UPDATE Situasi Intan Jaya Setelah KKB Papua Berondong Prajurit TNI AD, Polda Papua Kirim 300 Pasukan
Berikut update atau kabar terbaru situasi Kabupaten Intan Jaya setelah KKB Papua memberondong prajurit TNI AD. Polda Papua akan kirim 300 pasukan
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Selama ini, diketahui ada dua KKB di Intan Jaya, yaitu kelompok pimpinan Undius Kogoya dan Sabinus Waker.
"Kami belum tahu (kelompok mana), karena sudah banyak pemain di Intan Jaya," kata Benny.
Berdasarkan informasi yang beredar di media sosial, Praka Hendra Sipayung merupakan anggota Kodim Persiapan Intan Jaya.
Praka Hendra Sipayung ditembaki di depan lapak jualan warga, di pinggir Jalan Mamba, Sugapa Intan Jaya.
Penembakan terjadi saat Pemda, TNI Polri sedang melaksanakan rapat koordinasi terkait pemulangan warga masyarakat yang mengungsi dari perkampungan ke ibu kota Sugapa.
''Korban anggota TNI tertembak di bagian kepala sebelah kanan, dan berada dalam kondisi kritis.
Korban tak dapat di evakuasi keluar dari Intan Jaya, karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan.''
Kepala Polres Intan Jaya Ajun Komisaris Besar I Wayan G Antara, saat dihubungi secara terpisah, mengatakan, seluruh aparat Polres Intan Jaya juga dalam status keamanan siaga satu untuk mengantisipasi serangan KKB yang dipimpin Sabinus Waker itu.
”Saat ini anggota KKB masih bersembunyi di sejumlah lokasi di Sugapa. Jajaran Polres Intan Jaya bersama 130 anggota Brimob terus meningkatkan patroli untuk mengantisipasi serangan susulan KKB,” ujarnya.
Sebelum kasus ini, KKB telah melancarkan lima serangan di Intan Jaya sejak awal tahun ini.
Selain aparat keamanan, serangan KKB juga menyasar warga sipil dan fasilitas publik.
Sebelumnya, Pastor Yustinus Rahangiar selaku pemimpin perwakilan gereja Katolik di Intan Jaya mengatakan, sebanyak 600 warga mengungsi ke kompleks pastoran gereja di Bilogai. Warga mengungsi karena ketakutan dengan aksi-aksi KKB selama ini.
”Warga yang mengungsi ke kompleks kami berasal dari tiga kampung, yakni Bilogai, Kumbalagupa, dan Puyaguay.
Hingga saat ini mereka belum berani kembali ke rumah,” ungkap Yustinus.(*)