Berita Gresik

Pengusaha Tempe di Gresik Minta Harga Kedelai Stabil

Harga kedelai yang menyentuh angka Rp 12 ribu per kilogram membuat pengusaha tempe di Gresik pasrah.

Penulis: Willy Abraham | Editor: irwan sy
willy abraham/surya.co.id
Aisyah, pengusaha tempe rumahan di Desa Klangonan, Kebomas, Gresik, Senin (21/2/2022). 

Ukuran kecil Rp 500 sedangkan yang besar Rp 6 ribu.

"Tadi pagi sudah habis, biasanya orang katering yang beli," kata Dewi lagi.

Aisyah (37) yang juga pengusaha tempe mengaku kenaikan harga kali ini paling parah.

Dia hanya bisa berharap agar pemerintah memiliki cara untuk menstabilkan harga kedelai.

"Saya beli kedelai dari agennya sudah mahal. Mohon pemerintah agar harga ini stabil, tidak tiba-tiba naik. Kami yang pengusaha kecil rumahan ini biar tidak bingung jualannya," kata Aisyah.

Dahulu, pengusaha tempe di Desa Klangonan khususnya di RT 09 cukup banyak.

Warga yang tidak produksi tempe di tahun 90an masih bisa dihitung jari.

Tahun ini kebalikannya, jumlah warga yang masih produksi tempe malah bisa dihitung jari.

Hanya lima sampai enam warga yang masih bertahan memproduksi tempe di RT setempat.

Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perindag Gresik, Agus Budiono mencatat sedikitnya ada lima bahan pokok yang mengalami kenaikan.

"Harga kedelai naik dari Rp 10.814 per kilogram menjadi Rp 11.029 perkilogramnya," kata Agus.

Selain harga kedelai bahan sembako yang ikut naik adalah bawang merah, cabai besar, cabai rawit dan telor ayam boiler.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved