Berita Kediri
Permintaan Membludak, Perajin Peti Mati di Mojoroto Kediri Ini Tak Mau Ambil Keuntungan Besar
Meski jumlah pesanannya meningkat, Juang mengaku tak mau memanfaatkan situasi ini dengan menaikkan harga.
Penulis: Farid Mukarrom | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, KEDIRI - Perajin peti mati di Kota Kediri memilih tak ambil untung besar dari usahanya meski banyak permintaan selama masa pandemi Covid-19.
Seperti perajin bernama Della Juang Pratama, warga Kelurahan Mojoroto, Kecamatan Mojoroto Kota Kediri yang kewalahan dengan pesanan yang membludak saat pandemi Covid-19.
Juang mengaku sudah menggeluti usahanya selama hampir 15 tahun lebih.
"Sehari yang pesan bisa sampai 20, kadang sampai lebih," ujarnya kepada SURYA.CO.ID, Rabu (14/7/2021).
Dalam sehari ia menyampaikan bisa memproduksi hingga 30 peti mati.
"Kalau untuk produksi saja saya bisa produksi mulai 20-30 peti. Itu saya dibantu dengan 12 orang termasuk saya untuk buat peti mati," ungkapnya.
Juang menuturkan untuk setiap peti yang ia buat rata-rata mempunyai ukuran mulai panjang 190 cm dan lebar 50 cm.
Meski jumlah pesanannya meningkat, Juang mengaku tak mau memanfaatkan situasi ini dengan menaikkan harga.
Baca juga: Di Kabupaten Gresik, Masih Ada Warung Bandel Langgar Jam Malam saat PPKM Darurat
"Sebelum pandemi bisa menjual seharga Rp 3 juta. Kalau sekarang saya jualnya mulai Rp 800.000 sampai Rp 1,2 juta. Yang penting biaya produksinya tercukupi, itung-itung ini untuk membantu rumah sakit," jelasnya.
Selama masa pandemi Covid-19, ini menjual peti matinya ke beberapa rumah sakit.
"Saya jual ke Rumah Sakit Gambiran, Muhammadiyah Mrican, HVA Tulungrejo Pare dan Baptis Pesantren," terangnya.
Biasanya ia menjual peti mati ini hingga ke luar pulau.
"Saya dulu pernah kirim ke Kalimantan, Jakarta dan Surabaya. Tetapi sejak adanya pandemi Covid-19 ini saya belum pernah kirim sampai sana. Saya kirim untuk daerah Kediri saja," ungkapnya.
Juang berharap kondisi pandemi Covid-19 ini cepat berakhir dan keadaan bisa normal seperti sebelumnya.
"Kami di sini hanya membantu membuatkan peti dan berharap keadaan normal lagi. Dan masyarakat semuanya bisa sehat dan beraktivitas seperti biasanya," pungkasnya.