HUT Trenggalek ke 827
Kisah Cak Man Rintis Usaha Bakso Kota Sejak Tahun 1980, Sempat Pikul Dagangan Keliling Kota
Namun dalam membangun usahanya, Cak Man mengaku mengalami jatuh bangun. Semula Cak Man memikul dagangannya keliling kota.
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, SURABAYA- Abdul Rachman Tukiman alis Cak Man mengisahkan perjuangannya merintis usaha Bakso Kota saat Webinar HUT ke 872 tahun Kabupaten Trenggalek oleh Tribun Jatim Network.
Cak Man mengaku memulai usahanya saat merantau ke Kota Malang, Jawa Timur.
“Saya anak petani miskin, lulusan SD. Saya menggeluti bakso tahun 1980 saat merantau ke Malang bekerja sebagai pembantu juragan bakso,” kata pria kelahiran Desa Sumurup, Kabupaten Trenggalek, Jumat (3/9/2021).
Ia mengaku saat itu bertekad menjadi seperti juragan bakso tempatnya bekerja.
Sukses menjadi juragan bakso, sanggup membeli motor dan membayar kontrak rumah untuk keluarga adalah cita-citanya.
“Saya berjualan, insyaAllah saya bisa mandiri akhirnya Alhamdulillah saya bisa berkembang dari berjualan sendiri kemudian mempekerjakan karyawan,” tuturnya.
Ada 8 outlet di Malang dan 100 outlet tersebar di Indonesia yang dikelola Cak Man.
Usaha waralaba ini memang terkenal sebagai salah satu bakso terenak, terutama di Kota Malang sebagai lokasi rintisan Cak Man.
Namun dalam membangun usahanya, Cak Man mengaku mengalami jatuh bangun.
Semula Cak Man memikul dagangannya keliling kota.
Baca juga: Polda Jatim Maksimalkan 10 RS Bhayangkara Layani Kesehatan Para Anggota
Pernah jatuh tersungkur, tidak mendapat uang berjualan, diusir dari lapak kaki lima adalah momen yang pernah Cak Man alami.
Namun ia berpesan, agar tetap semangat dalam menghadapi masalah tersebut.
“Kuncinya kerja keras, optimis, berpikir positif, kreatif dan realistis. Belajar, rajin menabung dan tidak malu bertanya,” tegas Cak Man.
Ada banyak kalangan yang ikut bekerja di bawah usaha yang dikelola Cak Man.
Cak Man menyebut sekitar 1000 orang menjadi karyawan usaha baksonya.
“Syukur Alhamdulillah sampai sekarang saya memiliki beberapa aset, berhasil membina sedulur Trenggalek menjadi pengusaha bakso sukses,” paparnya.
Ia turut menyemangati masyarakat Trenggalek untuk mau dan mampu menyesuaikan diri di kala pandemi. Terutama mengembangkan produk UMKM daerah.
“Ayo bangkit menuju hidup lebih baik, saya siap melatih dulur-dulur,” katanya.
Ada banyak hal yang harus dicoba, lanjut Cak Man, mengamati dan jangan malu bertanya bagi para pengusaha.
Selain itu ia berpesan untuk tidak menurunkan kualitas, volume dagangan dan mutu meski menghadapi kondisi sulit.
“Saat sulit ini kita harus siap menerima keuntungan menipis, asal bisa menghidupi karyawan dan keluarg,” pesannya Cak Man.
Ia juga meminta masyarakat khususnya pelaku UMKM agar tetap mematuhi protokol kesehatan, melakukan 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) dan makan makanan bergizi.
“Disiplin serius dan tidak asal-asal. Ingat Covid bener-benar ada di sekeliling kita. Kita harus menyadari modal usaha bukan harta benda tapi kesehatan. Orang sehat yang bekerja. Dibalik ancaman pasti ada peluang di usaha,” tutup Cak Man.