PERBURUAN KKB PAPUA Memasuki Babak Baru, Polda Papua Gelar 2 Operasi dan Pakai Strategi Beda

Perburuan terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua kini telah memasuki babak baru. Polda Papua Gelar 2 Operasi dan Pakai Strategi Beda.

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
DOK SATGAS NEMANGKAWI via Tribun Jateng
Ilustrasi personel Satgas Nemangkawi. Perburuan terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua kini telah memasuki babak baru. 

SURYA.co.id - Perburuan terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua kini telah memasuki babak baru.

Polda Papua kini menggelar dua jenis operasi yakni Operasi Rastra Samara Kasih (Rasaka) dan Operasi Damai Cartenz.

Dua operasi ini juga menggunakan strategi beda dari operasi sebelumnya untuk menangani KKB Papua.

Dua operasi yang digunakan Polda Papua untuk menangani masalah KKBPapua ini menggunakan pola yang mengedepankan pendekatan kesejahteraan dan kebudayaan.

Dalam pelaksanaannya, Operasi Rasaka akan dilakukan di 23 Polres yang mencakup 24 kabupaten/kota.

Sedangkan Operasi Damai Cartenz akan dilakukan di lima kabupaten yang masuk dalam zona merah, yaitu Pegunungan Bintang, Yahukimo, Nduga, Puncak dan Intan Jaya.

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakiri dalam acara "Diskursus Pemolisian Polda Papua" di Jayapura, Selasa (15/5/2022) menyampaikan, cara lama untuk mengatasi KKB Papua akan diubah karena terbukti tidak mampu menyelesaikan masalah yang ada.

Pemerintah daerah, khususnya para bupati, diminta untuktampil di depan agar masyarakat tidak merasa canggung terlibat dalam kegiatan kepolisian.

 "Sudah bukan eranya kami polisi yang di depan. Sudah bukan era polisi sebagai pemain pengganti tapi kami mau mereka bekerja, kita di belakang," ujarnya, melansir dari Tribun Papua dalam artikel 'Pola Penanganan KKB Papua Diubah ke Pendekatan Kesejahteraan, Begini Kata Kapolda dan Bupati'.

Tidak hanya para bupati, seluruh unsur kemasyarakatan, mulai dari tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, akan dilibatkan dalam dua operasi tersebut.

Mengenai anggaran, Fakiri memastikan pendanaan kedua operasi murni menggunakan DPA Polda Papua yang didukung Mabes Polri.

"Saya juga berharap dengan kegiatan ini biarlah Pemda itu di depan dan kami semua percaya pemda mampu untuk mengajak semua masyarakat menuju kesejahteraan," kata Fakiri.

Komitmen turunkan angka kekerasan Fakiri menegaskan melalui Operasi Rasaka dan Operasi Damai Cartenz, Polri berkomitmen untuk menurunkan angka kekerasan.

Menurut dia, bila kekerasan dilawan kekerasan, maka masalah tidak akan pernah benar-benar tuntas sehingga pendekatan kesejahteraan dan kebudayaan diyakini bisa mengatasi hal tersebut.

"Kami akan berusaha mengurangi kekerasan kita bersama-sama Pemda akan mendorong bagaimana memewujudnyatakan kesejahteraan di tengah-tengah masyarakat yang tumbuh dari pada para pimpinan di daerah," kata dia.

Menyikapi kebijakan Polda Papua yang akan mengubah pola penanganan KKB, beberapa bupati memberi sambutan baik.

Bupati Puncak Willem Wandik memandang kebijakan itu sebagai solusi yang tepat untuk mengatasi masalah keamanan di pegunungan tengah Papua.

"Ini saya melihat kebijakannya tepat sehingga saat terjadi penembakan, Kapolres Dandim yang ada di sana mereka memegang teguh perintah negara dalam arti pendekatan damai itu," kata dia.

Diakui Wandik, bila stigma kekerasan masih menempel di sebagian masyarakat pegunungan ketika mereka berhadapan dengan aparat keamanan.

Karenanya Operasi Damai Cartenz yang akan dilakukan di Puncak diyakini mampu memotong jarak antara aparat keamanan dengan masyarakat.

"Kehadiran TNI dan Polri bukan menjadi musuh tetapi menjadi bagian untuk menciptakan keamanan di suatu daerah," ucapnya.

Selain itu Wandik juga mengakui bila masalah keamanan menjadi kendala utama dalam proses pembangunan di wilayahnya.

Dengan pola Operasi Damai Cartenz, ia berharap seluruh aktivitas pembangunan bisa dilakukan.

"Sehingga aktivitas warga maupun pendidikan berjalan baik dan pembangunan infrastruktur," kata Wandik.

Senada dengan Wandik, Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni juga menyambut baik upaya kepolisian dalam menangani KKB dengan melakukan pendekatan kesejahteraan dan kebudayaan.

Pola tersebut dianggap tepat karena dari sisi budaya sudah ada aturan adat mengenai penyelesaian masalah tanpa kekerasan.

"Apresiasi luar biasa karena ini akan bermanfaat untuk menangani masalah di Papua terutama daerah konflik," cetusnya.

Keinginan Kapolda Papua agar para bupati bisa berada di garda terdepan pun ia sanggupi.

Menurut dia, selama ini Pemkab Intan Jaya bersama Polres Yalimo telah bekerja sama dengan baik untuk mengatasi masalah KKB Papua.

"Pada prinsipnya pemda sudah mulai bersinergi dalam menangani konflik bersenjata.

Arahan seperti yang disampaikan Kapolda saya yakin dan optimis kita saling mendukung dalam pelaksanaan terutama penangan konflik di wilayah Intan Jaya," tutur Natalis.

Komandan KKB Papua Menampakkan Diri dan Beri Pernyataan Perang

Sementara itu, seorang komandan KKB Papua bernama bernama Aibon Kogoya baru-baru menampakkan diri dan memberikan pernyataan perang.

Kemunculan Aibon ini tepat setelah viral video seorang pria bernama Elkius Kobak muncul dan mengaku sebagai jenderal Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Elkius menyampaikan pernyataan sikap kepada pasukan TNI-Polri di Papua.

Tak lama kemudian, muncul Aibon Kogoya yang mengaku sebagai komandan KKB Papua di Ndullamo, Intan Jaya.

Aibon bersama beberapa anak buahnya memberi peringatan ke pemerintah Indonesia.

Dalam pesannya, Aibon menolak semua proyek pembangunan di wilayah Papua.

"Kami tidak minta jabatan, bupati, camat, proyek dan lain-lain. Saya mau minta merdeka," kata Aibon Kogoya dalam video yang diunggah kanal YouTube Suara Papua TV, Senin (14/2/2022).

Seperti dilansir dari Tribun Palu dalam artikel 'Komandan KKB Papua Keluar dari Hutan, Sebut Pemberontakan Berlanjut: Sampai Kiamat Kami Perang Terus'.

"Di atas tanah yang Tuhan berikan ini, saya akan berjuang. Tidak ada yang boleh ganggu," tambahnya.

Aibon juga menegaskan, tidak akan berhenti melakukan pemberontakan.

Ia hanya mau meletakan senjata jika pemerintah Indonesia menarik pasukan militer dari Papua.

"Indonesia Tuhan kasih tanah, ini tanah yang diberikan Tuhan untuk kami. Tidak ada yang boleh ganggu," katanya.

"Sampai dunia kiamat, kami akan perang terus sampai mereka angkat kaki dari tanah kami," tambahnya.

Di akhir pesannya, Aibon kembali menegaskan bakal menolak perusahaan-perusahaan yang ada di Papua.

Pernyataan perang dengan Indonesia pun disampaikan oleh Aibon.

"Kalian mau bawa proyek, perusahaan, kami tolak. Kami tutup telinga dan tidak akan dengar," katanya.

"Saya akan perang terus dengan Indonesia," tandas Aibon.

Sebelumnya, muncul seorang pria mengaku sebagai jenderal Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menguasai Yahukimo.

Pengakuan pria tersebut direkam dan videonya disebar di media sosial.

Video itu turut dibagikan juru bicara KKB, Sebby Sambom di akun Facebook pribadinya.

Dalam video itu, pria bernama Elkius Kobak menyampaikan pernyataan sikap kepada pasukan TNI-Polri di Papua.

Mulanya, Elkius Kobak menyampaikan soal wilayah kekuasannya di Yahukimo.

Ia menegaskan, TNI-Polri tak boleh memasuki wilayah tersebut.

“Siapa pun tidak bisa intervensi wilayah saya,” kata Elkius Kobak dalam video di kanal YouTube Suara Papua TV, Rabu (9/2/2022).

Seperti dilansir dari Tribun Timur dalam artikel 'Siapa Elkius Kobak? Tetiba Muncul Klaim Panglima KKB Papua, Tantang TNI-Polri Mencarinya di Markas'.

Selain menetapkan wilayah kekuasaan, Elkius Kobak juga menyampaikan pertanggungjawaban terhadap sejumlah serangan dalam satu tahun terakhir.

Ia mengakui, serangan terhadap TNI-Polri sejak tahun 2021 lalu di wilayah Yahukimo adalah ulah kelompoknya.

Elkius Kobak membantah serangan terhadap TNI-Polri dilakukan oleh warga sipil.

Oleh sebab itu, ia menantang TNI-Polri untuk berhadapan langsung di markasnya.

“Mulai dari tanggal 16 Agustus 2021 sampai 6 Februari 2022, yang melakukan penyerangan terhadap TNI-Polri itu adalah saya dan pasukan saya.

Maka itu, pihak TNI-Polri jangan salahkan masyarakat yang tidak tahu apa-apa,” kata Elkius Kobak.

“TNI-Polri silahkan cari saya di markas kami,” tambahnya.

Selain Elkius Kobak, pernyataan sikap juga disampaikan anggota KKB di Yahukimo.

Salah satu anak buah Elkius Kobak bahkan berani mengancam prajurit TNI-Polri.

“Di mana kami ketemu TNI-Polri, di situ kami baku makan,” katanya.

“Kami siap lawan TNI-Polri sampai Papua merdeka,” tambahnya.

Di awal tahun 2022, KKB makin gencar melakukan serangan terhadap aparat yang bertugas di wilayah Papua.

Terbaru, seorang prajurit TNI di Distrik Sugapa ditembak di bagian paha hingga peluru tembus.

Untungnya, korban tetap berada dalam kondisi sadar dan saat ini menjalani perawatan di RSUD Mimika, Papua.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved