Virus Corona

Masyarakat Singapura Frustasi Hadapi Pandemi Covid-19, Peneliti China Ingatkan Varian Baru Mematikan

Psikiater di Nobel Psychological Wellness Clinic, Thong Jiunn Yew mengatakan, masyarakat Singapura merasa frustasi menghadapi pandemi Covid-19.

Editor: Iksan Fauzi
Freepik by pikisuperstar
Ilustrasi mutasi virus corona N439K. Masyarakat Singapura mulai frustasi menghadapi pandemi Covid-19 setelah ada pengetatan lagi karena lonjakan kasus di pelabuhan Jurong. 

"Banyak negara sekarang telah memvaksinasi populasi prioritas mereka, direkomendasikan bahwa dosis harus dibagi dengan negara-negara yang memiliki akses terbatas sebelum memperluas program vaksinasi nasional ke kelompok berisiko rendah."

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus sempat menyatakan, angka kematian pandemi yang memburuk dan tingkat infeksi yang cepat didorong oleh varian Delta yang sangat menular, yang dianggap lebih mematikan daripada jenis virus corona asli.

Menurut dia, varian Delta sejauh ini terdeteksi di setidaknya 132 negara, dan telah meningkatkan infeksi covid-19 secara global sebesar 80 persen dalam empat minggu terakhir pada Juli.

Tedros menyebut distribusi global vaksin tidak adil. WHO bahkan menyerukan moratorium suntikan booster vaksin covid-19 setidaknya hingga akhir September 2021.

Melansir Al Jazeera, rencana itu dimaksudkan untuk memungkinkan setidaknya 10 persen dari populasi setiap negara di dunia divaksinasi.

“Saya memahami kepedulian semua pemerintah untuk melindungi rakyatnya dari varian Delta. Tetapi kami tidak dapat menerima negara-negara yang telah menggunakan sebagian besar pasokan vaksin global dan menggunakan lebih banyak lagi," ucap Tedros. (Tribunnews.com/Kompas.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved