KKB Papua

Situasi Terkini Kabupaten Puncak Setelah KKB Papua Brutal Tembak Guru & Bakar Sekolah, PGRI Bereaksi

Berikut situasi terkini Kabupaten Puncak, Papua setelah teror brutal KKB Papua Sabinus Walker menembak 2 guru hingga membakar sekolah.

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id
Ilustrasi KKB Papua. Mereka secara brutal menembak gurun hingga membakar sekolah di Kabupaten Puncak. Situasi terkini Kabupaten Puncak ada di artikel ini 

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi

SURYA.co.id - Berikut situasi terkini Kabupaten Puncak, Papua setelah teror brutal Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menembak 2 guru hingga membakar sekolah.

Akibat aksi brutal KKB Papu tersebut, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ikut bereaksi.

Melansir dari Antara, Senin (12/4/2021), Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menyebutkna bahwa saat ini warga sudah mengungsi ke pos TNI di Beoga dan akan segera dievakuasi ke Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.

Gerombolan KKB Papua. Foto kanan Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri. KKB Papua pimpinan Sabiner berulah menemk seorang guru hingga tewas, Kamis (8/4/2021).
Gerombolan KKB Papua. Foto kanan Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri. KKB Papua pimpinan Sabiner berulah menemk seorang guru hingga tewas, Kamis (8/4/2021). (Kolase Istimewa/KOMPAS.COM/DHIAS SUWANDI)

Baca juga: Daftar Kebrutalan KKB Papua Sabinus Walker, Terbaru Tembak Mati 2 Guru hingga Culik Kepala Sekolah

Baca juga: Aksi Kejam KKB Papua Tembak Mati Guru dan Bakar 3 SD Buat Geram DPR/MPR, Minta Polri Tambah Personil

Di Polsek Beoga ada 25 anggota Brimob namun dari laporan yang diterima anggota, KKB Papua juga cukup banyak sehingga lebih fokus mengamankan warga sipil yang kini sudah mengungsi, kata Irjen Pol Fakhiri.

Sementara itu, jenazah Oktovianus Rayo dan Yonatan Renden yang menjadi korban penembakan KKB Papua telah dievakuasi aparat gabungan dari Distrik Beoga, Kabupaten Puncak ke Mimika, Sabtu (10/4/2021).

Irjen Mathius D Fakhiri menyebutkan proses evakuasi dua jenazah korban penembakan KKB Papua tersebut berjalan lancar.

"Alhamdulillah evakuasi berjalan lancar, kedua jenazah di evakuasi menggunakan pesawat SAS PK FSE dari Distrik Beoga ke Bandara Mozes Kilangin Timika," katanya.

Mathius menyebutkan lapangan terbang Beoga yang sebelumnya dikuasai oleh KKB Papua pimpinan Sabinus Waker telah diambil alih oleh aparat gabungan.

"Anggota gabungan TNI-Polri saat ini sudah menguasai bandara yang sebelum diduduki oleh kelomppok itu," ujarnya.

Mathius menyebut situasi di Distrik Beoga sudah mulai kondusif dan anggota gabungan telah melakukan pengejaran terhadap kelompok pimpinan Sabinus Walker.

Di sisi lain, aparat gabungan juga masih melakukan upaya evakuasi terhadap warga yang berada di Distrik Beoga.

"Kita akan naikan perkuatan untuk mem-back up di Beoga, sembari kita mendorong para guru yang berada di kampung Julukoma dan Ongolan untuk kita geser ke Sugapa Intan Jaya," katanya.

Lima Guru Alami Trauma

Lima orang guru mengalami trauma setelah rekannya tewas ditembak KKB Papua di Kampung Julugoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua.

Seperti dilansir dari Tribun Papua dalam artikel '5 Guru Alami Trauma setelah 2 Rekannya Tewas Ditembak KKB, DPPAD Papua: Mereka Minta Pulang Kampung'

Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPPAD) Papua Christian Sohilait menyebut, kelima guru tersebut sudah berhasil dievakuasi ke Mimika.

"Mereka semua trauma dan minta pulang kampung.

Hari ini mereka pulang ke rumah keluarganya dulu, besok mereka pulang ke Toraja," ujarnya melalui pesan singkat, Sabtu (10/4/2021).

Ia berharap kejadian yang menimpa para guru di Beoga tidak berdampak luas bagi guru di wilayah pedalaman Papua lainnya.

Oleh karena itu, Sohilait meminta aparat keamanan dan masyarakat bisa ikut menjaga keberadaan para guru karena mereka hadir di sana hanya karena misi kemanusiaan.

"Saya selalu memberikan imbauan kepada masyarakat, mari berikan dukungan kepada guru-guru.

Mereka tidak punya masalah apa-apa dengan siapapun di situ.

Kondisi ini pasti membuat guru-guru ketakutan, pihak keamanan dan masyarakat tolong beri jaminan kemanan supaya mereka bisa ada di sana," kata dia.

Selain itu, Sohilait juga mengimbau guru-guru yang bertugas di wilayah yang memiliki potensi konflik, untuk lebih peka melihat situasi.

Menurut dia, kejadian seperti yang terjadi di Beoga bisa menimpa siapa saja dan dengan profesi apa saja.

"Kami mengimbau kepada guru-guru yang berada di daerah yang punya potensi terjadinya konflik, kalau dari lingkungan guru-guru lihat tidak aman, lebih baik keluar dulu, cari tempat perlindungan yang dekat," kata Sohilait.

Pada Sabtu siang, sekitar pukul 13.30 WIT, 5 guru, 2 balita, dan 2 jenazah guru yang seluruhnya berasal dari Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, berhasil dievakuasi ke Mimika.

PGRI Kecam Penembakan

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) merespons penembakan guru di Papua.

Dikutip dari akun instagramn resminya, PGRI menyampaikan lima poin pernyataan. 

Di antaranya, PGRI menguruk keras penembakan yang menyebabkan dua orang guru tewas.

Selain itu, PGRI juga menyesalkan terjadinya pembakaran terhadapa 3 gegung sekolah yakni SD Jambul, SMPN 1 dan SMAN 1 Beoga, Kabupaten Puncak.

PGRI juga meminta pemerintah baik pusat maupun daerah untuk memberikan perlindungan terhadap keselatan para guru yang bertugas di pedalaman.

Diketahui sebelumnya, teror KKB Papua Sabinus Walker intensitasnya meningkat akhir-akhir ini, dan warga sipil yang menjadi korbannya.

Mulai dari menembak mati 2 orang guru, menculik seorang Kepala Sekolah (Kepsek), membakar 3 gedung sekolah hingga memeras warga.

Teror dilakukan di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua.

Ikuti Berita Seputar KKB Papua lainnya di SURYA.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved