Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
SOSOK Surono di Kasus Subang, Pria yang Bongkar 2 Perintah Yoris Pada Danu, Kini Khawatir Pergi Jauh
Inilah sosok Surono, pria yang membongkar perintah Yoris Raja Amanullah kepada Muhammad Ramdanu alias Danu dalam kasus Subang.
SURYA.co.id - Inilah sosok Surono, pria yang membongkar perintah Yoris Raja Amanullah kepada Muhammad Ramdanu alias Danu dalam kasus Subang.
Seperti diketahui, kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika ratu hampir 6 bulan ini belum terungkap.
Keluarga korban pun menjadi sorotan. Tak jarang dari mereka saling mencurigai satu sama lain.
Kini, sorotan datang dari Ayah Danu, Surono yang membongkar perintah Yoris kepada anaknya tak lama setelah jasad Tuti dan Amalia ditemukan pada Rabu (18/8/2021).
Surono merupakan kakak ipar dari korban Tuti. Adapun hubungan Danu dan Tuti adalah keponakan dan bibi.
Rumah Surono tak jauh dari rumah Tuti yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan.
Surono baru-baru ini muncul ketika Danu dituding terlibat dalam pembunuhan kejam tersebut.
Apa yang diungkap Surono terkait perintah Yoris kepada Danu untuk memantau TKP pembunuhan?
Surono mengungkapkan, Yoris pertamakali memerintahkan Danu pada hari kejadian, 18 Agustus 2018.
Perintah kedua, untuk tugas yang sama, perintah diberikan sehari setelah kasus Subang terjadi atau 19 Agustus 2021.
Selama ini, yang mencuat ke permukaan adalah perintah memantau TKP itu hanya pada 19 Agustus 2021.
Surono membongkar perintah Yoris saat berbincang di kanal Youtube Fredy Sudaryanto Sport yang diunggah Minggu (6/2/2022).
Sejauh ini, Surono masih banyak pertimbangan untuk bepergian jauh, terutama khawatir dibutuhkan polisi untuk pemeriksaan lanjutan kasus pembunuhan adik ipar dan keponakannya itu.
Surono menceritakan detik-detik dia menerima kabar duka yang menimpa ipar atau adik istrinya, Tuti Suhartini dan keponakan, Amalia Mustika Ratu.
Saat mendapat kabar itu, Surono mengaku sedang merantau bekerja di sebuah proyek di Majalangka.
"Siang-siang bekerja, saya dapat info dari ponakan istri.
"Wak, wak di rumah si Amel bi Inung ada perampokan," katanya.
Surono pun bertanya balik mengenai kabar Tuti dan Amalia.
Dan saat itulah dia mendapat kabar Tuti dan Amelia sudah meninggal dunia.
Kabar itu langsung membuatnya tidak tenang, bahkan tidak enak makan.
Dia berusaha menelepon Danu, tapi tidak tersambung.
"Dia (Danu) mungkin gak bawa HP," kata Surono.
Karena itu, ketika waktu istirahat, dia pamit ke bosnya untuk pulang ke Subang.
Surono berangkat dari Majalengka pukul 12.30 WIB dan tiba di rumahnya pukul 17.00 WIB.
Saat itu dia langsung menuju rumahnya untuk menaruh pakaian dari proyek.
Namun, saat tiba ternyata rumahnya sudah terkunci.
Dia kembali menelepon Danu untuk meminta kunci.
Saat itu Danu berada di TKP pembunuhan.
Setelah menyerahkan kunci, Danu pamit lagi ke Surono untuk ke TKP kembali.
"Katanya ditugasi sama A' Yoris ke sana (TKP) lagi," terang Surono.
Setelah Danu balik ke TKP, Surono lalu ke rumah Lilis, kakak korban karena semua keluarga berkumpul di sana.
Keesokan hari (19/8/2021) setelah jenazah dua almarhumah diautopsi lalu dibawa ke rumah Lilis untuk dimakamkan.
Proses pemakaman dimulai sekitar pukul 09.00.
Saat itu Danu tidak bisa hadir karena harus menjalankan tugas Yoris lagi untuk memantau TKP.
Danu mulai memantau sekitar lokasi pukul 07.00 WIB sehingga ketika jenazah dibawa ke pemakaman dia tidak menyertainya.
Baru, setelah dia mendengar jenazah sudah di pemakaman dia buru-buru menyusul ke pemakaman.
"Saya sempat lihat terakhir-terakhir," aku Danu.
Setelah di pemakaman, Danu kembali ke TKP untuk memantau lokasi sesuai tugas dari Yoris.
Saat itu lah dia melihat seseorang yang awalnya dia kira sebagai polisi masuk ke TKP.
Dia pun memotret oknum yang akhirnya diketahui seorang petugas bantuan polisi (banpol) itu untuk diserahkan ke Yoris.
Setelah itu Danu diajak oknum banpol itu masuk ke TKP dan menguras bak mandi tempat jenazah Tuti dan Amel dimandikan pelaku.
Terkait hal ini, Surono berharap pelaku dan dalang kasus ini segera terungkap.
"Kami berdoa supaya cepat terungkap, jadi bebas buat kami," katanya.
Diakui Surono, saat ini pihaknya khawatir jika harus bepergian jauh karena takut ada panggilan pemeriksaan lagi.
Surono mengaku sudah empat kali dimintai keterangan polisi sebagai saksi.
Dan selama penyelidikan kasus ini, dia terpaksa harus meninggalkan pekerjaannya sebagai pekerja di proyek di Majalengka.
Saat ini, dia mengandalkan ada orang yang mau memanfaatkan jasanya seperti memperbaiki alat-alat elektronik hingga mengelas.
"Karena kita gak merasa bersalah. Apa yang saya tahu saya sampaikan. Ya, nyantai saja," katanya. (TribunJabar)