Paulus Waterpauw Ungkap Penyebab KKB Papua Intan Jaya Merajalela, Prajurit TNI Banteng Raider Gugur
Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw membeberkan penyebab aksi KKB di Intan Jaya semakin merajalela. Prajurit TNI Banteng Raider jadi korban
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw membeberkan penyebab aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Intan Jaya semakin merajalela.
Bahkan, kebrutalan KKB Papua di wilayah ini menelan korban jiwa prajurit TNI dari Satuan Batalyon Infanteri 400/Banteng Raider.
Melansir dari Tribratanews.polri.go.id, Paulus Waterpauw menyebut latar kesejahteraan yang membuat aksi KKB Papua di sana semakin menjadi-jadi.

Baca juga: Prajurit TNI Banteng Raider Berguguran, Paulus Waterpauw Ajak Pemprov Atasi KKB Papua: Turun Dong
Baca juga: Biodata Prada Ginanjar Arianda, Prajurit TNI Banteng Raider yang Gugur Diberondong KKB Papua
Menurut Paulus, para anggota KKB Papua di sana adalah pengangguran.
"Mereka itu free man, banyak yang tidak punya pekerjaan, menganggur," ujar Kapolda , Senin (15/2/2021).
Karena kondisinya demikian, menurut dia, keterlibatan kepala daerah (Bupati hingga Kepala Desa) dalam menyelesaikan konflik dan kekerasan di Papua sangat diharapkan.
Sebab, pemerintah pusat sendiri sudah luar biasa dalam memberikan bantuan.
Bantuan dalam bentuk dana otonomi khusus maupun berbagai infrastruktur yang dibangun dalam lima tahun terakhir ini.
Paulus Waterpauw merujuk pada perubahan yang terjadi di sejumlah daerah di Papua.
Wilayah 'Merah' pernah disematkan untuk Kabupaten Puncak Jaya, Puncak Dilaga, Tolikara, Jayawijaya, dan Lany Jaya.
Tapi sekarang tak lagi terjadi konflik KKB Papua di sana.
"Karena para bupati di sana sudah menangani (kesejahteraan warganya) dengan baik," jelas Kapolda.
Adapun di Intan Jaya dan Nduga, justru dalam tiga tahun terakhir aksi teror KKB Papua seperti tak berujung di sana.
Paulus mensinyalir hal itu terjadi antara lain karena sisa konflik akibat pemilihan bupati 2017.