Mahasiswa Kedokteran UB Dibunuh
UPDATE Nasib Pembunuh Mahasiswa Kedokteran UB: Akal Bulusnya Terungkap, Akan Disidang di Pasuruan
Berikut update terbaru nasib pembunuh mahasiswa kedokteran UB (Universitas Brawijaya), Ziath Ibrahim Bal Biyd (37).
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id | SURABAYA - Berikut update terbaru nasib pembunuh mahasiswa kedokteran UB (Universitas Brawijaya), Ziath Ibrahim Bal Biyd (37).
Ziath saat ini masih ditahan dan pihak Ditreskrimum Polda Jatim masih terus memeriksa sejumlah saksi untuk melengkapi berkas perkaranya.
Selain itu, terungkap juga akal bulus Ziath untuk membujuk korban, Bagus Prasetya Lazuardi, agar mau datang menemuinya.
Berikut ulasan selengkapnya nasib Ziath si pembunuh mahasiswa kedokteran UB.
1. Akan disidang di Pasuruan
Penyidik Subdit III Jatantas Ditreskrimum Polda Jatim segera melengkapi berkas perkara kasus pembunuhan mahasiswa kedokteran sebuah kampus terkemuka di Malang.
Kanit III Subdit III Jatantas Ditreskrimum Polda Jatim Kompol Trie Sis Biantoro mengatakan, pihaknya masih terus melengkapi berkas keterangan saksi-saksi yang terlibat dalam insiden berdarah itu.
Senin (18/4/2022) kemarin, keluarga tersangka, istrinya berinisial SL, dan anak tirinya berinisial TS, menjalani pemeriksaan kembali sebagai saksi.
Perlu diketahui, TS merupakan, kekasih dari korban pembunuhan, bernama Bagus Prasetya Lazuardi (25).
"Intinya kami penyidik melengkapi berkas," katanya saat dihubungi TribunJatim.com, Selasa (19/4/2022).
Biantoro tidak menampik, jika beberapa waktu ke depan, atau paling tidak pekan depan. Pihaknya masih harus memeriksa sejumlah saksi kembali.
Hal itu, dimaksud untuk mempersiapkan berkas-berkas perkara, yang sebelumnya telah dilakukan pada awal penyelidikan yang telah dimulai oleh Satreskrim Polres Pasuruan.
Baca juga: ASMARA Mahasiswa Kedokteran UB Berujung Kematian, dr Tutit Lazuardi Tak Sangka Pelakunya Calon Besan
Mantan Kabag Ope Polres Sidoarjo itu, mengungkapkan, kemungkinan besar pelimpahan berkas kasus pembunuhan tersebut akan diserahkan ke pihak Kejaksaan, sesuai dengan lokasi kejadian perkara awal penemuan mayat, yakni Kabupaten Pasuruan.
"Sidangnya di Pasuruan, karena TKP pembuangan mayat ada di Pasuruan. Sesuai TKP," pungkasnya.
2. Terungkap akal bulus pelaku
Sementara itu, terungkap akal bulus pembunuh mahasiswa kedokteran UB (Universitas Brawijaya), Ziath Ibrahim Bal Biyd (37).
Yakni memberi oleh-oleh korban, Bagus Prasetya Lazuardi, agar mau datang menemuinya.
Ziath tahu, calon menantunya itu mau pulang ke Tulungagung. Karena itu, sebagai pancingan, dia ingin memberi oleh-oleh kepada keluarga Bagus.
Ziath mengetahui rencana Bagus hendak pulang ke Tulungagung karena sebelumnya korban memberitahukannya.
Setelah mengirimkan pesan singkat ke korban, Ziath keluar dari rumah mengendarai motor Yamaha Mio warna biru miliknya.
Dia menuju ke rumah temannya berinisial YP. Tujuannya untuk menitipkan sepeda motornya sebelum menemui korban.
Kemudian, Ziath bersama Bagus naik mobil Kijang Innova dengan niat awal mencari tempat tongkrongan seperti warung kopi (Warkop).
Setelah berkeliling di kawasan Singosari, Malang, ternyata mereka tidak menemukan warkop yang diinginkan karena tutup.
Kemudian, kedua memacu mobil menuju ke sebuah Perumahan Bumi Mondoroko Raya, Singosari, Kabupaten Malang.
Setibanya di sana, tersangka terlibat cekcok dengan korban. Ia menuding korban melakukan pelecehan seksual terhadap anak tirinya inisial TS melalui aplikasi percakapan.
Di situlah, tersangka mulai kalap menghabisi korban dengan membekap kepalanya menggunakan kantung kresek, kemudian menindih bagian dadanya, saat masih duduk di kursi jok penumpang samping kiri kursi sopir.
"Eksekusi di Malang. Di pinggir jalan. Sendirian. Pertama diajak keluar untuk nongkrong, lalu mencari tempat, lalu dieksekusi," ujar Kasubdit III Jatanras Ditreskrimsus Polda Jatim, AKBP Lintar Mahardono, Selasa (18/4/2022).
Berdasarkan catatan hasil penyidikan kepolisian, Bagus Prasetya dieksekusi sekitar pukul 22.00 WIB, pada Kamis (7/4/2022).
Sebelum dieksekusi, tersangka sempat menghubungi korban untuk mengajak bertemu.
Pembunuh berdarah dingin
Inilah bukti bahwa Ziath Ibrahim Bal Biyd (38) adalah tersangka pembunuh berdarah dingin.
Tersangka pembunuh mahasiswa kedokteran UB (Universitas Brawijaya) Malang, Bagus Prasetya Lazuardi (25) itu seolah tak terguncang emosinya meski telah berbuat keji.
Berikut bukti-bukti bahwa tersangka adalah pembunuh berdarah dingin:
1. Simpan jasad korban di dalam mobil depan ruko
Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Lintar Mahardono mengatakan, korban sempat diintimidasi menggunakan pistol mainan berwarna hitam sebelum dihabisi.
Tersangka juga berupaya mencecar korban dengan menuduh melakukan pelecehan seksual terhadap anak tirinya, melalui percakapan via aplikasi.
"Eksekusi di Malang. Di pinggir jalan. Sendirian. Pertama diajak keluar untuk nongkrong, lalu mencari tempat, lalu dieksekusi. Korban, di samping kiri. Tersangka nyetir," ujarnya di Mapolda Jatim, Senin (18/4/2022).
Saat itu korban tewas seketika, setelah dibekap bagian kepalanya menggunakan kantung kresek oleh tersangka.
Tak cukup itu, tersangka juga menindih dada korban menggunakan lutut, di atas tempat duduk atau jok mobil.
Setelah korban dipastikan tidak bergerak atau tewas. Ternyata, pelaku tidak lantas membawanya ke Kabupaten Pasuruan untuk membuang jenazah korban.
Melainkan, menyimpan jenazah di dalam mobil Toyota Kijang Innova bernopol N-1966-IG, milik korban.
Kemudian, memarkirkan mobil itu di area parkir sebuah ruko di kawasan Jalan Sunandar Priyo Sudarmo No 31F, Blimbing, Kota Malang.
Pada Jumat (8/4/2022) dini hari, tersangka menitipkan kunci mobil tersebut ke rumah seorang temannya, yang berinisial YP. Lalu, pulang ke rumahnya, dengan menyewa jasa antar ojek online (Ojol).
Kemudian, pada pagi harinya. Tersangka berupaya kembali mengambil kunci mobil dari kediaman temannya untuk berniat mencari tempat yang aman untuk membuang jenazah.
Setelah berkeliling mencari area tempat yang dirasa pas atau minim jangkauan masyarakat, yakni di lahan kosong, Dusun Krajan, Purwodadi, Pasuruan.
Di situlah tersangka membuang jenazah dengan menutup bagian tubuh korban menggunakan tumpukan rumput liar.
"Dia milih semak semak itu secara asal. Dia sempat memutar-mutar ke daerah lain untuk mencari tempat pembuangan. Eksekusi jam 22.00, dibuang jam 7-8 pagi, iya tanggal 8," terangnya.
2. Mau jual mobil korban
Terduga pembunuh mahasiswa kedokteran UB diduga ayah tiri kekasihnya. Motif asmara mencuat. (surya/galih lintartika/istimewa)
Setelah rampung membuang jenazah korban. Tersangka kemudian memarkir mobil milik korban di Perumahan Bumi Mondoroko Raya, Singosari, Malang.
Lalu, pergi meninggalkan mobil tersebut, dengan naik menyewa ojol menuju rumah.
Selama proses pelarian, tersangka sempat berupaya menjual mobil tersebut melalui mulut ke mulut.
"Mencoba mencari pembeli. (Kesulitan mencari pembeli) iya," jelas Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Lintar Mahardono.
Kemudian, masih dihari yang sama.
Tersangka membuka kembali handphone korban dan mengambil uang milik korban senilai Rp3, 4 juta, melalui M-Banking melalui ponsel korban.
"Pisau digunakan mencongkel plat nopol mobil, guna menghilangkan BB kalau mobil itu ada plat nomor dan STNK. Palu, digunakan memecahkan HP korban sebelum dibuang," pungkas Lintar.
3. Bertakziah ke rumah korban
Ziath, pembunuh mahasiswa kedokteran UB mengaku mencintai pacat korban. (surya/luhur pambudi/istimewa)
Guna menutupi perbuatannya, Ziath Ibrahim Bal Biyd sempat bertakziah ke rumah korban, pada Rabu (13/4/2022).
Hal itu dilakukan pria kelahiran Malang itu, sehari pascajenazah korban ditemukan warga tergeletak membusuk di lahan kosong, Dusun Krajan, Purwodadi, Pasuruan, Selasa (12/4/2022).
Tersangka sengaja bertakziah bersama istrinya ke rumah korban dan bertemu kedua orangtua korban, bermaksud menghindari kecurigaan dari keluarga korban, termasuk pihak aparat yang melakukan penyelidikan atas kasus tersebut.
"Biar seolah-olah tidak terjadi apa-apa, dan tersangka itu seolah-olah tidak melakukan, bukan dia," ujar Kanit III Subdit III Jatantas Ditreskrimum Polda Jatim Kompol Trie Sis Biantoro, pada awak media di Mapolda Jatim, Senin (18/4/2022).
Dan, siasat tersangka itu, terbilang berhasil mengelabui pihak keluarga.
Kedua orangtua korban, sama sekali tidak menaruh rasa kecurigaan terhadap gelagat tersangka selama bertakziah.
"Dari keluarga korban, tidak menaruh curiga kepada tersangka," jelasnya.
Dr Tutit Lazuardi, ayah Bagus Prasetya Lazuardi pun mengakui hal itu.
Dr Tutit mengakui jika TS beserta orang tuanya datang takziah selepas pemakaman Bagus pada Rabu (13/4/2022) siang.
Dia baru tahu hubungan ini setelah mendapat cerita dari teman-teman Bagus, saat kasus ini sedang ramai.
Sehingga saat ZI, TS dan ibunya datang takziah, dr Tutit sudah tahu hubungan mereka.
"Sebenarnya saya juga tahu mereka ini calon besan. Tapi gak menduga seperti ini," ujarnya.
"Mereka sempat pamit mau ke kerabatnya. Sore lalu datang lagi mau pamitan balik ke Malang," terang dr Tutit.
Selama takziah ZI dan dr Tutit banyak bicara soal kondisi Malang saat ini.
Namun tidak berbicara soal Bagus secara khusus.
Sebelum pulang itulah dr Tutit foto bersama mereka, hingga fotonya beredar dan menjadi perbincangan.
"Karena setiap tamu yang akan pulang juga berfoto. Jadi saya juga tidak berpikir aneh-aneh," ucap dr Tutit.
4. Masih menyalahkan korban
Ziath, tersangka pembunuh mahasiswa kedokteran UB Bagus Prasetya Lazuardi, membuat pengakuan, Senin (18/4/2022). (surya/luhur pambudi/istimewa)
Meski telah menghabisi nyawa Bagus, Ziath ternyata masih menyimpan dendam dengan kekasih anak tirinya itu.
Ziath berdalih tega membunuh Bagus karena alasan membela anak tirinya, TS.
Pria berusia 38 tahun ini mengaku geram dengan korban yang dituduhnya pernah lakukan pelecehan seksual kepada anak tirinya.
Pembelaan Ziath ini menyangkal dugaan awal tentang hubungan terlarangnya dengan anak tirinya.
Pengakuan Ziath ini dilontarkan saat berjalan keluar Gedung Humas Mapolda Jatim pada Senin (18/4/2022).
Sambil menutupi wajah dengan kedua telapak tangan yang terborgol Ziath mengaku geram karena korban pernah melakukan pelecehan seksual melalui percakapan pesan kepada anak tirinya, TS.
Oleh karena itu, Ziath mengaku, berniat menegur perlakuan korban terhadap anak tirinya itu.
Namun, cara-cara menegur yang dilakukannya terlalu berlebihan, hingga menyebabkan korban tewas.
"Saya berlebihan. Karena ada chat pelecehan seksual," ujar Ziath yang telah memakai pakaian tahanan berwarna oranye itu di Mapolda Jatim, Senin (18/4/2022).
Namun, pernyataan Ziath itu tidak diakui polisi.
Menurut Kasubdit III Jatanras Direskrimum Polda Jatim AKBP Lintar Mahardono memang ada alasan yang melatarbelakangi perbuatan tersangka hingga menewaskan korban.
Berdasarkan catatan hasil penyidikan tersangka, ungkap Lintar, tersangka diduga merasa dongkol karena mengetahui ada beberapa percakapan berbasiskan aplikasi antara korban dan anak tirinya, yang dianggap terlalu seronok.
"Kalau melakukan pelecehan sih enggak. Ya karena dia dongkol membaca chat sesaat sebelum membunuh. 'Endi gon HP-mu nontok, ternyata kamu sama anakku pernah lakukan ini'. Ya kayak orang pacaran," ujar Lintar.
Di tambah lagi, lanjut Lintar, tersangka sempat mendapati adanya perubahan sikap pada TS sang anak tiri.
Perubahan sikap TS tersebut, dianggapnya mengganggu hubungan tersangka dengan anak tirinya.
"Sebelumnya dia pernah cerita kalau ada perubahan sikap," pungkas mantan Kasubdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim itu.(Putra Dewangga/Luhur Pambudi/SURYA.co.id)