Berita Madiun
Di Kabupaten Madiun, KPAD Sulit Menjangkau ODHA, Ini Penyebabnya
Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD) Kabupaten Madiun mengaku semakin kesulitan untuk menjangkau para ODHA
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, MADIUN - Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD) Kabupaten Madiun mengaku semakin kesulitan untuk menjangkau para ODHA (orang dengan HIV AIDS).
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan sulitnya KPAD menjangkau para ODHA yang pertama adalah ditertibkannya lokalisasi.
Penertiban lokalisasi ini bertujuan agar para PSK meninggalkan pekerjaan sebelumnya dan mencari pekerjaan lain yang lebih baik.
Namun nyatanya, mereka justru kembali menjajakan diri di sejumlah tempat baru.
"Tidak adanya (lokalisasi) Gude (Desa Teguhan, Kecamatan Jiwan) ini mereka jadi berkeliaran, sehingga semakin sulit untuk menjangkau mereka agar kita berikan penyuluhan untuk menjaga kesehatan," kata Pengelola Program dan Keuangan KPAD Kabupaten Madiun, Lenny Dwi Ambarsari, Kamis (9/12/2021).
Baca juga: Duo Jagoan Mitsubishi Xpander dan Pajero, Jadi Tulang Punggung di GIIAS 2021 Surabaya
Lenny menyebutkan, para PSK tersebut mobilisasinya sangat tinggi, berpindah dari satu titik ke titik lainnya baik di dalam Kabupaten Madiun maupun ke luar daerah.
Faktor yang kedua adalah adanya prostitusi terselubung berkedok warung.
"Misalnya di arah jalan Ngawi itu ada beberapa warung, lalu stadion dan terminal Mejayan juga ada. Mereka memanipulasi warung sedangkan eksekusinya di belakang warung," lanjutnya.
Lenny pun harus berusaha mendekati secara personal ke masing-masing komunitasnya terutama ketua atau pentolan komunitas tersebut.
"Saya koordinasi dengan yang pegang sana, kita beri ketegasan kalau ada penertiban ya tidak boleh melawan karena itu resiko pekerjaan mereka," kata Lenny.
"Kita sudah berungkali mendekati agar mereka berhenti dari pekerjaannya. Tapi dia tanya balik ke kita apa kita bisa menghidupi keluarganya kalau dia berhenti bekerja," lanjutnya.
Saat ini, jumlah ODHA di Kabupaten Madiun mencapai 957 orang.
Dari jumlah tersebut sebaran paling banyak terdapat di Kecamatan Jiwan dengan jumlah 130 pasien.
Lalu Kecamatan Saradan 104 pasien, Kecamatan Pilangkenceng 90 pasien, Kecamatan Geger 84 pasien, Kecamatan Dolopo 71 pasien, sedangkan lainnya tersebar di kecamatan lain.