Berita Blitar
Sering Cekcok, Bakul Jamu di Blitar Tewas Bersimbah Darah; Suaminya Ditemukan Pingsan di Sungai
"Malam itu atau sampai dini hari, warga mencari namun tidak menemukan keberadaannya meski sudah dicari ke mana-mana," tuturnya.
Penulis: Imam Taufiq | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, BLITAR - Dugaan pembunuhan terhadap Elvi Nivianti (57), seorang penjual jamu keliling asal Dusun Plosorejo, Kelurahan Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, menyisakan banyak pertanyaan bagi penyidik Polres Blitar.
Itu karena Elvi ditemukan tewas dengan kondisi penuh luka di tubuhnya dan bersimbah darah. Saat ditemukan warga, tubuhnya terdapat banyak luka seperti bekas dihantam benda tumpul.
Saat ditemukan, tubuh korban telentang di atas tempat tidur kamar anaknya, yang serumah dengannya. Saking banyaknya darah yang keluar, bukan hanya tubuh korban yang bersimbah darah namun juga kasurnya sampai basah akibat terkena ceceran darah.
Dugaan sempat mengarah kepada suami korban, Basuki (62), karena warga mengingat bahwa pasangan suami istri (pasutri) itu belakangan sering cekcok sebelum kejadian. Tetapi Basuki sendiri kemudian ditemukan dalam kondisi terluka parah, Kamis (7/10) pagi, karena terjatuh dari plengsengan Sungai Gelondong, sekitar 500 meter dari rumahnya.
"Korban (Basuki) selamat namun kondisinya pingsan saat ditemukan. Sebab, di tubuhnya terdapat banyak luka. Luka itu karena diduga terkena benturan plengsengan batu di sungai itu," kata Kapolsek Garum, Iptu Burhanudin.
Menurut Burhanudin, belum diketahui pasti kapan kejadian pembunuhan terhadap Elvi. Namun kondisi perempuan itu baru diketahui oleh anaknya sendiri, Bagas (30), Rabu (06/10) sekitar pukul 23.30 WIB.
Saat itu, Bagas baru pulang kerja shift dua sehingga sampai di rumah hampir tengah malam. Ia bekerja di pabrik tripleks di Desa Kendalrejo, Kecamatan Talun atau berjarak sekitar 2 KM dari rumahnya.
"Begitu membuka pintu kamarnya, Bagas kaget karena ibunya bersimbah darah," tutur Burhanudin.
Melihat ibunya tergeletak bersimbah darah, Bagas langsung menjerit histeris hingga mengagetkan kakaknya, Rian yang tidur di kamar yang bersebelahan dengan kamar ibunya.
Rian langsung melompat dari kamar tidurnya dan mendatangi adiknya, yang menjerit histeris tersebut. "Bersamaan itu, tetangganya juga mendengar jeritan (Bagas) sehingga berdatangan," ungkapnya.
Selain Rian, tetangganya yang datang pertama adalah Suyanto (67), yang rumahnya di sebelah kanan rumah korban. Mereka panik karena tanpa tendengar suara apapun, tiba-tiba korban ditemukan tewas.
Ada dugaan, korban dibunuh karena terdapat banyak luka bekas seperti dipukul benda tumpul. Di antaranya, di wajah, kedua pelipis, dan bahkan mulutnya masih keluar darah.
"Dari bekas lukanya, sepertinya bekas dipukul benda tumpul hingga korban berakhir dengan seperti itu (tewas)," kata Burhanudin.
Saat ditemukan, korban tidur di kamar anaknya karena dikabarkan sedang ada masalah dengan suaminya. Entah dipicu masalah apa, suami istri itu sering cekcok beberapa hari ini.
Akhirnya, korban tidak tidur dengan suaminya melainkan beberapa hari tidur di kamar anaknya itu. "Dalam situasi panik malam itu, anaknya sempat menanyakan keberadaan bapaknya. Katanya, saat anaknya datang dari kerja, masih sempat melihat bapaknya duduk di depan rumahnya," paparnya.
Namun beberapa menit kemudian atau bersamaan istrinya ditemukan tak bernyawa oleh anaknya, suaminya langsung menghilang. Namun saat pulang kerja, Rian masih sempat meihat bapaknya duduk di bantalan kereta api di depan rumahnya. Karena memang rumah mereka berdekatan dengan rel KA.
"Malam itu atau sampai dini hari, warga mencari namun tidak menemukan keberadaannya meski sudah dicari ke mana-mana," tuturnya.
Pencarian terhadap Basuki akhirnya juga melibatkan polisi tetap tetap tidak ditemukan. Dan petugas pun melakukan olah TKP hingga menjelang pagi setelah jasad Elvi dibawa ke kamar mayat RSUD Ngudi Waluya Wlingi.
Palu dan Linggis Berdarah
Namun saat melakukan olah TKP itu, petugas mendadak menemukan palu dan lingis di dapur rumah korban. Yang mengagetkan petugas, ada darah di palu dan lingis itu.
Apakah benda itu yang dipakai untuk menghabisi korban, petugas belum bisa memastikan. "Kedua benda itu diamankan karena ditemukan ada darahnya. Itu masih dalam pendalaman," ungkapnya.
Meski sudah menemukan palu dan lingis yang diduga dipakai menghabisi korban, namun petugas masih terus melakukan olah TKP, Kamis (7/10/2021) pagi. Saat itulah warga mendadak geger karena Basuki ditemukan.
Tubuhnya ditemukan seperti baru terperosok di tebing sungai yang sudah diplengseng dengan bebatuan. Entah karena diduga akan melakukan percobaan bunuh diri atau apa, banyak luka di tubuhnya karena diduga terbentur bebatuan.
"Yang menemukan adalah petugas KAI yang sedang mengecek bantalan KA sambil berjalan kaki. Ia melihat ada tubuh tergeletak di tepi sungai," ujar warga.
Soal dugaan pelakunya, petugas belum berani menjelaskan. Juga apakah Basuki yang melakukannya karena belakangan sering cekcok dengan istrinya, polisi juga belum membuat kesimpulan.
Hanya informasinya, memang korban sedang ada masalah dengan suaminya. Namun dugaan bahwa korban merupakan korban pembunuhan dengan cara dianiaya, semakin kuat.
Yang mengherankan, malam itu di rumah korban bukan hanya berdua dengan suaminya. Namun juga ada anaknya yang lain, Rian dan istrinya. Kamarnya juga berdekatan atau hanya bersebelahan dengan kamar tempat korban tewas.
Tetapi malam itu tak terdengar kegaduhan apalagi cekcok mulut antara korban dan suaminya. ****