Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
Isu Oknum Polisi Terlibat Pembunuhan di Subang Diduga Penyebab Penanganan Lamban? Ini Respons Polres
Tabir gelap pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang belum terungkap, membuat para warga menduga penyebab lambannya pengungkapan kasus.
SURYA.co.id - Tabir siapa pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat belum terungkap, membuat para warga mempertanyakan kinerja penyidik kepolisian.
Isu oknum polisi terlibat dalam kasus Subang pun menyeruak hingga dipertanyakan kepada Polres Subang. Netizen menduga, adanya dugaan oknum polisi terlibat menjadi penyebab lambannya pengungkapan kasus tersebut.
Dugaan oknum polisi terlibat berawal dari pengakuan saksi kunci Muhammad Ramdanu alias Danu beberapa waktu lalu. Danu menceritakan seorang polisi dari Polsek Jalancagak menyuruhnya membersihkan bak dikamar mandi dan masuk ke mobil Alphard.
Belakangan, kamar mandi tersebut dijadikan tempat memandikan jasad korban Amalia Mustika Ratu dan Tuti Suhartini. Setelah dimandikan, kedua jasad tersebut ditumpuk di bagasi Alphard. Sidik jari Danu pun berceceran di kamar mandi dan mobil Alphard.
Kini, kasus pembunuhan di Subang itu memasuki hari ke-76. Polisi sudah memeriksa 54 saksi. Kasus ini menjadi perhatian pusat. Tak ayal, tim dari Badan Inetelejen Negara (BIN) dan penyidik dari Mabes Polri pun diturunkan untuk mengusut kasus tersebut.
Baca juga: Danu Dicecar Sosok Pemuda & Wanita Misterius di TKP Jam 3 Pagi Pas Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
Terkait dugaan netizen keterlibatan oknum polisi dalam kasus ini, melalui laman akun media sosialnya, Polres Subang menjawab beberapa pertanyaan dari masyarakat perihal perkembangan penyelidikan polisi soal kasus pembunuhan ibu dan anak tersebut.
"Masih nunggu info tersangka pembunuhan ibu dan anak Subang ah," tulis akun Madypermady.
Melihat komentar tersebut, pihak Polres Subang pun membalas pertanyaan tersebut dan meminta kepada masyarakat untuk bersabar, membantu doa agar pelaku pembunuhan segera terungkap.
"Jajaran sat Reskrim Polres Subang sedang bekerja keras dalam menangani kasus ini, mhon bersabar dan bantu doa nya ya pak/bu," balas akun Polres Subang.
Baca juga: Inilah Sosok Oknum Polisi Suruh Danu Bersihkan TKP Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Anggota Polsek
Polisi juga menjawab kecurigaan masyarakat terkait lambannya polisi mengungkap pelaku kasus pembunuhan Subang. Apalagi baru-baru ini dituding ada oknum polisi yang berperan dalam kasus Subang.
"Kayaknya ada oknum polisi dalam berperan jdi lama terungkap, di kasus pembunuhan tuti amel, smoga cpt trungkap, allahuakbar," tulis akun wahidin.nawawi1.
Polres Subang menanggapi komentar tersebut, "Kami pastikan tidak ada oknum polisi yg memperlambat kasus ini pak. Karena semua jajaran sat Reskrim sedang bekerja keras dlm menangani kasus ini. Mohon doanya," balas akun Polres Subang.
Kriminolog duga pembunuhan berencana
Sementara itu, lamanya kasus Subang terkuak diduga oleh kriminolog Yesmil Anwar karena adanya pembunuhan berencana. Hal itu menjadi penyebab kasus sulit diungkap.
"Ya, memang ini pembunuhan berencana, karena sudah jelas mayatnya tidak dibunuh di situ, TKP-nya bukan di sana. Jadi pembunuhan berencana biasanya lebih sulit dalam proses penyelidikannya," ujar Yesmil Anwar saat dihubungi Tribun Jabar pada Sabtu (30/10/2021).
Yesmil Anwar mengatakan, untuk mengungkap kasus ini diperlukan sarana dan prasarana yang menunjang. Satu di antaranya adalah kelengkapan alat digital forensik.
Baca juga: Danu Diperiksa 2 Hari Beruntun, BIN Dilibatkan dan Polisi Hati-hati Tetapkan Tersangka Kasus Subang
"Menurut saya, kita agak tertinggal dalam digital forensiknya. Polisi sulit untuk bergerak lebih banyak seperti mengumpulkan saksi, bukti dan sebagainya, karena untuk penegakan hukum selain sudah ada peraturan perundang-undangannya. Penegak hukumnya harus profesional dan harus ada fasilitas, sarana-prasarana untuk itu," kata Yesmil Anwar.
Selain masalah digital forensik, polisi juga diduga kesulitan mengumpulkan keterangan saksi di sekitar lokasi kejadian. Hal itu lah yang membuat polisi belum berhasil mengungkap tabir di balik kasus pembunuhan ibu dan anak ini.
Namun, dalam perkara ini menurut Yesmil Anwar, polisi tak perlu mengejar pengakuan. Sebab, pengakuan tidak akan membuahkan kebenaran materiil.
"Saya pikir ini tantangan bagi pihak kepolisian, karena di awalnya sudah terlalu menekankan pada pengakuan orang yang disangka, karena memang kalau kejahatannya itu pangkalnya tiga, kekuasaan, uang, dan hubungan sosial, mungkin dalam hal ini harus ditelusuri semuanya. Jadi kalau mau diulang lagi (penyelidikannya), tidak jadi masalah," ucap Yesmil Anwar.
Yesmil Anwar mendukung langkah kepolisian meminta bantuan di atasnya atau lembaga lain untuk bersinergi. Namun tetap harus didukung dengan sarana-prasarana yang menunjang.
"Ya, itu bagus sekali. Itu menunjukan polisi antusias mengungkap ini, tapikan apa yang dimaksud bantuan itu, apakah orang atau sarana prasarana, karena itu dibutuhkan juga, yang jelas agak sulit kalau melakukan penyelidikan dan penyidikan tanpa bantuan digital forensik," kata Yesmil Anwar.
Danu punya bukti foto
Beberapa waktu lalu, Danu memberikan pengakuan mengejutkan terkait kasus Subang. Keponakan Tuti ini mengaku sehari setelah penemuan mayat Tuti dan Amalia ia dimintai bantuan oleh oknum polisi.
Ia masuk TKP hingga diminta membersihkan bak mandi yang diduga lokasi perampasan nyawa Tuti dan Amalia tersebut. Meski pengakuan Danu tersebut sempat dikira bohong, dikatakan kuasa hukum Danu pernyataan keponakan Tuti itu diyakininya benar adanya.
"Masuk, betul, masuk ke dalam rumah dan membersihkan bak mandi,” ungkap Achmad Taufan, kuasa hukum Danu dikutip dari Youtube Heri Susanto, (31/10/2021).
Lebih lanjut Acmad Taufan mengatakan pernyataan Danu tersebut sudah disampaikan dalam BAP. Termasuk alasan Danu masuk ke TKP pada 19 Agustus 2021 tersebut.
Selebihnya pihaknya menyerahkan hasil pemeriksaan tersebut kepada kepolisian. Lalu, siapa sosok oknum polisi yang disebut-sebut Danu tersebut ?
Saat disinggung sosok oknum polisi yang memintai Danu membersihkan bak mandi tersebut kuasa hukum Danu, Achmad Taufan memberikan jawaban. Diketahui oknum polisi yang dimaksud ternyata merupakan Banpol.
Banpol merupakan kepanjangan dari bantuan polisi identik dengan seseorang yang tugasnya membantu polisi secara sukarela. Dari keterangan yang disampaikan, kuasa hukumnya mengatakan Danu mengenal oknum polisi tersebut.
“Kalau dalam pernyataan Danu tadi mengenal ya,” ungkap Achmad Taufan.
Tak sampai di sana, ia juga mengungkapkan sosok polisi tersebut sehari-hari ada di Polsek Jalan Cagak, Kabupaten Subang. Adapun alasan Danu bisa masuk TKP, Achmad Taufan menceritakan kronologinya berdasarkan keterangan Danu.
Ia menceritakan sehari setelah penemuan mayat Tuti dan Amalia (19/8/2021) diminta menjaga TKP oleh Yoris dan keluarga. Saat itu, Danu memantau TKP di sekitar SMA di Jalan Cagak.
Namun, Danu melihat seseorang menghampiri TKP dan langsung menghampirinya. Sebagai bukti, Danu bahkan sempat mengambil foto oknum yang masuk ke TKP tersebut.
“Sempet foto juga Danu, foto oknumnya dan menghampiri beliau gitu,” ujarnya.
Dari keterangan Danu, oknum tersebut membuka pintu dengan kunci yang dibawanya. Oknum Banpol yang Menyuruh Danu akan Diusut Tuntas
Achmad Taufan mengatakan semua keterangan Danu terkait oknum Banpol meminta membersihkan bak mandi di TKP itu sudah dituangkan dalam BAP.
Kini, pihaknya menyerahkan pemeriksaan itu kepada kepolisian untuk diusut tuntas. Beberapa waktu lalu muncul pengkuan mengejutkan Danu yang kontroversi.
Lewat sebuah kanal YouTube, Danu memberikan pengakuan mengejutkan bahwa dirinya sempat diminta bantuan oknum polisi di TKP. Dari pengakuannya itu, Danu masuk TKP hingga diminta membersihkan kamar mandi.
Kini babak baru pengakuan Danu tersebut akan diusut tuntas tim penyidik dan kepolisian. Hal ini diungkap kuasa hukum Danu, Achmad Taufan, dikutip Tribunjabar.id dari tayangan Heri Susanto (31/10/2021).
Dua hari berturut-turut, Danu bahkan kembali menjalani pemeriksaan terkait kronologi kejadian penemuan mayar Tuti dan Amalia tersebut.
Selain itu, tim penyidik Polres Subang juga melakukan klarifikasi dan konfirmasi terkait pengakuan kontroversi Danu tersebut.
Pada pemeriksaan keduanya, kuasa hukum Danu bersyukur karena mendapat keadilan untuk membongkar kesaksian dan pengakuan Danu tersebut.
Danu kembali dipanggil untuk memenuhi undangan penyidik sebagai saksi.
Kuasa hukum Danu, Achmad Taufan, mengatakan, pemeriksaan kedua Danu seputar kronologi di tanggal 19 Agustus 2021, atau sehari setelah penemuan mayat ibu dan anak di Subang tersebut.
Selain itu, pemeriksaan itu juga difokuskan pada inidikasi kegiatan Danu yang masuk ke TKP.
“Khususnya pada saat Danu yang masuk ke TKP, terkait oknum yang katanya polisi atau Banpol. Nah, tadi lebih menekankan ke situ,” ujar kuasa hukum Danu, Achmad Taufan.
Achmad Tarufa membenarkan pengakuan Danu tersebut nyata adanya dan melibatkan oknum Banpol tersebut.
Dari pengakuan Danu yang kini diminta klarifikasi polisi tersebut, kuasa hukum Danu merasa bersyukur.
Menurutnya, keterlibatan oknum tersebut pun harus dibongkar karena janggal.
“Ini kita ikut bersyukur karena memang case ini harus kita bongkar.”
“Karena TKP ini, ini kejadian satu hari setelah kejadian, sehingga menurut kami, kejadian Danu membersihkan kamar mandiri harus diusut tuntas." ucapnya.
BIN Turun Tangan
Setelah pemeriksaan pertama selesai pada Kamis kemarin, Achmad mengatakan Danu masih akan diperiksa pada Jumat (29/10/2021).
Pemeriksaan kali ini tergolong berbeda dari biasanya.
Dari keterangan kuasa hukum Danu, pemeriksaan kali ini hadir sejumlah pihak.
Pemeriksaan tersebut didampingi anggota Polda Jabar, Bareskrim Polri serta ahli Forensik Polri.
Belakangan diketahui ahli forensik Mabes Polri yang turut menangani kasus Subang itu adalah Kombes Sumi dr Hastry Purwanti.
Sayangnya, saat ditemui dan hadir dalam pemeriksaan kali ini dr Hastry tidak memberikan keterangan apapun.
Selain itu, dikutip dari TribunWow.com, ternyata juga turut hadir perwakilan dari Badan Intelijen Negara ( BIN) yang ikut dalam pemeriksaan tersebut.
Hal tersebut diungkap oleh kuasa hukum Danu.
Achmad, kuasa hukum Danu itu mengatakan tim penyidik dan kepolisian bekerja keras untuk mengungkap kasus Subang tersebut.
"Mereka benar-benar bekerja keras untuk menuntaskan kasus ini," ujar Achmad.
Sementara kuasa hukum Danu lainnya, Ahid Syahroni menegaskan pihaknya berkeyakinan bahwa Danu tidak terlibat dalam kasus Subang tersebut.
Namun, Ahid menjelaskan posisi Danu dalam kasus Subang itu ia analisis memang tidak tepat.
“Insyaallah kita sampai saat ini masih bekeryakinan bahwa Kan Danu ini tidak terlibat dalam persoalan ini.”
“Cuman, beliau adalah orang yang memang posisinya tidak tepat pada saat itu,” papar kuasa hukum Danu.
Kendati begitu, pihaknya terus mendukung proses kepolisian dalam mengungkap tindak pidana dalam kasus Subang tersebut.
Ia mewanti-wanti agar pengungkapan kasus Subang itu tidak terjadi kekeliruan terkait penetapan pelaku.
“Jangan sampai ada kekeliruan ada kesalahan tentang siapa pelaku,” ucapnya.
Ahid menegaskan prinsipnya agar pelaku tetap ditemukan dan proses hukum tetap berjalan. (TribunBogor/TribunJabar)