Berita Malang Raya

Daur Ulang Sampah Jadi Bahan Ekonomis dan Bernilai Jual Tinggi

Persoalan sampah tidak dapat disepelekan karena bisa berdampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan.

Penulis: Benni Indo | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/benni indo
Dua model memperagakan pakaian daur ulang dari sampah saat menghadiri acara Batu Recycling Exhibition yang diselenggarakan oleh DLH Kota Batu, Selasa (6/4/2021) 

SURYA.CO.ID, BATU – Tantangan yang muncul akibat dari semakin pesatnya perkembangan pariwisata di Kota Batu adalah sampah.

Saat ini, TPA Tlekung dapat menampung sampah 355 m³ per hari atau setara 90 ton per hari.

Jika akhir pekan atau sedang dalam puncak liburan, jumlahnya bisa lebih banyak dari 90 ton.

Kabar baiknya, mayoritas sampah di Kota Batu adalah sampah organik. Jumlahnya mencapai 60 persen.

Meski sampah organik mendominasi, namun perlu ada kesiapan terhadap potensi meningkatnya sampah non organik yang sulit terurai.
Persoalan sampah tidak dapat disepelekan karena bisa berdampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan.

Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko mengajak agar masyarakat pintar memilah sampah dari rumah.

Sejak dari rumah, sampah non organik dan organik bisa dipisahkan. Hal itu akan memudahkan proses daur ulang.

Selain memudahkan proses daur ulang, juga bisa mendorong munculnya potensi ekonomi di masa pandemi seperti saat ini.

Baca juga: Soal dan Jawaban SBO TV SD Kelas 3 Rabu 7 April 2021: Tuliskan Jenis Sudut Yang Dimiliki Gambar

Baca juga: Di Kabupaten Ponorogo, Vaksinasi Covid-19 Tetap Jalan Walaupun Sedang Berpuasa

Baca juga: Razia Gabungan di Lapas Tulungagung, Petugas Temukan Dua Ponsel dan Benda-benda Tajam

Dewanti pun meminta agar Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bisa membuat inovasi daur ulang sampah yang bernilai ekonomis.

"Keinginan saya, DLH bisa memfokuskan kegiatan melalui upaya-upaya pengelolaan sampah yang dapat memberikan kontribusi nyata dalam pertumbuhan ekonomi,” kata Dewanti setelah menghadiri kegiatan Batu Recycling Exhibition di Lippo Plaza, Kota Batu, Selasa (6/4/2021).

Persoalan sampah tidak bisa dipandang sebelah mata.

Sampah berkaitan erat dengan kesehatan lingkungan tempat manusia tinggal.

Dewanti mengajak, masyarakat turut aktif menghadapi tantangan ini.
Dalam mengatasi persoalan sampah, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, harus melibatkan semua komponen masyarakat dalam pengelolaannya.

"Mengingat persoalan sampah merupakan persoalan serius dan multidimensi sehingga diperlukan kepedulian persoalan sampah secara terus menerus,” ungkapnya.

Kepala DLH, Aries Setiawan menjelaskan, pada 2020 upaya pengurangan sampah di Kota Batu sebesar 11,57 persen.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved