KKB Papua
Situasi Terkini Kabupaten Puncak Setelah KKB Papua Brutal Tembak Guru & Bakar Sekolah, PGRI Bereaksi
Berikut situasi terkini Kabupaten Puncak, Papua setelah teror brutal KKB Papua Sabinus Walker menembak 2 guru hingga membakar sekolah.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Seperti dilansir dari Tribun Papua dalam artikel '5 Guru Alami Trauma setelah 2 Rekannya Tewas Ditembak KKB, DPPAD Papua: Mereka Minta Pulang Kampung'
Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPPAD) Papua Christian Sohilait menyebut, kelima guru tersebut sudah berhasil dievakuasi ke Mimika.
"Mereka semua trauma dan minta pulang kampung.
Hari ini mereka pulang ke rumah keluarganya dulu, besok mereka pulang ke Toraja," ujarnya melalui pesan singkat, Sabtu (10/4/2021).
Ia berharap kejadian yang menimpa para guru di Beoga tidak berdampak luas bagi guru di wilayah pedalaman Papua lainnya.
Oleh karena itu, Sohilait meminta aparat keamanan dan masyarakat bisa ikut menjaga keberadaan para guru karena mereka hadir di sana hanya karena misi kemanusiaan.
"Saya selalu memberikan imbauan kepada masyarakat, mari berikan dukungan kepada guru-guru.
Mereka tidak punya masalah apa-apa dengan siapapun di situ.
Kondisi ini pasti membuat guru-guru ketakutan, pihak keamanan dan masyarakat tolong beri jaminan kemanan supaya mereka bisa ada di sana," kata dia.
Selain itu, Sohilait juga mengimbau guru-guru yang bertugas di wilayah yang memiliki potensi konflik, untuk lebih peka melihat situasi.
Menurut dia, kejadian seperti yang terjadi di Beoga bisa menimpa siapa saja dan dengan profesi apa saja.
"Kami mengimbau kepada guru-guru yang berada di daerah yang punya potensi terjadinya konflik, kalau dari lingkungan guru-guru lihat tidak aman, lebih baik keluar dulu, cari tempat perlindungan yang dekat," kata Sohilait.
Pada Sabtu siang, sekitar pukul 13.30 WIT, 5 guru, 2 balita, dan 2 jenazah guru yang seluruhnya berasal dari Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, berhasil dievakuasi ke Mimika.
PGRI Kecam Penembakan
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) merespons penembakan guru di Papua.