Sosok Praka David Prajurit Paskhas TNI AU yang Gagalkan Aksi Bunuh Diri di Lantai 20 Wisma Atlet
Inilah sosok Praka David Anjar, prajurit Paskhas TNI AU yang berhasil mengagalkan aksi percobaan bunuh diri di lantai 20 Rumah Sakit Wisma Atlet.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Inilah sosok Praka David Anjar, prajurit Paskhas TNI AU yang berhasil mengagalkan aksi percobaan bunuh diri di lantai 20 Rumah Sakit Wisma Atlet.
Praka David Anjar merupakan anggota Batalyon Komando 461 Paskhas.
Saat ini ia berdinas jaga di POS 2, Tower 9, Wisma Atlet Pademangan.
Baca juga: Kehebatan Paskhas TNI AU yang Dihujani Peluru KKB Papua, Pantas Separatis Kabur dan 1 Anggota Tewas
Baca juga: Biodata Almarhum Fuad Amin Mantan Bupati Bangkalan yang Asetnya di Surabaya Diserahkan ke TNI AL
Sosok Praka David Anjar jadi sorotan karena aksi heroiknya menggagalkan percobaan bunuh diri seorang perempuan berinisial EK (50) dari Lantai 20, Tower 9, Wisma Atlet, Selasa (23/02/2021).
Melansir dari laman paskhas.mil.id, kronologinya berawal saat Praka David Anjar mendapat laporan dari tenaga kesehatan pada pukul 23.55 WIB bahwa ada seorang wanita mencoba untuk loncat dari Kamar 2034 , lantai 20 , tower 9.
Dengan spontan Praka David Anjar bersama tenaga kesehatan menuju ke lantai 20 dengan mengunakan lift.
Sesampai di lantai 20 Praka David Anjar langsung menuju kamar EK.
Di kamar korban ternyata sudah ada serda dadang dari Detasemen Matra I Paskhas nampak kelelahan memegang tangan kiri EK.
Posisi EK saat itu sudah di luar jendela berusaha untuk menjatuhkan diri.
Dengan datangnya Praka David Anjar langsung meraih tangan kanan EK dan berusaha menariknya ke dalam jendela kamar.
Tetapi EK bersikeras tidak mau di bawa ke dalam kamar.
Praka David Anjar dan Serda Dadang pun berusaha membujuk korban kurang lebih selama 10 menit.
Akhirnya, EK berhasil di tarik ke dalam kamar melalui jendela.
Selanjutnya EK dibawa oleh Tenaga Kesehatan untuk mendapatkan perawatan karena kondisinya sangat lemah.
Diketahui alasan korban ingin bunuh diri lantaran Depresi kangen ketemu sama keluarga dan anaknya.
Aksi heroik para prajurit Paskhas TNI AU itu sontak menuai banyak pujian.
“Sekali lagi kami sangat bangga memiliki petugas-petugas yang sigap dan memiliki jiwa kepedulian yang kuat antar sesama” ujar salah satu penghuni Wisma Atlet Pademangan.
Mengenal Paskhas TNI AU

Pasukan yang dikenal dengan baret jingga ini merupakan pasukan dari TNI dari matra udara, atau TNI AU.
Paskhas TNI AU merupakan pasukan tempur yang bersifat infantri dengan format organisasi tempur yang khas bagi kebutuhan matra udara.
Paskhas TNI AU menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sistem senjata matra udara.
Pasukan ini terbentuk karena permintaan Gubernur Kalimantan yang ketika itu dijabat Mohammad Noor untuk menerjunkan pasukan dalam membantu perjuangan rakyat Kalimantan.
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'HUT Ke-73 Kopaskhas TNI AU, Ini Sejarah Terbentuknya Korps Baret Jingga'
Pada 17 Oktober 1947, 13 orang dipersiapkan untuk terjun di Kotawaringin.
Mereka semuanya belum pernah mendapat pendidikan secara sempurna tentang terjun payung, kecuali teori dan latihan darat.
Melansir laman resmi Kopaskhas, paskhas.mil.id, penerjunan dilakukan dengan pesawat Dakota RI-002, pesawat sewaan milik Robert Earl Freeberg.
Freeberg merupakan seorang pilot berkebangsaan AS yang dikenal dengan julukan One Man Air Force.
Dakota RI-002 lepas landas pada pukul 03.40 dan berhasil menerjunkan ke-13 orang tersebut di atas Kotawaringin.
Pada pukul 07.00 WIB kala itu, pesawat Dakota yang membawa 13 prajurit AURI berada di atas sasaran dan melakukan penerjunan di daerah Sambi, Kotawaringin, Kalimantan Tengah.
Mereka bertugas membentuk dan menyusun gerilyawan, membantu perjuangan rakyat di Kalimantan, membuka stasiun radio induk untuk menghubungkan Yogyakarta-Kalimantan, dan mengusahakan serta menyempurnakan dropping zone untuk penerjunan selanjutnya.
Operasi Kotawaringin ini menjadi catatan sejarah sebagai operasi pertama pasukan payung di Indonesia.
Dalam tahap awal perkembangannya, pasukan ini lebih mendekati bentuk satuan (batalyon) infantri lintas udara pada umumnya.
Kemudian, seiring dengan reorganisasi mutakhir TNI/ABRI pada 1984-1985, organisasi korps pasukan TNI AU dimantapkan dalam bentuk organisasi dan formatnya kini, dengan nama Paskhas TNI AU.
Baca juga: Sosok Praka MS, Oknum TNI yang Jual Amunisi ke Papua: 600 Butir Dijual Rp 1,5 Juta, Begini Alurnya
Tanggal penerjunan ini dijadikan sebagai hari jadi Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) yang nantinya berubah menjadi Paskhas TNI AU.
Keputusan ini dibuat berdasarkan Keputusan Men/Pangau Nomor 54 Tahun 1967 tanggal 12 Oktober 1967.
Tugas Paskhas hampir sama dengan Raider, sebagai pasukan infantri lintas udara yang mempertahankan dan mengamankan alat utama dan sistem persenjataan TNI-AU.
Paskhas juga mempunyai tugas dalam operasi pembentukan dan pengendalian pangkalan udara depan.
Paskhas mendirikan dan memasang fasilitas penerbangan, serta menghidupkan fasilitas yang di daerah pertempuran.
Mereka juga mampu mempertahankan pangkalan depan yang digunakan sebagai tumpuan udara.
Pada September 1999, dibentuk Satuan Wing Paskhas. Untuk wilayah barat, Wing I Paskhas di Jakarta, membawahi tiga skuadron dan empat flight Paskhas bs.
Wilayah timur, Wing II Paskhas di Malang membawahi tiga skuadron dan dua flight Paskhas bs.
Sedangkan Wing III Diklat Paskhas di Bandung membawahi tiga satuan pendidikan.
Motto yang digunakan adalah "Karmanye Vadikaraste Mafalesu Kadatjana" yang bermakna menunaikan tugas tanpa menghitung untung dan rugi.
Kehebatan Paskhas TNI AU
Dikutip dari buku "All In One Tes Masuk TNI Polri 2015" karangan Tim Edukasi Indonesia, Paskhas TNI AU memilliki berbagai kemampuan tempur khas matra udara.
Seperti dilansir dari Tribun Batam dalam artikel 'Kehebatan Paskhas TNI AU, Jarang Terdengar Tapi saat Beraksi Bikin Pasukan Elite Negara Lain Melongo'
Di antaranya Pengendali Tempur (Dalpur), Pengendari Pangkalan (Dallan), SAR Tempur, jumping Master, Pertahanan Pangkalan yang memiluputi pertahanan horizontal (Hanhor) dan pertahanan vertikal (Hanver), Penangkis Serangan Udara, jungle warvare, air assault (mabod), raid operation hingga kemampuan anti teros aspek udara yang dikenal sebagai ATBARA (anti Pembajakan Udara).
Meski lekat dengan udara, Paskhas TNI AU juga mahir untuk bertempur di hutan, perkotaan, laut maupun pantai.
Ketangguhan prajurit Paskhas TNI AU ini ditakuti dunia bahkan oleh tentara negara maju sekelas Australia.
Diketahui pasukan berkekuatan luar biasa ini satuan paling minim informasinya, makanya sering membuat musuh susah untuk menebaknya.
Pasukan ini dikenal pula sebagai Korps Baret Jingga, mengingat baret yang digunakan berwarna jingga.
Paskhas memang Pasukan Khas. Kekhasannya atau ciri khasnya adalah terdapat pada kemampuan para personel pasukan itu untuk mengoperasikan bandara atau pangkalan udara.
Sebagai pasukan elit andalan TNI AU tugas utama Paskhas adalah menjaga pangkalan udara dan semua asetnya.
Dalam peperangan tugas utama mereka juga menguasai pangkalan udara lawan dan kemudian mengoperasikannya.
Itulah kekhasan pasukan Paskhas, yakni kemampuan mengoperasikan pangkalan udara untuk penerbangan pesawat.
Satu-satunya pasukan elit TNI yang bisa mengoperasikan bandara atau pangkalan udara memang hanya Paskhas.
Mereka telah mendapat pelatihan mengoperasikan pangkalan udara secara memadai.(*)