Berita Malang Raya

Olah Minyak Jelantah, Mahasiswa UB Bisa Dirikan Perusahaan Zero Limbah

Sebuah gerakan yang bertujuan untuk melindungi lingkungan dan memperbaiki manajemen pengelolaan sampah di Indonesia.

Penulis: Benni Indo | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/benni indo
Ibu-ibu dari Kecamatan Bumiaji dengan pihak PT Zerolim seusai sosialisasi tentang penanganan limbah jelantah di Kantor Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. 

“Hasilnya kami menang, lalu kami dapat dana hibah. Jadi starting point-nya di situ,” ujar Fadli.

Apalagi masih tidak banyak pihak yang bergerak di sektor pengolahan jelantah.

Seiring waktu, Zerolim semakin berkembang dengan pendampingan universitas di bawah badan inovasi dan inkubator.

Menjadi pertanyaan banyak orang, mengapa harus jelantah? Fadli menjawab jelantah adalah persoalan lingkungan yang kerap ia temui di lingkungannya, terutama lingkungan perguruan tinggi.

Di sejumlah tempat dekat perguruan tinggi, banyak dibuka warung-warung makan.

Di sana, banyak sekali jelantah yang dibuang sembarang.

Padahal, pembuangan jelantah sembarangan tersebut tidak baik bagi lingkungan.

“Karena banyak ditemukan warung makan pinggir jalan. Itu banyak sekali di sekitar universitas, mahasiswa makan di situ. Dulu kami tidak berpikir jelantah, kami berpikir menyelesaikan masalah lingkungan, ketika kami datang, ternyata permasalah lingkungan yang berpotensi jelantah ini,” ungkapnya.

Berdasarkan pengalaman Fadli di lapangan, masih banyak pengelola warung yang bingung mengelola jelantah.

Ada yang dibuang langsung, ataupun dimasukkan terlebih dahulu ke botol.

“Jelantah bisa mencemari biota di sungai. Cahaya matahari juga tidak bisa masuk ke perairan. Semakin asam karena sering dipakai menggoreng, itu berbahaya bagi makhluk hidup. Kalau dibuang ke tanah, tanah menjadi tidak subur,” terangnya.

Sejak saat itu, konsen terhadap pengelolaan jelantah didalami. Berbagai program dijalankan, terutama menyasar kepada kesadaran masyarakat.

Mereka menggandeng para ibu-ibu rumah tangga untuk menjadi pahlawan, yakni orang-orang yang mengumpulkan minyak jelantah lalu ditukarkan dengan uang kepada PT Zerolim.

“Jadi ibu-ibu bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari limbah yang tidak terpakai. Di sisi lain tidak perlu modal. Ini yang kami angkat di publik, ini benar-benar bisa menghasilkan penghasilan sendiri,” terangnya.

Saat ini, PT Zerolim bisa menampung 50 ton jelantah per bulan.
Pasokan itu berasal dari masyarakat, skala industri besar, lalu home industri.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved