Berita Blitar
Kerajinan Tas Berbentuk Masker Bikinan Warga Kota Blitar Ini Laris Manis di Pasaran
Pandemi Covid-19 menginspirasi sejumlah perajin di Blitar untuk berkreasi agar tetap bisa bertahan.
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, BLITAR - Pandemi Covid-19 menginspirasi sejumlah perajin di Blitar untuk berkreasi agar tetap bisa bertahan.
Salah satunya, Andreas Prasetyo (33), perajin souvenir pernikahan asal Desa/Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar.
Di saat orderan souvenir pernikahan turun drastis akibat pandemi Covid-19, Andreas, mencoba berkreasi membuat kerajinan baru.
Pria berkacamata ini terinspirasi membuat kerajinan tas berbentuk masker KN95.
Tanpa disangka, kerajinan tas berbentuk masker milik Andreas laris manis di pasaran.
"Saya juga tidak menyangka kerajinan tas berbentuk masker laris. Dalam 1 bulan, sudah terjual 1.000 tas," kata Andreas ditemui di rumahnya, Selasa (16/3/2021).
Andreas mulai memproduksi tas berbentuk masker KN95 sejak dua bulan lalu. Sedang usaha kerajinan souvenir pernikahan sudah berjalan delapa tahun ini.
Baca juga: Hari Ini Kamera Tilang Elektronik Dipasang di Simpang Empat Tamanan Kabupaten Tulungagung
Baca juga: Dorong Desa-desa di Kabupaten Trenggalek Aplikasikan Program Sepeda Keren
Ide membuat kerajinan tas berbentuk masker juga tanpa sengaja.
Ketika sedang rapat evaluasi dengan pekerjanya, Andreas memegang masker KN95.
Dia memegang bagian tali masker dan mengayun-ayunkan seperti tas. Dari situ langsung muncul ide membuat tas berbentuk masker.
"Tanpa sadar saya bilang ke pekerja, masker ini bisa diadopsi menjadi tas. Akhirnya langsung memproduksi tas berbentuk masker," ujarnya.
Andreas langsung memproduksi 1.500 tas berbentuk masker dan sudah terjual 1.000 tas dalam waktu sebulan.
Bahan tas berbentuk masker dari kain kulit imitasi bottega. Dia membuat dua ukuran tas berbentuk masker.
Pelanggan juga bisa memesan tulisan nama pada tas berbentuk masker.
Saat ini, dia mendapat pesanan 200 tas berbentuk masker yang ada tulisan nama pemesanan.
"Ada dua ukuran besar dan kecil. Kalau warna identik putih. Tas yang besar harganya Rp 125.000 dan yang kecil Rp 95.000," katanya.
Untuk pemasaran, Andreas mengandalkan penjualan di toko online. Pelanggannya, kebanyakan dari luar Jawa.
"Pesanan paling banyak dari Makassar. Total, saya punya 25 pekerja untuk memproduksi tas dan souvenir," ujarnya.
Andreas mengaku dengan penjualan kerajinan tas berbentuk masker setidaknya dapat menutup turunnya pendapatan dari kerajinan souvenir pernikahan miliknya di masa pandemi Covid-19.
Menurutnya, pesanan kerajinan souvenir pernikahan miliknya turun drastis selama pandemi Covid-19.
Saat kondisi normal, biasanya, dia bisa mendapatkan 25 orderan kerajinan souvenir pernikahan dari pelanggan dalam sebulan.
Sejak pandemi Covid-19, dia rata-rata hanya mendapatkan lima pesanan souvenir pernikahan dalam sebulan.
"Hasil penjualan tas berbentuk masker ini bisa menutup pendapatan dari kerajinan souvenir pernikahan yang turun," katanya.
Selain itu, kata Andreas, kerajinan tas berbentuk masker ini juga sebagai upaya mengkampanyekan penerapan protokol kesehatan kepada masyarakat di masa pandemi Covid-19.
"Selama pandemi, semua orang wajib pakai masker. Tas berbentuk masker ini juga bisa jadi sarana kampanye wajib masker kepada masyarakat," ujarnya.