Tidak Sahur dan Lupa Baca Niat Puasa Ramadhan, Apakah Puasa Masih Sah? Ini Penjelasan Ulama

Tidak sahur dan lupa baca niat Puasa Ramadhan bagaimana hukumnya? Apakah puasa masih sah? Simak penjelasan ulama.

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Ilustrasi - Lupa Baca Niat Puasa Ramadhan? Ini penjelasan ulama. 

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah

SURYA.CO.ID - Ibadah Puasa Ramadhan sebentar lagi, berikut seputar tata cara melaksanakan puasa wajib menurut penjelasan ulama.

Hal utama yang harus dilakukan sebelum melaksanakan Puasa Ramadhan adalah membaca niat.

Membaca niat puasa Ramadhan wajib hukumnya. Lantas bagaimana jika lupa tidak membaca niat Puasa Ramadhan?

Ustaz Satibi Darwis dalam ceramah yang diunggah Tribunnews.com berjudul "Kapan Niat Puasa Ramadan Dilakukan? Malam Hari, Siang Hari, dan Bolehkah Satu Bulan" pada 21 April 2020 menjelaskan hal tersebut.

Baca juga: Jadwal Puasa Sunnah Maret 2021: Hari Ini Puasa Senin Kamis 11 Syaban, Boleh Baca Niat Siang Hari

Baca juga: Bacaan Niat Puasa Syaban 2021, Serta Hukum Puasa Nisfu Syaban Menurut Penjelasan Ulama

Baca juga: Salat Taubat di Malam Nisfu Syaban, Malam Pengampunan Dosa, Ini Tata Cara dan Keutamaannya

Ilustrasi - Baca Niat Puasa Ramadhan
Ilustrasi - Baca Niat Puasa Ramadhan (aboutislam.net)

Terdapat dua pandangan tentang membaca niat puasa Ramadhan.

Pertama, pendapat madzhab Maliki, Syafi'i, dan Hambali. Menurut 3 madzhab tersebut, umat Muslim diwajibkan membaca niat puasa Ramadhan pada malam hari.

Apabila tidak membaca niat, maka puasa tidak sah, karena Puasa Ramadhan adalah puasa wajib.

"Oleh karenanya, memang ulama ada dua pandangan. Pertama jumhur ulama dari Maliki, Syafi'i, dan Hambali bahwa niat puasa bulan Ramadhan itu pada waktu malam hari."

"Jadi, wajib niatnya itu di malam hari. Dan ini berdasarkan hadis nabi. 'Siapa yang tidak berniat sebelum fajar maka tidak sah puasanya'," jelas Ustaz Satibi Darwis.

Sementara pendapat kedua, dari mazhab Hanafi.

Menurut mazhab Hanafi, umat Muslim boleh mengucapkan niat puasa Ramadhan setelah fajar hingga pertengahan siang hari.

"Pandangan yang kedua yaitu dari mazhab Hanafi, bahwa niat puasa Ramadhan itu boleh setelah fajar sampai pertengahan siang hari dan mereka mengambil firman Allah di dalam surah Al-Baqarah ayat 187," katanya.

Lantas bagaimana yang bisa jadi acuan?

Ustaz Satibi Darwis menjelaskan pandangan yang bisa menjadi acuan adalah membaca niat puasa pada malam hari, sebagai tanda kehati-hatian.

"Namun pandangan yang benar, itulah pandangan jumhur bahwa untuk puasa Ramadhan kita harus berniat di waktu malam hari," tandas dia.

Lantas bagaimana jika lupa membaca niat puasa Ramadhan saat malam hari?

Ustaz Satibi Darwis menjelaskan, menurut mazhab Maliki, agar tidak lupa membaca niat puasa, maka membaca niat puasa Ramadhan sekali saja di awal bulan.

"Lalu bagaimana antisipasi takutnya kita kadang-kadang kelupaan untuk berniat di malam hari?"

"Maka dari itu kami mengajak, ada solusi, yang mana ini menjadi pandangan mazhab Maliki, bahwa kita boleh berniat untuk satu bulan penuh bulan Ramadhan untuk berpuasa dan sekali niatnya. Yaitu di awal Ramadhan."

"Maka pandangan ini sebagai persiapan kita ataupun sebagai jaga-jaga agar kita kalau memang khilaf dan lupa, kita sudah berniat di awal Ramadhan."

"Karena dalam mazhab Maliki kita boleh berniat satu bulan penuh di awal Ramadhan, sehingga untuk hari berikutnya kalau kita tidak berniat, tidak ada masalah," beber Ustaz Satibi Darwis.

Bacaan niat puasa Ramadhan sebulan penuh

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ كله ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma syahri ramadhaana kullihi lillaahi ta’aalaa

Artinya: "Aku niat berpuasa selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta'ala."

Bacaan niat puasa Ramadhan

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghodin 'an adaa'i fardhi syahri romadhoona hadihis-sanati lillahi ta'aalaa.

Artinya: “Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta'ala.”

Tonton videonya:

Hukum Sahur

Sementara para ulama sepakat bahwa sahur hukumnya sunnah, karena dapat memperkuat dalam menjalani ibadah puasa.

Rasulullah bersabda sebagaimana yang diriwayatkan dari Anas bin Malik:

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً

Artinya: “Sahurlah kalian semua. Sesungguhnya sahur itu mengandung keberkahan.” (HR Bukhari: 1923).

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved