Ritual Maut di Pantai Payangan Jember

TUNTUTAN Ayah Bripda Febriyan Duwi ke Pimpinan Ritual Maut di Jember, Masa Lalu Nurhasan Terungkap

Keluarga Bripda Febriyan Duwi menuntut Nurhasan, ketua ritual maut di Pantai Payangan, Jember, Jawa Timur diadili.

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Musahadah
surya/tony hermawan
Keluarga Bripda Febriyan Duwi menuntut Nurhasan (foto kanan), ketua ritual maut di Pantai Payangan Jember diadili. 

Paranormal sangat begitu melekat di diri Hasan. Tamu-tamu yang datang bukan hanya dari kalangan bawah.

Cukup banyak tamunya datang membawa mobil. Saking eksisnya, kemampuan ini sudah dijadikan dirinya sebagai pekerjaan. Sampai-sampai, dia bisa menghidupi dua istri dan dua anak.

"Kalau Pak Hasan dulunya ini kerja di Malaysia. Terus pulang. Kayaknya setelah itu, dia dikenal sebagai paranormal," ujarnya.

"Pak Hasan sama istrinya ketemu ketika kerja di Malaysia," sambung Budi Harto. 

Sementara itu, Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo mengatakan, hasil penyelidikan sementara Kelompok Tunggal Jati ini merupakan tempat pengobatan alternatif.

Akan tetapi, terkadang tujuan orang yang datang ke Hasan juga bermacam-macam. Ada yang ingin konsultasi masalah ekonomi, rumah tangga, atau pun kesehatan.

"Nah ini kesehatan secara fisik maupun batin. Bermacam-macamlah alasan orang yang datang dan bergabung," beber Hery.

Kebanyakan, pengikut Hasan dulunya adalah seorang pasien. Banyak pasien mengaku sembuh setelah datang ke Hasan. Keberhasilan itu sering diceritakan pasien-pasien ke orang lain. Sehingga cukup banyak yang tertarik menjadi pengikutnya.

"Kemudian mereka yang sembuh itu memberikan testimoni kepada satu atau dua orang, sehingga kemudian ikut" sambung Hery.

Pada prosesnya, tak hanya orang yang sakit yang datang ke Nurhasan.

Mereka yang punya masalah ekonomi hingga masalah keluarga pun mendatanginya. 

Masalah ekonomi itu antara lain ada yang ingin kaya.

Tak cuma mengobati, Nurhasan ternyata juga memberikan ilmu kepada pasiennya yang kemudian dia angkat sebagai pengikutnya. 

Bagi pengikut yang dinyatakan lulus, maka dia sudah bisa mengobati pasien lain. 

Seperti Sofiana Nazia (22) murid Nurhasan yang sudah empat tahun masuk di padepokan itu. 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved