Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Sengaja Beri Kesaksian Berbeda Agar Terbagi Kubu? Ini Kata dr Hastry
Pembunuh di Subang kemungkinan para pelakunya sengaja menyetting dengan membuat kubu-kubuan dan memberikan saksi yang berbeda-beda dan berubah-ubah?
SURYA.CO.ID - Belum terungkapnya kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang membuat banyak asumsi beredar.
Termasuk, kemungkinan para pelakunya sengaja membuat settingan dengan mambagi kubu-kubuan dan memberikan saksi yang berbeda-beda serta berubah-ubah untuk mengecoh polisi.
Terkait hal ini, dokter ahli forensik Mabes Polri Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti mengatakan kemungkinan itu bisa saja terjadi.
"Bisa aja disetting karena kejahatan semakin canggih, dan mereka seperti sudah ada perencanaan yang matang," kata dr Hastry dikutip dari channel youtube Denny Darko, Senin (29/11/2021).
Dr Hastry juga tidak menyangkal ada motif lain di balik pembunuhan yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Baca juga: Siapa Jujur dalam Kasus Subang, Yosef atau Danu? Soal Kontroversi Puntung Rokok dan Keluar Dinihari
Bisa jadi motif itu terkait dengan uang dan ekonomi.
Karena motif itu lah, yang membuat sebenarnya pembunuhan itu hanya menyasar pada seseorang, tetapi akhirnya yang terbunuh lebih dari satu.
"Mungkin dari dua jenazah, sebenarnya hanya satu. Tapi yang satu, kenapa ikut meninggal padahal bukan TO (target)?
Ya, mungkin waktu itu dia melihat. atau pelakunya pengen menghilangkan jejak sekaligus, biar tidak dikenal," terang dr Hastry.
Menurut dr Hastry, secara teori, pembunuhan berencana lebih dari satu.
"Tapi kalau jenazah dua atau tiga, saya yang sering hadapi kasus, bisa ebih dari satu. Karena korban pasti melakukan perlawanan. Kalau sendiri gak mungkin menyelesaikan, membawa kemana-mana. Minimal ada yang bantu," katanya.
Profil Pelaku
Dokter Hastry memastikan, dalam kasus ini polisi tidak membutuhkan pengakuan pelaku.
Menurutnya, bukti-bukti ilmiah seperti DNA, tes kebohongan dan tulisan sudah bisa menjerat pelakunya.
Dalam pengumpulkan bukti ilmiah ini pihaknya juga memprofile pelakunya. '
Salah satunya yakni profil merokoknya.
"Ada orang merokok berbeda-beda. Dari mereknya, cara pegangnya dan dari sisa rokoknya. Kita lihat dan kita profil semua.
KIta amati waktu dia ditanya-tanya, dikasih rokok," ungkapnya.
Menurut dr Hastry, meski pelak berusaha menghilangkan proifil-nya, hal itu akan susah sekali karena sudah menjadi kebiasaan.
"kebiasaan itu susa,. tak diduga," katanya.
Menurutnya, dengan mengetahui kebiasaannya maka akan langsung mengerucut.
"Ada bukti, ada rekamannya, dibandingkan nanti. Dia tidak bisa mengelak lagi. Pasti dimasukkan di BAP," tukasnya.
Puntung Rokok dan Nasi Soreng

Seperti diketahui, masalah puntung rokok ini menjadi materi penting yang ditanyakan penyidik ke para saksi termasuk ke Yosef dan Danu pada Jumat (26/11/2021).
Ya, pada pemeriksaan ke-16 kalinya kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang , Yosef ditanyai pertanyaan baru terkait nasi goreng dan puntung rokok di TKP.
Selain Yosef, saksi lain yang ditanyai puntung rokok adalah Muhammad Ramdanu (21) alias Danu.
Menyusul pertanyaan nasi goreng dan puntung rokok, pengakuan Danu soal keluar rumah membeli nasi goreng pada pukul 3 subuh di hari kejadian kembali mencuat.
Hal ini diungkap kuasa hukum Yosef, Rohman Hidayat saat diwawancarai beberapa waktu lalu.
Rohman Hidayat mengatakan, saat pemeriksaan penyidik menunjukkan foto meja makan yang terdapat nasi goreng dan makanan lain.
"Terus ditanyakan ke Pak Yosef, pernah nggak waktu berangkat tanggal 17 malam ke rumah Bu Mimin melihat nasi goreng ini? Dan Pak Yosef tidak melihat" ujar Rohman, saat dihubungi, Jumat (26/11/2021).
Terkait puntung rokok, kliennya mengaku ketika pergi ke rumah istri mudanya, asbak di rumah itu masih kosong, tidak ada puntung rokok.
"Penyidik nanya soal asbak. Tapi Pak Yosef bilang kosong. Kan pada waktu itu nerima tamu, tapi tidak lama dan tidak sempat membuang rokok di asbak. Jadi, dia ingat betul bahwa asbak yang di ruang tamu itu kosong pada saat Yosef keluar rumah," katanya.
Dengan pertanyaan menjurus soal kehadiran nasi goreng dan puntung rokok di rumah kasus Subang, diduga ada pihak lain yang datang.
"Bisa jadi ada yang datang ke rumah, tapi pak Yosef tidak tahu," ucap dia.
Terkait puntung rokok di TKP, ternyata selain Yosef saksi lainnya yaitu Danu juga ditanyai soal puntung rokok.
Kendati begitu, tak dijelaskan secara detail oleh pengacara Danu terkait pertanyaan puntung rokok tersebut.
Mendapati Danu ditanyai puntung rokok hingga mencuat temuan nasi goreng di TKP, publik kembali mempertanyakan pengakuan Danu sebelumnya.
Sebelumnya, Danu disebut-sebut sebagai saksi kunci Mr X yang dicurigai karena disebut-sebut DNA-nya berada di TKP.
DNA Danu disebut-sebut berada dalam temuan polisi di TKP.
Mulai ditemukan di puntung rokok hingga jejak Danu yang ada di mobil Alphard, tempat Tuti dan Amalia ditemukan.
Bahkan pada saat polisi melakukan olah TKP, anjing pelacak menggonggong kepadanya.
Kendati begitu, Danu membeberkan alibinya terkait jejaknya ada di TKP karena sempat membantu polisi di TKP sehari setelah penemuan mayat di Subang tersebut.
Danu mengaku diminta membantu polisi kini dikenal sebagai Banpol mulai dari memasang lampu di TKP hingga menguras kamar mandi TKP.
Pengakuan Danu Keluar Jam 3 Subuh
Selain hal itu, publik juga mempertanyakan teka-teki nasi goreng dengan pengakuan Danu terdahulu.
Sebelumnya sempat ada kontroversi terkait pengakuan Danu selain dimintai bantuan Banpol, ia mengaku keluar rumah pukul 03.00 dinihari di hari kejadian.
Pengakuan Danu keluar rumah pukul 03.00 itu terlontar dari pernyataan Ki Anom dan Kades Jalan Jagak.
Keduanya mengaku Danu memberikan pengakuan saat berbincang lama dengan pemuda 21 tahun tersebut.
Dalam kanal YouTube Ki Anom, Danu sempat mengatakan keluar rumah untuk membeli nasi goreng di sebuah warung dekat lokasi kejadian, Dusun Ciseuti, Desa Jalancagak, Kabupaten Subang.
Di video itu, Danu mengaku pergi sekitar jam 3 namun warung nasi goreng itu tutup.
Ia kemudian putar arah untuk pulang ke rumah. Di perjalanan, ia melewati rumah Tuti Suhartini dan Amalia.
Dalam pengakuannya kepada Ki Anom dan Kades Jalan Cagak, Danu mengaku melihat laki-laki dan perempuan berjarak sekitar 25 meter sebelum dia melewati rumah Tuti.
"Danu kemudian memutarbalikkan motor hampir 20-25 meter ke arah TKP. Dan di situ Danu mengatakan, kalau dia melihat sosok wanita dan laki-laki dan jelas melihat siapa orang tersebut," kata Ki Anom menceritakan ulang pengakuan Danu.
"Itu pas malam kejadian, pas tanggal 18," tambah Ki Anom.
Disebutkan Danu kepada Ki Anom dan Kades Jalan Cagak, kedua orang itu berumur sekira 25 tahun.
Ketika memberikan pengakuan ini, Danu sampai rela bersumpah di depan Ki Anom dan Kades Jalan Cagak.
"Danu bersumpah kepada kami, demi Allah, kalau dia melihatnya. Tidak ada tekanan sama sekali dari kami dan Pak Kades," ucap Ki Anom.
Namun, pernyataan itu ditarik lagi. Danu mengaku pada dini hari itu ia tidur.
Keterangan itu juga dikonfirmasi orangtua Danu.
Kendati begitu, pengakuan Danu keluar rumah membeli nasi goreng tersebut diklarifikasi kuasa hukumnya, Achmad Taufan.
Kuasa hukum Danu, Achmad Taufan mengatakan kliennya tidak keluar rumah jam 3 pagi di hari perampasan nyawa Tuti dan Amalia.
Pernyataan Danu sebelumnya diklarifikasi dalam kanal YouTube Misteri Mbak Suci.
"Kalau sampai saat ini Danu meyakini pada hari H itu tidur selaras dengan jawaban ibu dan bapaknya," katanya.
Achmad Taufan menjelaskan alasan Danu tidak konsisten dalam memberikan pernyataan.
Hal tersebut berkaitan dengan psikologis. Rasa tegang dan terpukul harus mengalami kejadian tragis di usia muda mempengaruhinya.
"Kami dari kuasa hukum bisa memaklumi bahwa Danu ini masih sangat muda dan di usia muda mengalami kejadian luar biasa."
"Kadang di-BAP ingat kejadian ini ya disampaikan, ingat ini ya disampaikan. Masuk kantor polisi juga mungkin baru kali ini," tambahnya.
Achmad Taufan mengatakan Danu telah meluruskan pernyataan sebelumnya.
"Keadan psikologis dia ini yang mungkin membuat beliau sempat dari pemeriksaan yang lama dan hari ini sempat berbeda-beda. Danu sudah mengakui yang harus diluruskan," ujarnya.
>>Update berita terkini kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang