Motif KKB Papua Prenggen Telenggen Cs Bakar Helikopter Terungkap, Begini Kondisi Bandara Aminggaru
4 Anggota KKB Papua, Prenggen Telenggen, Abu Bakar Kogoya, Lerymayu Telenggen, dan Numbuk Telenggen membakar helikopter Cooper yang terparkir.
SURYA.CO.ID, PAPUA - 4 Anggota KKB Papua, Prenggen Telenggen, Abu Bakar Kogoya, Lerymayu Telenggen, dan Numbuk Telenggen membakar helikopter Cooper yang terparkir di Bandara Aminggaru Ilaga, Kabupaten Puncak.
Aksi pembakaran helikopter itu terjadi pada Minggu (11/4), pukul 20.20 WIT.
Ulah KKB Papua Prenggen Telenggen dkk membakar helikopter itu dilandasi motif ingin mengganggu aktivitas penerbangan di sejumlah wilayah pegunungan.
Hal ini diungkapkan Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (12/4/2021).
• Sosok Yonathan Renden Guru yang Ditembak Mati KKB Papua, Keluarga Ungkap Detik-detik Terakhirnya
Baca juga: Sosok Krisjiana, Suami Siti Badriah yang Tegur Boy William dan Lesty Kejora Soal Suara Paling Jelek
"Mereka mau mengganggu aktivitas penerbangan. Tentu di titik rawan kami sudah instruksikan untuk memperhatikan betul bandara karena di beberapa titik ini aktivitas hanya bisa lewat udara, seperti Ilaga, Beoga, dan Intan Jaya," tutur Fakhiri dikutip dari kompas.com.
Helikopter yang dibakar KKB Papua itu adalah milik PT Ersa Air.
Sebelum dibakar, helikopter itu dipastikan sudah dalam kondisi rusak.
"Helikopter memang dalam kondisi tidak bisa terbang dan milik swasta, itu dibakar di Bandara Ilaga," ujar Irjen Mathius D Fakhiri.
Menurut Fakhiri, pembakaran tersebut sempat diwarnai dengan baku tembak antara KKB dan personil TNI-Polri.
Hal ini juga diakui Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi Polri Kombes Pol Iqbal Alqudussy.
Pasukan TNI-Polri hingga saat ini terus mengejar KKB yang melakukan aksi penembakan serta pembakaran tersebut.
Kombes Pol Iqbal Alqudussy mengatakan TNI-Polri telah mengetahui KKB yang melakukan aksi brutal antara lain Prenggen Telenggen, Abu Bakar Kogoya, Lerymayu Telenggen, dan Numbuk Telenggen.
"TNI-Polri sedang memburu kelompok ini. Kami akan menindak tegas KKB yang melakukan aksi brutal di Ilaga, " tutur Iqbal dalam keterangannya, Senin (12/4/2021).
Kapolda memastikan pada Senin (12/4/2021) pagi ini, situasi keamanan di Ilaga kondusif dan personel Polres Puncak telah melakukan olah kejadian perkara.
Tembak Mati Guru

Sebelumnya, KKB juga menembak mati seorang guru Yonathan Renden (27) di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua.
Alumni UKI Toraja jurusan Matematika itu adalah berasal dari Dusun Tiromanda, Lembang (Desa) Batu Limbong, Kecamatan Bangkelekila', Kabupaten Toraja Utara.
Istri Yonathan, Dewi Gita Paliling (21) saat ditemui Tribun Timur di Batu Limbong Minggu (11/4) sore tak kuasa menahan tangis.
Dewi menceritakan, sebelum kejadian, Yonathan sempat menghubunginya lewat telepon.
Dewi panik lantaran Yonathan saat itu mengaku telah dikepung oleh KKB.
Belum lama berbicara, Yonathan kemudian menutup ponsel.
Dewi semakin panik dan mencoba menghubungi beberapa kerabat Yonathan namun juga tak menjawab.
"Ia (Yonathan) bilang kami sudah dikepung, tapi belum lama bicara telepon mati," ucap Dewi.
Beberapa saat kemudian, Dewi kembali menghubungi Yonathan.
Namun yang mengangkat telepon bukan Yonathan, melainkan orang yang tidak dikenal.
"Saya telpon lagi tapi saat itu putus-putus, intinya bukan suara suami saya, yang angkat tidak kukenal," sambungnya.
Kemudian, kepastian Yonathan meninggal diketahui Dewi melalui media sosial Facebook.
Di mana sejumlah kerabat Yonathan membuat status ucapan duka.
"Dari Facebook, pas kubuka langsung beberapa teman kirim ucapan duka dan posting foto suamiku," lanjut Dewi bercerita.
Yonathan meninggalkan dua orang anak. Perempuan dan laki-laki.
Anak pertamanya bernama Kirannuan berusia dua tahun.
Kemudian bayi laki-lakinya yang masih berusia enam bulan bernama Arkana.
"Yang satu ini (Arkana) belum dilihat langsung oleh Yonathan, terakhir waktu masih dalam kandungan," ungkap Dewi sambil mengusap air matanya.
Saat melahirkan Arkana, sambung Dewi, kami komunikasi lewat video call.
Dikatakan, Yonathan merantau ke Papua kurang lebih tiga tahun.
Terakhir Yonathan pulang ke Toraja pada awal 2019.
"Saat mau kembali ke Papua, ia bilang jaga anak kita dengan baik," pungkas Dewi.
Sebagai informasi, Yonathan merupakan salah satu guru di SMP 1 Beoga, Papua.
Selain Yonathan, satu warga Toraja lainnya menjadi korban penembakan KKB.
Adalah Oktovianus Rayo (42) yang tewas ditembak KKB pada Kamis (8/4).
Sehari-hari Oktovianus bertugas di SD Jambul, Distrik Beoga, sekitar tiga kilometer dari kampung Julugoma.
Informasi yang dihimpun, jenazah Oktovianus dan Yonathan tiba di Toraja pada Senin (12/4) dini hari ini.
Tak hanya menembak mati Yonathan, KKB juga membakar tiga sekolah.
TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Nemangkawi saat ini sudah bergerak memburu mereka.
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri saat ditemui di Jayapura, Jumat (9/4/2021), membenarkan aksi pembakaran tiga sekolah tersebut pascapenembakan Oktovianus di Kampung Julukoma, Distrik Beoga.
Seperti dilansir dari Kompas.id dalam artikel 'KKB Bakar Tiga Sekolah Pascapenembakan Guru di Pedalaman Papua'
Pelaku yang terlibat aksi ini adalah KKB Papua pimpinan Sabinus Walker.
”Sekolah yang dibakar KKB Papua meliputi SD Jambul, SMP Negeri 1 Beoga, dan SMA Negeri 1 Beoga. Para pelaku membakar ketiga sekolah ini pada pukul 18.15 WIT,” papar Mathius.
Ia menegaskan, Polda Papua telah menerjunkan tim ke Distrik Beoga untuk menindak tegas anggota KKB Papua Sabinus Walker yang berasal dari Intan Jaya.
Diketahui kelompok ini ke Beoga untuk bertemu dengan KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen.
”Kelompok ini berjumlah 75 orang dan menguasai senjata api.
Tim kami akan berupaya menghentikan aksi KKB Papua yang menyebabkan Beoga tidak kondusif,” ujarnya.
Ikuti Berita Seputar KKB Papua lainnya di SURYA.co.id