Berita Tulungagung
dr Tutit Lazuardi Ungkap 3 Hal Ini Setelah Tahu Anaknya Mahasiswa Kedokteran Tewas di Pasuruan
Ayah dari mahasiswa kedokteran UB (Universitas Brawijaya) Bagus Prasetya Lazuardi, dr Tutit Lazuardi, Sp.OG (K) telah mengikhlaskan kepergian anaknya.
Penulis: David Yohanes | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.co.id | TULUNGAGUNG - Ayah dari mahasiswa kedokteran UB (Universitas Brawijaya) Bagus Prasetya Lazuardi, dr Tutit Lazuardi, Sp.OG (K) telah mengikhlaskan kepergian anaknya.
Setelah mengetahui putranya itu ditemukan meninggal dalam kondisi ditutupi semak-semak di Pasuruan, dr Tutit pun lantas mengungkap 3 hal terkait takdir.
"Orang hidup, ada 3 hal yang sudah dipastikan: jodoh, rezeki dan ajal. Saya sudah menerima," ucap dr Tutit, Rabu (13/4/2022).
Sebelumnya, jasad Bagus ditemukan di sebuah semak - semak, lahan kosong di Jalan Raya Surabaya - Malang, Selasa (12/4/2022) siang. Jasad itu ditemukan tanpa identitas.
Setelah dibawa ke RS Bhayangkara Porong untuk otopsi, polisi berhasil mengidentifikasi identitas jasad tersebut.
Dia diketahui sebagai seorang mahasiswa jurusan kedokteran di sebuah kampus di Malang.
Dari data yang didapatkan kepolisian, dia tinggal di Tulunganggung, Jawa Timur.
Baca juga: FAKTA-FAKTA Mahasiswa Kedokteran UB Tewas di Pasuruan: ini Sosok Pacar dan Keikhlasan Orangtuanya
Saat ditemukan, jasad itu dalam kondisi mengenaskan.
Tubuhnya sudah menghitam.
Ada beberapa darah yang membekas di tangan kirinya.

Hasil otopsi RS Pusdik Shabara Bhayangkara Porong menunjukkan ada tanda - tanda ganjil penyebab kematian mahasiswa kedokteran itu, berupa bekas kekarasan.
"Dari dokter yang melakukan otopsi disimpulkan jika BLP ini mengalamai kekerasan tumpul di bagian dada, sehingga paru - parunya mengempis," kata Kasatreskrim Polres Pasuruan AKP Adhi Putranto Utomo.
Dia mengatakan, dugaan awal, korban kesulitan bernafas karena paru - parunya mengempis. Hal itulah yang membuat korban meninggal.
Baca juga: SOSOK Ayah Mahasiswa Kedokteran UB yang Tewas di Pasuruan, Dokter Kandungan Terkenal di Tulungagung
"Jadi ada indikasi kuat, korban adalah korban pembunuhan," lanjutnya.
Terkait apa motifnya dan siapa pelakunya, Kasat mengaku masih melakukan penyelidikan mendalam. Ia memastikan, timnya masih bekerja sampai sekarang.
"Mudah - mudahan segera membuahkan hasil," tambahnya.
Melihat kenyataan pahit anaknya itu, dr Tutit berharap putranya mendapatkan jalan yang baik, apalagi meninggal saat puasa.

Agar jalannya dimudahkan, maka orang tuanya harus mengampuni dosanya serta mengikhlaskan kepergiannya.
Sebagai ayah, dr Tutit mengaku berat namun tetap menerima kenyataan ini.
Bahkan ayah empat anak ini menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada polisi.
"Apapun hasilnya, anak saya tidak kembali. Saya harus mengkhilasnya supaya dia dapat jalan di akhirat," ucapnya.
Baca juga: SOSOK TS, Pacar Mahasiswa Kedokteran UB Diperiksa Polisi Terkait Kematian Sang Kekasih, Cewek Malang
Bahkan dengan penuh ketabahan, dr Tutit tidak mau membenani kepolisian dengan menuntut harus terungkap.
Sebab jika dirinya masih bersikap tidak terima dengan kenyataan ini, justru akan memberatkan Bagus.
Dr Tutit mengaku bertemu terakhir dengan Bagus pada MInggu (3/4/2022) lalu.
Saat itu Bagus akan balik ke Malang, lalu dr Tutit mengantarkannya sampai di Blitar.

Pada Kamis (7/4/2022) Bagus diketahui buka puasa bersama dengan temannya, berangkat 16.00 WIB dan pulang pukul 21.00 WIB.
Setelah itu tidak ada kabar dari Bagus.
"Tahunya hari Jumat besoknya kan harus jemput ibunya, tapi kok tidak datang. Dihubungi tidak bisa," ungkap dr Tutit.
Baca juga: SOSOK Mahasiswa Kedokteran UB yang Tewas Diduga Dibunuh di Pasuruan, Terakhir Keluar Bersama Kekasih
Bagus adalah anak ke-2 dari empat bersaudara, dan satu-satunya anak laki-laki.
Sosoknya selama ini dikenal baik dan pediam.
Selama ini dr Tutit mengaku tidak pernah mendengar masalah dari anaknya.