Berita Kota Batu
Polda Jatim Olah TKP di SMA SPI Kota Pariwisata Batu atas Dugaan Pelecehan Seksual Belasan Murid
Polda Jatim akhirnya turun ke SMA SPI di Kota Pariwisata Batu, Jawa Timur yang diduga dijadikan lokasi pelecehan seksual terhadap belasan murid.
Penulis: Samsul Arifin | Editor: Iksan Fauzi
Menurut Arist apa yang terjadi dalam kasus ini merupakan kejahatan luar biasa. Karena tidak hanya sekali dua kali dilakukan.
Bahkan dikatakannya, kejadian sudah bermula sejak 2009. Selain kejahatan seksual, terlapor juga melakukan kekerasan fisik dan verbal termasuk mempekerjakan anak
"Mereka dibungkus untuk bersekolah tetapi ternyata mereka dipekerjakan melebihi jam kerja dan menghasilkan uang banyak. Teapi mereka tidak dapat imbalan yang layak,” lanjut Arist.
Tiga anak yang menjadi korban akan menjalani visum di RS Bhayangkara Polda Jatim.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Batu, MD Furqon menuturkan ketiga anak itu merupakan siswa SMA SPI itu berasal Madiun, Poso dan Kutai.
"Besok Senin anak-anak itu akan divisum di RS Bhayangkara Polda Jatim sekitar pukul 07.00 WIB. Dari belasan itu, tiga yang bisa hadir karena yang lain tempatnya terpencil, pesawatnya tidak ada," ujarnya.
Furqon hadir ke Polda Jatim bersama KPA untuk turut mendampingi korban.
Ia berharap supremasi hukum bisa ditegakkan dengan tetap memegang azas praduga tidak bersalah terhadap terduga hingga ada keputusan pengadilan. "Karena ini atensi nasional, Kapolri telah memerintahkan Polda Jatim untuk membuat BAP," ucapnya.
Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Batu berencana akan berkoordinasi dengan Dindik Provinsi Jatim terkait laporan KPA atas dugaan pelecehan dan kekerasan seksual terhadap anak di SMA SPI.
Bantahan pihak sekolah
Setelah mendengar adanya laporan Komnas PA kepada Polda Jatim, Kepala SMA SPI Kota Batu membantahnya.
Bahkan Kepala Sekolah SPI, Risna Amalia Ulfa menegaskan tidak ada pelecehan seksual terhadap anak seperti yang dilaporkan Komnas PA.
Bantahan itu disampaikan Risna melalui pesan pendek kepada para wartawan, setelah mengetahui laporan KPA lewat pemberitaan di media. Ia malah menilai laporan KPA aneh.
“Kami para pembina dan pengurus SPI sangat kaget dengan pemberitaan yang tidak sesuai dengan kejadian yang sehari-hari terjadi saat ini di SPI.
Dan tidak ada komunikasi dari pihak manapun sampai kami mengetahuinya dari pemberitaan di media,” ujar Risna, Minggu (30/5/2021).
Ditambahkan Risna, laporan pelecehan seksual itu tidak berdasar dan tidak benar. Pemberitaan yang selama ini muncul serta mengangkat isu pelecehan terhadap anak, ia malah mempertanyakannya.
“Karena sesungguhnya yang diberitakan sama sekali tidak benar.
Saya di sini sejak sekolah ini berdiri pada 2007.
Bahkan saya menjadi kepala sekolah dan ibu asrama sampai sekarang.
Tidak pernah ada kejadian-kejadian seperti yang disampaikan. Sama sekali tidak ada,” tegasnya.
Risna menduga ada yang memiliki tujuan tidak baik dengan lembaga sekolah yang ia pimpin.
Karena itu, Risna akan mencari tahu lebih dalam tentang isu yang berkembang saat ini.
“Saat ini kami bersama tim kuasa hukum sedang menindaklanjuti dan berkomunikasi dengan semua pihak terkait. Termasuk melakukan langkah-langkah hukum yang dipandang perlu,” paparnya.
Risna juga mengatakan kalau seluruh anak didik dan kegiatan SPI saat ini berjalan seperti biasa.
SPI akan tetap berpegang pada tujuan mengantarkan para siswa memiliki life skill untuk kehidupannya berlandaskan cinta kasih.
“Seluruh pengurus dan pendiri SPI tetap berkomitmen pada misi mulia yang kami bangun sejak SPI berdiri,” tegas Risna.
Dindik Kota Batu belum tahu
Kepala Dindik Kota Batu, Eny Rachyuningsih mengaku pihaknya baru mengetahui informasi terkait laporan pelecehan kekerasan seksual terhadap siswa SMA SPI Kota Batu ke Polda Jatim dari pemberitaan yang beredar. "Saya juga baru tahu semalam (Sabtu, 29/5/2021) terkait laporan itu,” katanya.
Dalam waktu dekat Dindik Kota Batu akan melakukan koordinasi untuk dapat melakukan pendekatan kepada pihak SMA SPI Kota Batu.
Hal itu dilakukan agar tidak ada pihak yang saling dirugikan dalam menindaklanjuti laporan dugaan kekerasan seksual yang terjadi di sekolah itu.
"Karena SMA tersebut di bawah kewenangan provinsi, saya akan koordinasi dulu dengan cabang Dinas Pendidikan Jatim yang ada di Kota Malang," ujarnya.
Baca berita Kota Batu lainnya di SURYA.co.id