Kabar Terbaru KKB Papua Intan Jaya Tembak Lagi Warga Sipil, Bupati dan Jajarannya Tak Berani Ngantor
Kabar terbaru aksi KKB Papua di Kabupaten Intan Jaya menimbulkan korban lagi. Seorang warga sipil kena tembak pada Senin (8/2/2021) sore.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Kabar terbaru aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua di Kabupaten Intan Jaya menimbulkan korban lagi.
KKB Papua menembak lagi seorang warga sipil di Kampung Bilogai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaua, Senin (8/2/2021) sore
Selain itu, aksi KKB Papua yang masih merajalela membuat bupati Intan Jaya Natalis Tabuni dan jajarannya tak berani untuk ke kantor.

• Fakta Terbaru Aksi KKB Papua Intan Jaya Tergetkan Daerah Tertinggal, Jenderal Andika Perkasa Dipuji
• KKB Papua Brutal hingga Bunuh 2 Prajurit Jenderal Andika Perkasa, Sekolah di Intan Jaya Tetap Buka
Kapolres Intan Jaya AKBP I Wayan G Antara mengatakan, warga sipil yang ditembak KKB Papua selamat dan dirawat di Pusksesmas Bilogai.
"Ya tadi ada penembakan tadi sore. Katanya luka di pipi," ujar Wayan saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin.
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Penembakan Kembali Terjadi di Intan Jaya, Seorang Warga Terluka'
Wayan belum bisa memberi keterangan lebih jauh karena masih menunggu laporan dari lapangan.
Saat ini, kata Wayan, situasi di Distrik Sugapa berstatus siaga.
"Situasi siaga, kalau dibilang aman ya tidak aman, dibilang tidak aman ya aman," kata dia.
Korban penembakan itu bernama Ramli yang mengalami luka di bagian pipi.
Insiden penembakan itu terjadi sekitar pukul 17.30 WIT.
Saat ini, Ramli masih dalam keadaan sadar dan dirawat di Puskesmas Bilogai.
Tim Satgas I , Personel Polsek Sugapa dan BKO Polres Intan Jaya berada di lokasi kejadian untuk melakukan pengamanan.
Sementara itu, Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni mengaku tak berada di Distrik Sugapa sejak awal 2021.
Natalis Tabuni dan jajarannya tak bisa menjalankan roda pemerintahan dengan optimal.
Sugapa merupakan ibu kota Kabupaten Intan Jaya. Natalis membeberkan sejumlah alasan dirinya tak berada Sugapa, Intan Jaya.
Pertama, ia dan jajarannya sedang mempersiapkan APBD 2021 di Nabire.
Hal ini dilakukan karena tak ada jaringan internet di Sugapa.
Kedua, dirinya sempat terpapar Covid-19 sehingga harus melakukan karantina mandiri hingga sembuh.
• Biodata Irjen Wahyu Hadiningrat yang akan Jadi Kabareskrim Menurut IPW, Berikut Daftar Kekayaannya
• Update Situasi Intan Jaya di Tengah Aksi KKB Papua: Pemkab Tak Berani Ngantor, 100 Brimob Dikerahkan
Alasan terakhir adalah faktor keamanan. Tak cuma Natalis, ASN di wilayah itu juga merasa tak nyaman karena kondisi Intan Jaya yang kurang aman.
Mereka kerap didatangi anggota KKB Papua yang meminta bantuan.
Anggota KKB Papua tersebut kerap mengancam mengeksekusi mereka jika bantuan itu tak dipenuhi.
Dari data yang dikeluarkan Polda Papua, selama 2020, KKB Papua beraksi sebanyak 49 kali di tujuh kabupaten.
Peristiwa paling banyak tercatat di Intan Jaya sebanyak 23 kali, Mimika sembilan kali, Nduga delapan kali, Pegunungan Bintang enam kali, dan Keerom satu kali.
Dari aksi-aksi tersebut, total ada 17 orang yang tewas karena ulah KKB Papua. Sebanyak 12 orang di antaranya merupakan warga sipil, empat anggota TNI dan satu polisi.
Sekolah di Intan Jaya Tetap Buka

Meski KKB Papua merajalela, tapi sekolah-sekolah di Kabupaten Intan Jaya masih tetap buka.
Selain sekolah, puskesmas juga tetap beroperasi untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat setempat.
Demikian diungkapkan oleh Kapolres Intan Jaya, Papua, AKB I Wayan G Antara.
Ia mengatakan, semua instansi di lingkup Pemda Kabupaten Intan Jaya tidak membuka kantornya hingga bulan ini.
Seperti dilansir dari Kompas TV dalam artikel 'Aktivitas Pemerintahan di Intan Jaya Papua Tak Jalan, Keberadaan Para Pegawainya Tidak Diketahui'
Ia menambahkan, tidak terlihat pula keberadaan aparatur sipil negara (ASN) dari instansi-instansi tersebut di Sugapa, ibu Kota Intan Jaya.
Adapun pelayanan publik yang tetap berjalan selain di puskesmas, yakni sejumlah SMA serta SMP setempat.
Menurut Wayan, sekolah-sekolah itu tetap dibuka karena pelaksanaan kegiatan belajar secara daring terkendala fasilitas jaringan telekomunikasi.
“Kondisi ini sudah terjadi sejak tahun lalu.
Padahal, masyarakat telah meminta kehadiran Pemda saat bertemu dengan Tim Gabungan Pencari Fakta Intan Jaya pada Oktober tahun lalu," kata Wayan saat dihubungi dari Jayapura, Minggu (7/2/2021).
Wayan menuturkan, ketiadaan Pemda setempat menyebabkan pihak kepolisian dan TNI tak bisa bersinergi ketika terjadi permasalahan di tengah masyarakat.
Selain itu, Wayan mengaku tidak mengetahui keberadaan para pegawai pemda Intan Jaya hingga kini.
Ada kemungkinan mereka mengungsi.
"Kami tidak mengetahui keberadaan para pegawai hingga kini.
Kemungkinan mereka berada di Kabupaten Nabire. Harapannya agar aktivitas pemerintahan kembali berjalan normal, " ucap Wayan.
Lebih lanjut, Wayan menuturkan, Polres Intan Jaya masih menelusuri kebenaran informasi adanya warga yang mengungsi demi menghindari konflik antara aparat keamanan dan KKB Papua.(*)