KKB Papua
Sepak Terjang Undius Kogoya Pimpinan KKB Papua yang Kehilangan Anggota, Serukan Perang di Intan Jaya
Sepak terjang Undius Kogoya, pimpinan KKB Papua yang baru saja kehilangan anggotanya, sudah cukup lama meneror Kabupaten Intan Jaya.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Sepak terjang Undius Kogoya, pimpinan KKB Papua yang baru saja kehilangan anggotanya, sudah cukup lama meneror Kabupaten Intan Jaya.
Undius Kogoya dan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang dipimpinnya pernah menyerukan perang di Intan Jaya.
Baru-baru ini, Undius Kogoya kehilangan salah satu anggotanya setelah baku tembak dengan Satgas Nemangkawi.
Melansir dari ANTARA, Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Kamal mengatakan anggota KKB Papua Marten Belau dilaporkan tewas dalam kontak tembak dengan Satgas Nemangkawi di Kampung Pisiga, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Baku tembak yang terjadi Senin (6/12) sekitar pukul 14.15 WIT.
Baca juga: Sosok Marten Belau Tewas & Pemasok Amunisi Ditangkap, KKB Papua Intan Jaya Kehilangan Banyak Anggota
Kombes Ahmad Kamal di Jayapura, Senin, mengatakan dari laporan yang diterima saat ini kondisi di wilayah itu relatif aman.
Anggota TNI-Polri melakukan patroli dan penjagaan di tempat-tempat rawan tindak pidana untuk mempersempit ruang gerak para pelaku melakukan aksinya.
Pihaknya juga menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga kamtibmas di Kabupaten Intan Jaya agar tetap aman dan kondusif.
Sementara itu terhadap kelompok- kelompok yang belum sepaham agar segera menyerahkan diri, karena aparat keamanan akan terus melakukan tindakan tegas dan terukur terhadap para pelaku, tegas Kombes Ahmad Kamal.
Lantas, seperti apa sepak terjang KKB Papua Undius Kogoya?
Gangguan keamanan yang dilakukan oleh kelompok separatis pimpinan Undinus Kogoya telah membuat keresahan bagi sejumlah masyarakat di Intan Jaya.
Ada seitar 500 orang yang terpaksa meninggalkan kampung dan berlindung di Gereja ataupun pos-pos keamanan.
Menurut sumber yang tidak mau disebutkan identitasnya mengatakan KKB sering kali KKB mengancam dan memeras harta benda masyarakat di perkampungan.
“Beberapa kali OPM datang ke rumah warga untuk mendapatkan sejumlah bahan makanan dengan cara mengancam pakai senjata,” jelasnya.
Aksi-aksi tersebut kata dia yang akhirnya membuat warga merasa takut dan memilih mencari tempat yang dirasa lebih aman.
“Mereka semua merasa sangat takut dan pergi dari rumah masing-masing,” jelasnya.
Ia juga membeberkan Agustina Ondou (21) yang tertembak di Kampung Mamba merupakan ulah dari KKB.
Peristiwa bermula ketika kelompok separatis yang diduga berjumlah belasan orang terlebih dahulu melakukan penyerangan ke arah pos TNI.
Karena situasi tersebut korban yang merasa panik mencoba berlari mengamankan diri. Namun tiba-tiba korban ditembak oleh kelompok separatis.
“Waktu itu korban dalam perjalanan pulang dari pasar. dia panik, akhirnya mencoba lari untuk mengamankan diri. Mungkin karena dia lari itu yang menarik perhatian dari kelompok separatis, dan akhirnya ditembak begitu saja dengan dalil supaya bapak aparat dituduh pelakunya,” bebernya
Agustina Ondou diketahui mengalami luka tembak pada pinggang dan pelipis kanannya.
Pasca peristiwa tersebut korban langsung dievakuiasi oleh sejumlah pemuda, aparat pemerintah dan anggota TNI ke Puskesmas Yokatapa.
Ditambahkan bahwa saat ini korban telah dirujuk menggunakan pesawat ke RS Mitra Masyarakat di Kota Timika guna penanganan lebih lanjut.
Berikut daftar kekejaman pimpinan OPM Undius Kogoya dan pasukannya:
- 8 Agustus 2020, melakukan serentetan tembakan di wilayah Kampung Oesiga, Kabupaten Intan Jaya, dalam peristiwa nihil adanya korban jiwa.
- 15 Agustus 2020, Penembakan terhadap tukang ojek di Intan Jaya, dalam peristiwa itu tukang ojek bernama Laode Janudin tewas dilokasi kejadian.
- 18 Agustus 2020, Pembakaran terhadap escavator di Intan Jaya hingga menyebabkan hangus
- 14 September 2020, Penembakan terhadap 2 orang tukang ojek di Distrik Sugapa Intan Jaya, hingga melukai Laode dan Fatur.
- 17 September 2020, Penganiayaan terhadap masyarakat sipil di Kampung Bilogai, Distrik Sugapa, Intan Jaya, hingga menyebabkan seorang warga bernama Badawi meninggal dunia
- 17 September 2020, terlibat kontak tembak dengan personel Satgas Apter Hitadipa di Kampung Sugapa Lama, hingga menyebabkan Serka Sahlan meninggal dunia.
- 18 September 2020, Penembakan terhadap pesawat yang akan mengevakuasi Serka Sahlan di Intan Jaya.
- 19 September 2020, Kontak tembak dengan personel Satgas Apter Hitadipa di Kampung Hitadipa, Intan Jaya hingga menyebabkan Pratu Dwi Akbar meninggal dunia. Lalu kontak tembak juga dengan personel Koramil persiapan Hotadipa, akibatntya pendeta Yeremias Y tewas tertembak
- 23 September 2020, Penembakan terhadap Apkam di depan kantor Bupati Intan Jaya
- 25 September 2020, Kontak tembak dengan Apkam TNI di Bandara Sugapa
- 30 September 2020, Aksi penembakan terhadap Mapolsek Sugapa
- 4 Oktober 2020, Aksi penembakan terhadap rombongan Dir Krimum dan Dasat Brimob di Distrik Sugapa
- 5 Oktober 2020, Aksi kontak tembak dengan personel TNI/Polri di Kodim Apter Distrik Sugapa
- 7 Oktober 2020, Aksi penembakan oleh OTK terhadap pewarta Agustinus Duwitau di Damogoa hingga terluka
- 8 Oktober 2020, Aksi penembakan terhadap pesawat di Bandara Bilogal Intan Jaya
- 9 Oktober 2020, Aksi penembakan rombongan Tim Pencari Fakta Kemenkopolhukam di Distrik Sugapa, atas kejadian anggota TPF Bambang terluka dan Sertu Faisal dan Pratu Ginanjar terluka.
Taktik KKB Papua Pegunungan Bintang Pancing TNI-Polri
Sementara itu di wilayah lain, KKB Papua di Kabupaten Pegunungan Bintang menggunakan taktik licik untuk memancing aparat TNI-Polri.
Mereka sengaja membakar bangunan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Oksibil di Distrik Serambakom pada Minggu (5/12/2021).
Aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) membakar SMA ini diduga sebagai umpan untuk memancing TNI-Polri agar datang ke lokasi.
Saat TNI-Polri datang, maka mereka akan menembakinya dari kejauhan.
Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Cahyo Sukarnito menduga, pelaku pembakaran adalah KKB Papua pimpinan Lamek Taplo.
"Memang benar ada pembakaran terhadap salah satu bangunan di SMAN 1 dan anggota sudah melakukan olah TKP," kata dia, dilansir dari Antara.
Keterlibatan KKB Papua itu salah satunya didasarkan pada sebuah video yang beredar di media sosial.
Dalam video tersebut, KKB Papua menyatakan bertanggung jawab atas pembakaran gedung SMAN 1 Oksibil dan mengancam terus melakukan aksi.
Cahyo mengatakan, sekolah tersebut memiliki 11 unit bangunan yang semuanya terbuat dari kayu.
Adapun bangunan yang dibakar adalah dua gedung yang terdiri dari tiga kelas beserta ruang guru dan kantor.
Di lokasi kejadian, petugas gabungan menemukan jeriken ukuran lima liter berisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite yang diduga digunakan untuk membakar bangunan.
Dari pengecekan di lokasi kejadian, KKB Papua memang sengaja membakar bangunan tersebut untuk memancing aparat.
Sebab, di sekitar lokasi juga ditemukan jejak-jejak kaki.
"Kami menduga, para pelaku sengaja memancing dan bila aparat keamanan langsung merespons, maka mereka akan menembaki dari ketinggian," tutur AKBP Cahyo.