Biodata Brigjen TNI Bambang Anak Buah Jenderal Andika Perkasa yang Pernah Pimpin 'Pasukan Setan'
Brigjen TNI Bambang Trisnohadi adalah anak buah Jenderal Andika Perkasa yang pernah memimpin 'Pasukan Setan'. Berikut profil dan biodatanya
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Inilah profil dan biodata Brigjen TNI Bambang Trisnohadi, anak buah Jenderal Andika Perkasa yang pernah memimpin 'Pasukan Setan'.
Sekadar informasi, pasukan setan adalah julukan untuk Batalyon Infanteri 315/Garuda atau Yonif 315/Garuda saat awal pembentukannya.
Melansir dari Wikipedia, pada tanggal 20 Agustus 1947 di daerah Cirebon terbentuk satu Kompi yang diberi julukan 'Pasukan Setan'.
Baca juga: 6 FAKTA Letda Sofyan yang Nangis Dilantik Jenderal Andika Perkasa, KASAD Juga Beri Hadiah Spesial
Baca juga: KKB Papua Pamer Setelah Tembak Warga Sipil, Sebelumnya Tewaskan 2 Anak Buah Jenderal Andika Perkasa
Dengan mendapat tambahan satu Kompi dari Banten, nama Kesatuan dirubah menjadi Yon “ Y ” Brigade IV Divisi VI/Siliwangi.
Pada tanggal 1 Januari 1951 terjadi perubahan nama satuan dari Batalyon “ Y “ menjadi Batalyon 1515/Tirtayasa Divisi VI/Siliwangi.
Pada tanggal 1 April 1952, Yon 1515/Tirtayasa berubah nama menjadi Batalyon 315/Garuda.
Prestasi pasukan Yonif 315/Garuda juga sangat moncer.
Pasukan ini hampir selalu berpartisipasi dalam melibas aksi pemberontakan di Indonesia.
Mulai dari pembersihan sisa-sisa G30S/PKI, penumpasan GAM di Aceh, hingga operasi Seroja di Timor Timur.
Biodata Brigjen TNI Bambang Trisnohadi
Salah satu perwira tinggi TNI AD yang pernah memimpin Yonif 315/Garuda adalah Brigjen TNI Bambang Trisnohadi.
Melansir dari Wikipedia, Bambang Trisnohadi lahir pada bulan Februari 1972.
Ia adalah seorang perwira menengah TNI AD yang sejak September 2015 menjabat sebagai Koorspri Kasad.
Bambang pernah menjadi Komandan Upacara penurunan bendera pada upacara Peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70 pada 17 Agustus 2015 di Istana Merdeka.
Bambang, lulusan terbaik Akademi Militer 1993 ini berpengalaman dalam Infanteri (Kopassus).
Jabatan sebelumnya adalah Asops Kasdam VI/Mulawarman.
Riwayat pendidikan Militer:
- Akabri (1993) Lulusan Terbaik - Adhi Makayasa & Tri Sakti Wiratama
- Seskoad (2008) Lulusan Terbaik -
- Sesko TNI (2017) Lulusan Terbaik - Adi Wira Nugraha
Riwayat Jabatan:
- Pabandya Lat Ops Paspampres (2008 - 2009)
- Dandenwalpri Grup A Paspampres (2009 - 2010)
- Danyonif 315/Garuda (2010-2011)[2]
- Sespri Wakasad (2011 - 2012)
- Dan Grup A Paspampres (2012)
- Asops Kasdam VI/Mulawarman (2014)
- Koorspri Kasad (2015 - 2017)
- Danrem 121/Alambhana Wanawwai (2018)
- Kasdam XVII/Cenderawasih (2020)
Baca juga: Biodata Letda Sofyan yang Nangis Dilantik Jenderal Andika Perkasa Jadi Perwira TNI, Dulu Cuma Ajudan
Baca juga: Biodata Letjen TNI Besar Harto yang Dimutasi Jadi Koorsahli Jenderal Andika Perkasa, Eks Pangkostrad
Perjuangan Letda Bagas Yoga Jadi Anak Buah Jenderal Andika Perkasa
Kisah perjuangan Letda Bagas Yoga Satriya Aji menjadi anak buah Jenderal Andika Perkasa memang menarik untuk disimak.
Putra dari Kopka M. Tauchid itu sudah sejak kecil bercita-cita menjadi prajurit TNI AD dan ingin menyandang pangkat jenderal.
Melansir dari laman kostrad.mil.id, Letda Bagas menceritakan kisah inspiratifnya di sela-sela acara pelantikannya pada Agustus 2019 silam.
Bagas saat itu dilantik menjadi perwira TNI AD berpangkat letnan dua (Letda), lebih tinggi ketimbang ayahnya yang berpangkat Kopral Kepala (Kopka).
Mungkin sebagian menganggap sebagai perstiwa yang langka, namun sesungguhnya di dalamnya terdapat kisah inspiratif tentang doa dan perjuangan orang tua dalam mendidik dan mendukung anaknya agar lebih maju daripada mereka.
“Momen itu, memiliki makna yang luar biasa.
Tidak hanya bagi saya, namun juga sebagai bukti kepada orang tua, bahwa doa dan perjuangan beliau tidak sia-sia,” ungkapnya.
“Sejujurnya, ketika itu rasa haru dan bangga yang muncul bukan hanya karena dilantik jadi Letnan Dua, namun membayangkan bagaimana Bapak yang seorang Tamtama, begitu ulet dan teguh dalam memotivasi saya masuk Akmil,” tambah Bagas sambil menerawang.
Demikian juga Ibu, lanjut Bagas, ketika dipeluk erat dan dicium beliau, yang dirasakan seolah-olah Ibu melepaskan beban berat sekaligus harapan tinggi, yang selama ini dipendamnya.
“Ketika itu, saya tiak bisa berbuat apa-apa, sehingga secara naluri.
Saya hanya bersimpuh di kaki Ibu untuk memanjatkan syukur kepada Allah Swt serta berterima kasih kepada Ibu serta mendoakan beliau agar senantiasa sehat dan mendapatkan kemuliaan dari-Nya,” ucap Bagas dengan mata berkaca-kaca.

Sambil menarik nafas, lantas Bagas pun melanjutkan cerita tentang kisah perjuangannya.
“Ketika orang tua tahu saya sangat ingin menjadi prajurit.
Dengan penuh keyakinan, Bapak mendorong saya untuk mendaftar di SMA Terpadu Krida Nusantara (SMAT KN), alhamdulillah lulus,” ujar Bagas.
“Di (SMAT) KN itu, saya mendapatkan segalanya.
Tidak hanya pelajaran akademik, namun juga gemblengan fisik dan mental, selayaknya yang saya dapatkan di Akmil. Tapi dalam porsi yang berbeda, tentunya,” tambahnya.
Sebagai sekolah yang menerapkan pendidikan semi militer, sekolah yang terletak di Bandung ini mewajibkan siswanya tinggal di asrama.
“Agar menjadikannya sebagai individu yang mandiri sejak dini.
Seluruh siswanya hidup dalam asrama dan dididik untuk selalu menjunjung tinggi nilai disiplin,” jelas Bagas.
“Namun berkat dukungan dan doa orang tua yang tiada henti, mendorong saya untuk bisa berprestasi dan akhirnya saya mendapatkan beasiswa dari sekolah,” sambungnya.
“Bekal ilmu, pengetahuan, fisik dan mental serta harapan orang tua itu yang menguatkan dan membulatkan tekad saya untuk mendaftar dan lulus Akmil, seperti saat ini,” tutur pria kelahiran 1997 itu.
Ketika disinggung tentang pangkat ayahnya yang berpangkat Kopral, Bagas menyampaikan bahwa dirinya tidak pernah merasakan minder dan rendah diri.
Baca juga: 3 Fakta Irjen Nico Afinta Kapolda Jatim yang Disebut Pantas Jadi Kabareskrim, Biodata dan Kekayaan
Karena baginya sosok Bapak merupakan teladan dan pelita bagi keluarga.
“Selain selalu mengajarkan saya dan adik, Alya Rahma Wulandari untuk tidak pernah merasa rendah diri, Bapak selalu meminta kita untuk tekun belajar.
Yaitu belajarlah yang tekun, dengan ilmu yang kamu miliki, orang lain akan menghormatimu, “ tambah Bagas mengutip pernyataan ayahnya.
Hikmah yang dialami ini, membuat Bagas semakin bersemangat untuk memberikan pengabdian yang terbaik bagi rakyat dan bangsa Indonesia.
“Pangkat dan jabatan merupakan amanah.
Saya ingin membayar doa dan perjuangan orang tua selama ini dengan pengabdian terbaik kepada bangsa dan ini yang dapat saya lakukan, “pungkasnya.
Secara terpisah, saat dihubungi melalui telepon, Kopka M. Tauchid yang sehari-hari berdinas di Brigif Para Raider 17/Kujang Divif 1 Kostrad mengatakan bahwa keberhasilan yang diraih anaknya itu merupakan berkah sekaligus amanah dari Tuhan Yang Maha Esa.
Di awalnya M. Tauchid sempat pesimis, dan berpikir apakah anak Kopral bisa lulus ketika mengikuti seleksi menjadi calon Perwira TNI AD (Akmil).
”Akhirnya keraguan itu pun berhasil ditepis, ketika Bagas dinyatakan lulus jadi Taruna Akmil dan dilantik menjadi Letnan Dua (kecabangan) Kavaleri,” ujarnya dengan nada gembira.
Penyampaian M.Tauchid juga diamini sang istri, Siti Basiroh, bahwa motivasi anaknya untuk mengikuti seleksi begitu tinggi.
“Saking bersemangatnya, tak jarang Bagas menghabiskan waktu bermainnya hanya untuk belajar dan belajar. Tanpa disuruh untuk belajar,” ungkap Siti Basiroh, Kamis (1/8/2019).
“Bagas selalu disiplin dalam mengatur waktu.
Tahu kapan waktu belajar dan rutin membina latihan fisik di areal lapangan Brigif Kujang, “urainya.
Bagi ibu yang kesehariannya mengajar di TPA ini, anaknya merupakan pribadi yang tahu betul keadaan orang tuanya.
“Jarang sekali meminta uang jajan, apalagi hanya sekadar untuk jalan-jalan. Lebih banyak waktunya dihabiskan untuk membaca dan belajar,” tuturnya.(*)