Konflik Partai Demokrat

Demokrat Moeldoko Bongkar Penyebab Suara Partai Merosot di Titik Terendah Sejak Dipegang SBY dan AHY

Giliran Demokrat Moeldoko membongkar penyebab suara partai berlogo mercy itu merosot bahkan di titik terendah dalam sejarah partai itu berdiri.

Editor: Iksan Fauzi
Kolase tangkapan layar/Tribunnews.com
Juru bicara DPP Partai Demokrat KLB Deli Serdang Muhammad Rahmad. Foto kanan : Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani. Konflik Partai Demokrat masih terus berlanjut. 

SURYA.co.id | JAKARTA - Giliran Demokrat Moeldoko membongkar penyebab suara partai berlogo mercy itu merosot bahkan di titik terendah dalam sejarah partai itu berdiri.

Kubu Moeldoko menelisik, merosotnya suara Partai Demokrat terjadi sejak kursi Ketua Umum diduduki Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Juru bicara DPP Partai Demokrat KLB Deli Serdang Muhammad Rahmad membongkar merosotnya perolehan suara itu menanggapi dari komentar kubu AHY yang menanggapi gugatan ke Pengadilan Tinggi Usaha Negara (PTUN).

Setelah kubu Moeldoko mengajukan gugatan ke PTUN Jakarta pada Jumat (25/6/2021) lalu, kubu AHY menyebut mereka gila kekuasaan.

Rahmad mengatakan DPP Partai Demokrat kubu AHY telah dikuasai oleh orang-orang yang tidak mengerti cara mentaati hukum, yang tidak mengerti etika kesantunan berbicara dan arogansi kekuasaan.

Maka dirinya tidak heran Partai Demokrat semakin ditinggalkan rakyat. Menurutnya Partai Demokrat terjun bebas ketika dipimpin SBY dan AHY karena bisikan orang-orang yang kehilangan kecerdasan dan kesantunan.

"Dari perolehan 148 kursi DPR RI tahun 2009, turun jadi 61 kursi tahun 2014, dan turun lagi jadi 51 kursi tahun 2019. Ini adalah capaian terendah Partai Demokrat sepanjang sejarah," kata Rahmad kepada wartawan, Senin (28/6/2021).

"Awal pertama kali Demokrat ikut pemilu tahun 2004 saja, memperoleh 57 kursi DPR RI. Bahkan di propinsi pusat Ibukota pun, AHY tak dapat dukungan penuh rakyat DKI untuk jadi Gubernur walaupun SBY telah turun full team. Orang orang yang kehilangan kecerdasan dan kesantunan inilah yang merusak SBY, AHY dan Partai Demokrat," bebernya.

Baca juga: KSP Moeldoko Dicibir Habis-habisan oleh Demokrat Kubu AHY, Gugatan ke PTUN Disebut Gila Kekuasaan

Ketika dituding gila kekuasaan oleh Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani lantaran kubu Moeldoko mengajukan gugatan, Rahmad pun membalikkannya.

Ia mengungkapkan, pihaknya tidak gila kekuasaan ketika mengajukan gugatan keputusan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly ke PTUN.

Menurutnya justru kubu AHY yang gila kekuasaan karena memanipulasi AD ART di luar kongres serta memanipulasi pendiri Partai Demokrat.

"DPP Partai Demokrat KLB Deli Serdang tidak gila kekuasaan, tidak memalukan dan tidak menyedihkan. Justru kubu AHY sesungguhnya yang gila kekuasaan, yang memalukan dan menyedihkan," ujar Rahmad.

"Memanipulasi AD ART diluar kongres, dan memanipulasi pendiri Partai Demokrat kemudian mendaftarkannya ke Kemenkumham adalah perbuatan gila kekuasaan, memalukan dan menyedihkan yang dilakukan kubu AHY," katanya.

"Kubu AHY juga telah mengkhianati slogan Partai Demokrat yang selalu didengung-dengungkan SBY ketika partai ini berkuasa dan mendapatkan amanah rakyat, yaitu Bersih-Cerdas-Santun," imbuhnya.

Dia mengatakan DPP Partai Demokrat kubu AHY juga melupakan warisan Presiden SBY yang meletakkan supremasi hukum di atas kepentingan semua pihak.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved