Berita Lamongan

Bermodal Es Krim, Guru Olah Raga Renggut Kesucian Siswi SMA di Lamongan, Berulang Hingga 10 Kali

Cuma bermodal es krim, guru olah raga sebuah SMA di Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, berhasil memperdaya siswinya sendiri. Begini modusnya

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Hanif Manshuri
Kapolres Lamongan, AKBP Miko Indrayana saat rilis kasus guru setubuhi siswinya, Rabu (10/2/2021). 

SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Hanya bermodal membelikan es krim dan makanan, seorang oknum guru olah raga sebuah sekolah menengah atas di Kabupaten Lamongan berhasil memperdaya siswinya sendiri.

Parahnya, korban hingga 'tak berdaya' hingga keperawanannya rela direnggut oleh guru tersebut, F (26).

Guru sekolah menengah atas di Kecamatan Solokuro, Lamongan ini cukup lihai dalam melancarkan bujuk rayunya untuk bisa berulang kali melampiaskan nafsunya kepada korban, DF (17).

"Khilaf," ujar F mengaku saat ditanya awak media, Rabu (10/2/2021).

Lebih gila lagi, saat melakukan hubungan badan layaknya suami istri, tersangka merekamnya menggunakan hape miliknya.

Rekaman video ini dimanfaatkan pelaku sebagai modal ketika hendak meminta 'jatah' lagi kepada korban.

Dan tersangka F, berhasil menggauli korban hingga 10 kali hubungan badan.

Semua adegan dewasa tersebut dilakukan di rumah tersangka, tak jauh dari rumah korban.

Korban tidak berdaya dan dengan terpaksa menuruti permintaan tersangka karena di bawah tekanan dan ancaman.

Untuk hubungan pertama kali, seperti pengakuan korban pada penyidik, dilakukan tersangka dengan rudapaksa saat sang guru cabul itu mengundangnya untuk datang ke rumah F.

Insiden pertama itulah yang direkam tersangka dan dipakai alat untuk mengancam korban jika menolak berhubungan badan.

"Tersangka selalu mengancam akan menyebarkan rekaman video itu kepada orang tua korban dan para guru, " ungkap Kapolres Lamongan, AKBP Miko Indrayana saat rilis, Rabu (10/2/2021).

Ternyata ancaman itu benar-benar dilakukan tersangka. Kemudian salah satu video itu di-screenshot dan dikirim ke teman korban, saudara korban hingga meluas ke tangan dewan guru.

Hasil tangkapan layar itu dikirim melalui Facebook dengan akun palsu yang bukan atas nama pelaku.

Bukti screenshot dari dada hingga wajah korban itu cukup dikenali oleh para penerima. Dalam postingan itu, tersangka juga menyertakan komentarnya, kalau anak yang ada dalam foto itu (hasil screenshot, red) tergolong anak nakal.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved