban. 

Berdasarkan catatan hasil penyidikan tersangka, ungkap Lintar, tersangka diduga merasa dongkol karena mengetahui ada beberapa percakapan berbasiskan aplikasi antara korban dan anak tirinya, yang dianggap terlalu seronok. 

"Kalau melakukan pelecehan sih enggak. Ya karena dia dongkol membaca chat sesaat sebelum membunuh. 'Endi gon HP-mu nontok, ternyata kamu sama anakku pernah lakukan ini'. Ya kayak orang pacaran," ujar Lintar. 

Di tambah lagi, lanjut Lintar, tersangka sempat mendapati adanya perubahan sikap pada TS sang anak tiri. 

Perubahan sikap TS tersebut, dianggapnya mengganggu hubungan tersangka dengan anak tirinya. 

"Sebelumnya dia pernah cerita kalau ada perubahan sikap," pungkas mantan Kasubdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim itu.(Putra Dewangga/Luhur Pambudi/SURYA.co.id)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved