Surya Militer

BIODATA Letda Tri Hartuti Martalena yang Rela Tinggalkan Eropa Demi Jadi Perwira TNI AD: Lulusan UB

Berikut profil dan biodata Letda Caj (K) Tri Hartuti Martalena Dame Simanjuntak yang rela tinggalkan mimpinya di Eropa demi jadi perwira TNI AD.

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Dispenad
Letda Tri Hartuti Martalena yang Rela Tinggalkan Mimpinya di Eropa Demi Jadi Perwira TNI AD. Simak profil dan biodatanya. 

SURYA.co.id - Berikut profil dan biodata Letda Caj (K) Tri Hartuti Martalena Dame Simanjuntak yang rela tinggalkan mimpinya di Eropa demi jadi perwira TNI AD.

Wanita yang akrab dipanggil Lena ini lahir dan besar di kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Melansir dari Dispenad, Ia merupakan Perwira kecabangan Ajudan Jenderal yang bersumber dari Sekolah Perwira Karir TNI lulusan tahun 2020.

Di usianya yang masih belia ia kehilangan sosok ayah yang meninggal karena sakit.

Lena pun melanjutkan hidup hanya berdua dengan ibunya karena kedua kakaknya pergi merantau ke luar kota.

Sembari menuntut ilmu di bangku SMA, Lena bertekad meringankan beban ibunya dengan berjualan pakaian untuk menutupi kebutuhan pribadinya.

Beratnya tantangan kehidupan di usia remaja tidak menjadi alasannya untuk tidak berprestasi di bidang akademik karena dari prestasinya itulah ia mendapatkan jaminan beasiswa.

Usaha berbuah manis, ia berhasil lulus seleksi undangan atau SNMPTN di Universitas Brawijaya (UB).

Prestasi Lena tidak berhenti sampai saat itu, di Jurusan Bahasa dan Sastra Prancis ia lulus dengan predikat cumlaude dalam kurun waktu 3 tahun 4 bulan.

Semua itu diraihnya sambil bekerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan hidup sekaligus mempersiapkan langkahnya ke Prancis.

Lulus S-1 dengan predikat cumlaude tidak membuat Lena berpuas diri, berbekal persiapan yang matang ia bertekad melanjutkan studinya langsung di tempat kelahiran bahasa yang selama ini ia pelajari, Prancis.

Jalan menuju Paris tentunya tidak mudah, ia menceritakan bagaimana sulitnya mencari keluarga sponsor dan proses pengajuan visa yang semua diurusnya sendiri.

Ia bahkan harus menjual satu-satunya sepeda motor miliknya untuk dapat mengantarkannya menginjakkan kaki di Prancis.

Terhitung satu minggu sejak lulus pendidikan S-1, Lena pergi mengadu nasib ke Paris, Prancis.

Sasaran pertamanya adalah Centre Culturelle La Paserelle Sannois, Île de France dimana ia berjuang untuk mendapatkan sertifikasi kemampuan bahasa Prancis DELF B2 yang menjadi syarat melanjutkan studi S-2 di sana.

Satu tahun berlalu, DELF B2 diraih dan peluang untuk melanjutkan pendidikan di Université Saint Denis pun terbuka lebar.

Namun yang mengejutkan adalah saat cita-cita sudah di depan mata ia malah memutuskan untuk kembali ke tanah air .

Kisah mengharukan terjadi saat sang ibu menghubunginya dan mengingatkan kembali janji yang pernah terucap oleh Lena kepada almarhum ayahnya.

Lena pernah berkomitmen untuk mewujudkan cita-cita sang ayah yang terkubur lama yaitu untuk menjadi prajurit abdi negara.

Saat itu pun Lena mengambil keputusan yang berat namun pada kemudian hari terbukti berbuah manis.

Setelah menjalani serangkaian pendidikan militer di antaranya pendidikan pertama Perwira Karir TNI, Pendidikan Kecabangan Perwira Ajudan Jenderal, Pendidikan Perwira Pelatih dan Pendidikan Intelijen Tempur, Lena pun mendapatkan tugas penempatan pertamanya di Pusat Pendidikan Pengetahuan Militer Umum (Pusdikpengmilum) Kodiklatad.

Lembaga ini dikenal sebagai pusat pendidikan yang salah satu tugasnya adalah menyelenggarakan kursus intensif beberapa jenis bahasa.

Ikut Misi Perdamaian PBB

Berbekal kemampuan akademik dan pengalamannya berbahasa Prancis, tidak butuh waktu lama (kurang dari satu tahun) untuk Lena mendapatkan kesempatan untuk mengikuti seleksi Pasukan Misi Perdamaian PBB.

Saat ini ia berada di Kongo dalam misi INDORDB 39D guna mendukung pasukan main body Batalyon Infanteri Mekanis 121 Macan Kumbang-Galang.

Jabatan yang diembannya pun pararel dengan latar belakang akademiknya yaitu sebagai Perwira Interpreter bahasa Prancis sekaligus merangkap sebagai Perwira Rohani.

Sehari-hari ia bertugas menerjemahkan dokumen berbahasa Prancis dan turun ke lapangan untuk menjembatani Komandan serta para prajurit saat berkomunikasi dalam Bahasa Prancis.

Ia juga bergabung dalam aksi CIMIC (Civilian Military Coordination).

Ke depannya Lena masih bercita-cita untuk melanjutkan pendidikan S-2 keilmuan bahasa Prancisnya dan terus mendedikasikan ilmu yang dimiliki kepada institusi TNI agar dapat memberikan sumbangsih pada kerja sama pertahanan Indonesia.

Menurutnya cita-cita yang diimbangi dengan usaha keras dan persiapan matang dapat menjadi modal kuat untuk dapat terus mengemban amanah sang ayah sekaligus meraih impiannya secara harmonis.

Ketika ditanyakan pesan kepada generasi muda Indonesia yang sedang memperjuangkan masa depan, dirinya mengatakan bahwa segalanya harus dilakukan melalui proses dalam kehidupan.

“Tidak ada yang kebetulan dalam hidup, meskipun dicambuk berulang kali oleh kehidupan, tetaplah berjuang. Satu hal yang pasti adalah waktu tidak pernah mundur ke belakang.

Waktu juga yang akan mengantarkan kita pada bongkahan berlian sebesar kerja keras yang telah dilakukan, " pungkasnya.

Sertu Sibarani Tinggalkan Keluarga demi Ikut Misi PBB

Berbicara soal misi perdamaian PBB, ada sosok Sertu Sibarani yang menarik diulas.

Prajurit TNI AD wanita tersebut rela tinggalkan keluarga untuk ikut misi Perdamaian PBB di Lebanon.

Sertu Sibarani merupakan anggota Kodam II/Sriwijaya.

Ia menjadi satu dari 9 prajurit Korps Wanita Angkatan Darat ( Kowad) yang terpilih bergabung dengan Satuan Tugas (Satgas) Yonmek TNI Konga UNIFIL XXIII-O Lebanon.

Sertu Sibarani mengaku mendapatkan pengalaman luas, dan bersyukur masih diberikan kesahatan oleh Allah SWT.

"Kesannya selama tugas di Lebanon, kita sangat bersyukur karena selama satu tahun, kita melaksanakan tugas tidak kekurangan satu apapun.

Ternyata hidup ini jika kita tidak pernah mencoba maka kita tidak akan tahu," kata Sibarani, Rabu (16/3/2022).

Seperti dilansir dari Sripoku dalam artikel 'Cerita Kowad Kodam II Sriwijaya Tugas di Lebanon, Satu Pekan Pertama Kami tidak Pernah Nangis'.

Wanita berparas cantik ini sendiri mengaku, ia bersama 8 Kowad lainya mengaku awalnya sempat ragu untuk bertugas di luar negeri ditengah konflik dan harus meninggalkan keluarga.

Namun sebagai seorang prajurit harus siap ditugaskan dimana saja.

"Ya, sempat ada keraguan baik saya  teman-teman yang lain, karena kami juga seorang ibu tapi kami juga seorang prajurit.

Di awal kami ragu tapi dengan kami menjalankan tugas dengan kepercayaan diri, serta dukungan dari keluarga, kami tetap semangat menjalankan tugas diluar negeri selama 1 tahun," paparnya.

Sosok Sertu Sibarani, Prajurit TNI AD Wanita yang Tinggalkan Keluarga dan Ikut Misi PBB di Lebanon
Sosok Sertu Sibarani, Prajurit TNI AD Wanita yang Tinggalkan Keluarga dan Ikut Misi PBB di Lebanon (handout/sripoku.com)

Ditambahkan Sibarani, sejak menjadi seorang prajurit TNI dirinyà bersama rekannya sudah tahu akan resiko pekerjaannya selama ini, dan harus tetap dilaksanakan secara semangat dan diharapkan dilindungi Allah SWT.

"Satu pekan pertama kita tidak pernah nangis, tapi kita sangat antusias mempelajari pengetahuan ataupun tugas baru kita di Lebanon," ucapnya.

Disisi lain, selama bertugas di Lebanon meski seorang prajurit wanita, apa yang bisa dilakukan dan sudah jadi perintah harus dilakukan.

"Tugas utama macam- macam, namun tetap semangat bergabung dengan Satgas sama dengan lain, dan kita tetap semamangat selama ini," tandasnya.

Sementara Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Agus Suhardi memberikan selamat datang di homebase, setelah dalam rangka mengemban tugas di Lebanon untuk bisa menjadi referensi untuk melaksanakan tugas lebih baik. 

"Tinggalkan masa lalu dan jadikan referensi dalam menyongsong tugas kedepan, dimana tugas di Lebanon sangat berbeda jauh dengan tugas di homebase.

Untuk itu segera menyesuaikan diri secepatnya dan adaptasi, sehingg tugas yang diberikan bisa dilaksankan secara maksimal," ungkap Pangdam seraya terdapat satu prajurit yang saat ini sedang dirawat di RSPAD karena sakit.

Ia pun berpesan kepada prajurit kebanggaannya yanh baru pulang tugas internasional tersebut, jelas mendapatkan pengalaman yang berarti dan financial yang bisa dimanfaatkan sebaik mungkin.

"Dimana diluar negeri mendapatkan banyak sesuatu, baik penglaman maupun financial, untuk itu kalian harus memanfaatkan sebaiknya untuk kepentingan kedepan.

Dimana pengalaman kami balik dari luar negeri mendapat duit banyak dibuang sia- sia dan ujung- ujungnya penyesalan," pungkas Mayjen TNI Agus Suhardi.

Sekedar informasi Satuan Tugas (Satgas) Yonmek TNI Konga UNIFIL XXIII-O Lebanon Yonif 141/AYJP TA 2020,  telah menyelesaikan tugasnya selama kurun waktu 1 tahun, dan menjadi Pasukan Perdamaian Dunia di bawah naungan United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL), di Lebanon.

Satgas Yonmek TNI Konga Unifil XXIII-0 Lebanon Yonif 141/AYJP bertugas dalam misi pemeliharaan perdamaian dunia di Lebanon dengan jumlah personel 317 orang, terdiri dari Yonif 141/AYJP 208 orang dan satuan jajaran Kodam II Sriwijaya sebanyak 109 orang.

Penugasan dilaksanakan selama 14 bulan, mulai bulan Desember 2020 hingga Februari 2022, dipimpin oleh Dan Kontingen Kolonel Inf Amril Haris Isya Siregar dan Dansatgas Letkol Inf Dani Indrajaya.

Keberhasilan Satgas Yonmek Konga XXIII-O Yonif 141/AYJP selama di Lebanon, adalah mampu mengamankan di seluruh AOR dan sepanjang Blue Line dari kelompok bersenjata, membantu peran fungsi pemerintah dan Lebanon Air Force menegakkan stabilitas keamanan di wilayah Lebanon dan melakukan perlindungan terhadap warga sipil.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved