Konflik Partai Demokrat

Moeldoko Dipilih Aklamasi KLB Sibolangit via Telepon, Respons AHY: Saya Tidak Terima, Kami Lawan !

Jenderal (Purn) Moeldoko dipilih secara aklamasi melalui sambungan telepon dalam Kongres Luar Biasa (KLB) di Sibolangit, Sumatera Utara.

Editor: Iksan Fauzi
ANTARAFOTO/M RISYAL HIDAYAT
Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko melambaikan tangan usai memberi keterangan pers di kediamannya kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (3/2/2021). Moeldoko membantah tudingan kudeta kepemimpinan Partai Demokrat di bawah Agus Harimurti Yudhyono (AHY) demi kepentingannya sebagai calon presiden pada pemilihan umum tahun 2024 mendatang. Berikut respons AHY setelah Moeldoko dipilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Sibolangit, Jumat (5/3/2021). 

Usai memasuki ruang kongres, para pendahulu Partai Demokrat ini langsung diminta menempati kursi yang telah disediakan.

Selanjutnya, panitia memulai kegiatan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan menyanyikan himne Partai Demokrat dan diakhiri dengan menyanyikan mars Partai Demokrat.

Beri kader Rp 10 juta-Rp 25 juta

Mantan Politisi Partai Demokrat, Jhoni Allen Marbun mengakui memberi uang pada politisi yang hadir dalam pertemuan dengan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko.

Jhoni Allen menganggap uang puluhan juta itu diberikan sebagai biaya operasional.

Hal itu diungkapkannya dalam acara Mata Najwa, Rabu (3/3/20210.

Dalam kesempatan itu, Jhoni dicecar soal uang yang diberikan pada kader Demokrat.

Jhoni pun mengakui hal tersebut.

"Betul (kasih uang), itu kan kader kita, dia datang menyampaikan keluhan untuk mencari solusi," ujar Jhoni.

"Tentunya ada biaya operasional, tiketnya kita kasih, biaya hotel kita kasih."

"Untuk kader sendiri hal biasa."

Jhoni lantas mengaku memberi uang Rp 10 - 25 juta pada kader Demokrat yang datang.

Namun, ia membantah jika menjanjikan uang Rp 100 juta pada kader Demokrat.

"Ada yang 10 juta, ada 25 juta, tergantung jauh jaraknya," ucap Jhoni.

"Untuk janji itu, kalian aja bisa berjanji iming-iming."

"Tidak ada iming-iming, itu biaya operasional untuk dia datang ke Jakarta."

"Untuk menyelesaikan krisis kepemimpinan Demokrat," sambungnya.

Terkait hal itu, Presenter Najwa Shihab lantas menanyakan asal uang yang diberikan Jhoni Allen pada kader Demokrat.

Jhoni membantah jika uang tersebut merupakan pemberian Moeldoko.

"Bang, 100 juta itu dari pihak eksternal itu bukan?," tanya Najwa Shihab.

"Saya tidak pernah mau berdosa," jawab Jhoni Allen.

"Pihak eksternal itu tidak ada satu rupiah pun dan itu tidak akan laku."

"Tapi dari pihak kita untuk menyelamatkan partai perlu biaya operasional," tukasnya.

Simak videonya berikut ini mulai menit ke-1.50:

Mahar kader ke petinggi Demokrat saat Pilkada

Dalam kesempatan itu, mantan Politisi Partai Demokrat, Jhoni Allen Marbun, mengancam membongkar rahasia partai yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Dilansir TribunWow.com, Jhoni Allen menyebut adanya mahar yang harus diberikan kader Demokrat yang ingin maju di Pilkada.

Bahkan, hal itu diungkapkan Jhoni Allen di hadapan dua politisi Demokrat, Jansen Sitindaon dan Herman Khaeron.

Saat dikonfirmasi soal mahar kader Demokrat, Herman mengaku tak mengetahui hal itu.

Ia justru mempertanyakan dan menganggap ucapan Jhoni Allen bisa menimbulkan fitnah.

"Saya tidak tahu persis ya tentang persoalan ini, justru mempertanyakan," kata Herman.

"Kalau ada rekaman seperti ini, jangan kemudian menjadi fitnah."

"Kan bisa saja itu oknum orang kah atau apa gitu loh."

Karena itu, Presenter Najwa Shihab lantas meminta Jhoni Allen menunjukkan bukti soal mahar kader Demokrat.

Jhoni Allen pun langsung menantang membuka fakta lain.

"Ada kuitansi kalau perlu kita beberkan," jawab Jhoni Allen.

Mendengar ucapan Jhoni Allen, Jansen Sitindaon langsung bereaksi.

Ia meminta Jhoni Allen tak membahas perihal mahar kader Demokrat tersebut.

"Ini jangan main-main ke wilayah itu sebenarnya," sahut Jansen.

"Tidak main-main, itulah menjadi penyebab utama," sambung Jhoni Allen.

"Tidak boleh debat keras, tapi enggak usah masuk soal itu, ini kan soal pihak ketiga, pemberi uang," kata Jansen menimpali.

"Bedanya kalau Bang Jhoni yang kasih uang, ini kan orang lain dibawa-bawa."

Namun, imbauan Jansen tak digubris oleh Jhoni Allen.

Ia justru membongkar mahar yang diberikan sejumlah kader Demokrat yang akhirnya menang di Pilkada.

"Dengar dulu, Gubernur Banten Wahidin itu Ketua DPD Demokrat kan?," ujar Jhoni Allen.

"Dari DPR dia mencalonkan gubernur menang, dia ditawari jadi Ketua DPD tidak mau. Kenapa? Karena terlalu besar maharnya."

"Kita memenangkan NTB, gubernur dan wakil, bergabung dengan PKS."

"Menang, ditawarkan menjadi ketua DPD kenapa tidak mau?," lanjutnya.

Menurut Jhoni Allen, penolakan itu dilakukan sejumlah kader Demokrat karena tak mampu membayar mahar.

Jhoni Allen bahkan mengancam bakal membongkar rahasia lain di internal Demokrat.

Namun, hal itu diurungkannya.

"Karena kecewa, sudah berjuang keras, terlalu mahal," jelas Jhoni Allen.

"Untuk ke dalam saja mahal, apalagi ke luar."

"Apa mau dibuka lagi? Saya kira cukuplah ya, enggak usah kalian bantah."

"Semakin kalian bantah, semakin terbuka," tandasnya.

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Jhoni Allen Marbun Akui Beri Rp 10-25 Juta pada Kader Demokrat yang Hadir, Ini Tujuannya dan artikel tayang di Tribunnews.com dengan judul AHY: Saya Adalah Ketua Umum yang Sah dan Legitimasi

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved