Berita Blitar
Gara-gara Mengambil Topi, Warga Blitar Meninggal di Dalam Sumur Yang Digalinya Sendiri
Apesnya lagi, saat kejadian itu blower sudah dimatikan sehingga tak bisa membantu pernafasan korban saat terjatuh.
Penulis: Imam Taufiq | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, BLITAR - Kejadian yang dialami Sutarto (51), seorang penggali sumur sepert sebuah tragedi. Bagaimana tidak, warga Dusun Sepeng, Desa Pagergunung, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar itu meninggal di dalam sumur yang baru digalinya sendiri gara-gara mencoba mengambil topi yang terjatuh.
Lepasnya topi yang dikenakan ternyata menjadi penyebab Sutarto celaka. Sebab saat mencoba kembali naik ke atas sumur dengan memakai tali setelah mengambil topinya, Sutarto kembali terjatuh dan tidak terselamatkan.
Itu setelah beberapa kali pegangan tangannya selalu lepas, hingga akhirnya korban tercebur ke dalam sumur. "Kami masih menyelidikinya. Namun dugaan kami, korban kehabisan oksigen saat terjatuh di dasar sumur karena hanya hitungan menit, korban sudah tiada," kata Kapolsek Kesamben, Iptu Eko Sujoko, Rabu (11/8/2021).
Menurutnya, tragedi itu terjadi Selasa (10/8) sekitar pukul 17.45 WIB. Saat itu, korban mendapat order untuk memperdalam galian sumur di rumah Eko Prasetyo (35), tetangganya.
Sumur itu bukan berada di belakang rumah Eko melainkan di garasi rumahnya. Untuk melakukan penggalian itu, korban tak sendirian melainkan bersama tetangganya, Alfari (31).
Pekerjaan itu tak dilakukan mulai pagi melainkan dimulai saat sore hari atau sekitar pukul 16.00 WIB. Sebab itu bukan membuat sumur baru melainkan hanya menambah galiannya. Yakni dari kedalaman awal 15 meter ditambahi satu meter atau menjadi 16 meter.
"Karena bukan bikin sumur mulai awal, melainkan hanya membersihkan galian di dasar sumur, yang bikin keruh air sumur itu, sehingga tak butuh waktu lama. Itu dikerjakan mulai sore hari bersama temannya," ungkapnya.
Dalam pekerjaan itu, korban mendapat tugas masuk ke dalam sumur. Sedangkan temannya berada di atas sumur untuk menarik ember yang berisi endapan lumpur atau galian tanahnya.
Selama melakukan pekerjaan itu, sebenarnya korban sudah melakukan antisipasi untuk safety dirinya. Mereka sudah menyiapkan blower yang dinyalakan dari atas sumur buat membantu pernafasan korban yang ada di dalam sumur itu.
"Standar keselamatannya sudah dilakukan karena mereka sudah berpengalaman menggali sumur. Makanya sebelum turun ke dalam sumur, mereka sudah memasang blower dan dinyalakan dari atas sumur," ujarnya.
Sekitar satu jam setengah kemudian, pekerjaan itu rampung dan korban ditarik ke atas oleh temannya dengan tali.
"Saat itu, korban sudah naik sekitar 5 meter dari dasar sumur. Namun tak tahu terkena apa, topi yang dikenakannya terjatuh sehingga korban kembali turun untuk mengambilnya," paparnya.
Berhasil mengambil topinya, korban kembali naik dengan ditarik tampar oleh temannya, Alfari. Namun belum sampai di atas bibir sumur, pegangan tangan korban ke tali itu terlepas karena licin.
Dugaan petugas, korban sudah kelelahan karena harus merangkak naik sambil berpegangan tali itu. Akibatnya, tangannya sudah tak kuat mencengkeram tali.
"Akibatnya, ia terjatuh berkali-kali karena tak kuat naik. Celakanya, jatuhnya yang terakhir itu korban tak kuat lagi bertahan. Sementara temannya juga tak bisa turun untuk segera menolongnya sehingga korban tak tertolong," terangnya.
Apesnya lagi, saat kejadian itu blower sudah dimatikan sehingga tak bisa membantu pernafasan korban saat terjatuh. Blower sudah dimatikan sejak korban naik pertama tatkala topinya terjatuh itu.
Selain itu proses evakuasi korban dari dalam sumur tidak mudah. Butuh waktu lama karena selain tak ada yang berani turun, tanpa membawa peralatan khusus dan yang aman, sumurnya juga sempit.
"Kami mendatangkan petugas BPBD yang punya peralatan khusus untuk menolong korban. Baru sekitar pukul 20.00 WIB, jasad korban berhasil dievakuasi," pungkasnya. ****