Pembunuhan Mahasiswa Kedokteran UB
SIAPA Pacar Mahasiswa Kedokteran UB Tewas di Pasuruan? Keluarga Beber Fakta dan Ada Hasil Otopsi
Siapa pacar mahasiswa kedokteran UB, Bagus Prasetya Lazuardi (BPL) yang ditemukan tak bernyawa di semak-semak di Pasuruan kemarin.
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.CO.ID I BLITAR - Siapa pacar mahasiswa kedokteran UB (Universitas Brawijaya), Bagus Prasetya Lazuardi (BPL) yang ditemukan tak bernyawa di semak-semak di Pasuruan kemarin ?
Rupanya, sebelum ditemukan tewas secara mengenaskan dengan cara ditutupi semak-semak, pihak keluarga mengungkapkan faktanya.
Ya, menurut Kasatreskrim Polres Pasuruan AKP Adhi Putranto Utomo, pihak keluarga memberitahukan, Bagus tak ada kabar sejak keluar bersama pacarnya membawa mobil keluarga pada Kamis (7/4/2022).
Jasad Bagus kemudian ditemukan oleh Narti (40), penjual kopi. Narti mencium aroma tak sedap, ternyata ada jasad Bagus di lahan kosong di Jalan Raya Surabaya - Malang, Selasa (12/4/2022) siang..
Jasad Bagus telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Bendosari, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, Rabu (13/4/2022) dini hari.
Proses pemakaman jenazah korban mendapat pengamanan dari petugas Polsek Sanankulon Polres Blitar Kota.
Kini, pihak Polres Pasuruan mengungkapkan hasil otopsi terhadap jasad Bagus. Pihak kepolisian menyatakan, kondisi jasad Bagus mengenaskan.
Baca juga: SOSOK Mahasiswa Kedokteran UB yang Tewas Diduga Dibunuh di Pasuruan, Terakhir Keluar Bersama Kekasih
Ada bekas kekerasan dari pukulan benda tumpul di bagian dada hingga membuat paru-parunya mengempis.
Hal itu hasil dari otopsi yang dilakukan di RS Pusdik Shabara Bhayangkara Porong menunjukkan tanda - tanda janggal penyebab kematian mahasiswa berinisial BPL tersebut.
Ada bekas luka kekerasan.
"Dari dokter yang melakukan otopsi disimpulkan jika BLP ini mengalamai kekerasan tumpul di bagian dada, sehingga paru - parunya mengempis," kata Kasatreskrim Polres Pasuruan AKP Adhi Putranto Utomo.
Dia mengatakan, dugaan awal, korban kesulitan bernafas karena paru - parunya mengempis. Hal itulah yang membuat korban meninggal.
"Jadi ada indikasi kuat, korban adalah korban pembunuhan," lanjutnya.
Terkait apa motifnya dan siapa pelakunya, Kasat mengaku masih melakukan penyelidikan mendalam. Ia memastikan, timnya masih bekerja sampai sekarang.
"Mudah - mudahan segera membuahkan hasil," tambahnya.
Sebelumnya, jasad Bagus ditemukan dalam kondisi masih menggunakan pakaian lengkap, jaket hitam dan celana jeans hitam.
Arloji masih di tangan dan ikat pinggang juga masih menempel. Sedangkan barang berharga lainnya, tidak ditemukan di lokasi penemuan.
Baca juga: Hasil Autopsi Mahasiswa Kedokteran yang Ditemukan Meninggal Mengenaskan di Purwodadi Pasuruan
Dugaan kuat, calon dokter ini menjadi korban pembunuhan. Indikasi lainnya, diduga kuat jasad sudah beberapa hari dibuang di lokasi penemuan.
Berikut fakta-faktanya:
1. Terakhir keluar dengan kekasih
Data dari kepolisian menyebut pria ini baru berusia 25 tahun dan berdomisili di Tulungagung, Jawa Timur.
AKP Adhi Putranto Utomo mengungkapkan, Bagus tidak ada kabar sejak Kamis (7/4/2022).
"Kami sudah komunikasi dengan keluarga, pihak keluarga juga membenarkan jika yang bersangkutan sudah tidak ada kabar sejak kamis lalu," kata Kasat.
Terakhir, kata Kasat, keluarganya mengetahui anaknya keluar dengan kekasihnya membawa mobil keluarga. Selanjutnya, sudah tidak ada kabar.
Kasat memastikan jika pihaknya sedang bekerja keras untuk mengungkap kasus ini. "Kami sedang bekerja, untuk perkembangannya akan kami sampaikan," paparnya.
2. Mahasiswa Aktif
Bagus Prasetya Lazuardi hingga kini masih tercatat sebagai mahasiswa aktif dari profesi dokter angkatan 2019 Universitas Brawijaya, Malang.
Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan Eriko Prawestiningtyas mengatakan, sebelumnya pihaknya mendapatkan informasi adanya orang hilang yang tersebar di media sosial pada Selasa (12/4/2022) sekitar pukul 14.00 WIB.
Dalam informasi berupa poster tersebut, tertulis nama mahasiswanya yakni BPL.
Pihak keluarga pun diketahui telah melakukan pencarian selama satu minggu.
Kemudian sekitar pukul 14.30 WIB, pihak kampus menerima informasi adanya dugaan penemuan jenazah korban.
"Informasi itu tersebar di media sosial, jadi tidak secara detail atau institusional, keluarga juga tidak melaporkan. Kami juga tidak berani apakah informasi itu betul atau tidak karena takutnya hoaks," kata Eriko, Rabu (13/4/2022).
Kemudian pihak kampus mencoba mencari data kebenaran apakah almarhum benar-benar merupakan mahasiswa dari Fakultas Kedokteran, UB.
"Ternyata betul, yang bersangkutan masih berstatus mahasiswa aktif UB jenjang profesi yang masuk pada tahun 2019, sebelumnya pernah menempuh Sarjana Kedokteran yang masuk tahun 2014 dan telah lulus," katanya.
Pihak universitas lalu mendapatkan informasi dari rekan almarhum bahwa korban memang benar-benar yang dicari selama ini di media sosial.
"Memang kita tidak melakukan pemeriksaan dan tidak tahu ada identitas melekat atau tidak, tetapi kalau saya membaca di surat kabar bahwa paparan dari penyidik didapatkannya informasi identitas dari Inafis," katanya.
3. Tinggal 1 Tahap Jadi Dokter
Eriko mengatakan, almarhum sebenarnya hampir lulus lulus atau tinggal menyelesaikan satu tahap untuk melakukan uji kompetensi.
"Yang bersangkutan sudah menyelesaikan stase di seluruh departemen di profesi kedokteran, tinggal satu tahap menunggu uji kompetensi," katanya.
Sebelum meninggal dunia, korban lebih banyak menghabiskan waktunya untuk praktik di RS Saiful Anwar sebagai dokter koas.
Pihaknya menyerahkan sepenuhnya wewenang penanganan kasus tersebut kepada kepolisian dan telah memberi ucapan dukacita kepada keluarga almarhum.
"Kami ikut menghadiri takziah dan pemakaman, kita sempat komunikasi bertemu dengan kedua orangtuanya dan saudara almarhum tetapi sepantasnya karena suasana duka jadi tidak bisa detail, tentu prihatin," katanya.
Eriko juga berharap pihak kepolisian bisa membuka kasus tersebut secara menyeluruh.
"Bagi kami penting untuk support system, nanti dari pihak kampus bisa merencanakan apa yang bisa dilakukan seandainya memang terbukti tidak wajar, apakah keamanan yang harus ditingkatkan, kewaspadaan harus kita ditingkatkan, ini bagian civitas akademik, bagaimana pun mereka adik-adik kita," katanya.
4. Punya usaha di Blitar
Salah satu warga Desa Bendosari, Natun mengaku mengenal sosok korban.
Menurutnya, korban merupakan langganan nasi goreng di warung milik Natun.
"Saya buka warung nasi goreng. Kalau ke sini (Bendosari), korban sering beli nasi goreng di tempat saya. Anaknya kalem dan ramah," kata Natun.
Rumah Natun dan lahan yang digunakan usaha keluarga korban tidak jauh hanya berjarak sekitar 1 kilometer.
Dikatakannya, dulu lahan dan rumah milik orang tua korban di Desa Bendosari digunakan untuk usaha sayuran.
Belakangan, korban juga ikut usaha ternak ikan koi di lahan milik orang tuanya di Desa Bendosari.
"Saya tahu karena anak saya juga jualan ikan koi. Kadang pas korban ke sini (Bendosari) juga main ke rumah bertemu anak saya," ujarnya.
Natun seperti tidak percaya saat mendengar kabar korban meninggal dunia.
"Kalau tidak salah ingat, saya terakhir bertemu korban dua bulan yang lalu," katanya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mahasiswa Kedokteran Ditemukan Tewas di Pasuruan, Ini Penjelasan Universitas Brawijaya Malang"