Liputan Khusus

Permintaan Plasma Konvalesen Meningkat, PMI Jatim Catat Ada 215 Antrean

Jumlah stok darah untuk kebutuhan terapi plasma konvalesen dari para penyintas Covid-19, masih terbilang minim.

surya.co.id/febrianto ramadani
Mantan pasien covid-19 sedang mendonorkan plasma darah konvalesennya di UTD PMI Surabaya, Jumat (22/1/2021). 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Jatim Edy Purwinarto tak menampik permintaan stok darah untuk kebutuhan terapi plasma konvalesen bagi pasien Covid-19 meningkat.

Namun jumlah stok darah untuk kebutuhan terapi plasma konvalesen dari para penyintas Covid-19, masih terbilang minim.

Hal itu diketahui dengan jumlah antrean permohonan stok kantong plasma konvalesen yang terus membludak, dibanding dengan jumlah kantong plasma konvalesen yang tersedia.

"Permintaan darah kita itu memang sangat-sangat tinggi. Setiap hari Jatim, memang terjadi daftar tunggu," katanya saat dihubungi, Rabu (20/1/2021).

Berdasarkan, catatannya, hingga 18 Januari 2021, PMI Jatim baru mampu menyediakan 66 stok permintaan.

Padahal, ada 215 orang di Jatim yang sedang mengantre.

Baca juga: PMI Jatim Ajak Penyintas Covid-19 Donor Plasma Konvalesen

Baca juga: Soal dan Jawaban SBO TV SD Kelas 4 Rabu 27 Januari, Deklamasikan Puisi Sahabatku Seorang Pemulung!

Baca juga: Live Streaming TVRI BWF World Tour Finals Hari ini Rabu 27 Januari 2021 dan Jadwal 5 Wakil Indonesia

Baca juga: UPDATE Hasil Indonesian Idol 2021: Melisa Dapat 3 Standing Ovation dan Biodata 11 Konstestan

Terkadang, PMI Jatim juga mendapati permintaan stok plasma konvalesen dari provinsi di luar Jatim.

"Kira-kira 80 persen itu nyantolnya di Surabaya," jelasnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpunnya, Edy mengatakan tingginya angka permintaan plasma konvalesen, hingga memicu antrean, menandakan terapi tersebut dinilai mampu menekan angka fatalitas pasien Covid-19.

"Masalah efektivitas memang ini barangkali gambaran sekitar 80 persen, kan gitu. Ini kan barangkali, tapi apa pun juga ini harus kita syukuri sebagai suatu keberhasilan," ungkapnya.

Hingga saat ini, ungkap Edy, Jatim memiliki enam Unit Donor Darah (UDD), yang diantaranya, di Kota Surabaya, Sidoarjo, Kota Malang, Tuban, Lumajang, dan Jember.

Berdasarkan pemetaan wilayah Jatim. Keenam wilayah itu cenderung memenuhi kebutuhan disisi tengah, hingga ke timur. Sedangkan wilayah Jatim, sisi Barat itu terbilang kosong.

Kemudian, dari keenam UDD itu, hanya satu UUD di Kabupaten Tuban yang belum mengantongi sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Ketentuan Tuban bisa melakukan satu produksi tetapi harus diampu oleh UDD yang sudah mempunyai sertifikat CPOB tadi," katanya.

Kendati begitu, demi mendongkrak jumlah stok darah plasma konvalesen. Edy berencana bakal melakukan jejaring donor darah di kabupaten atau kota di Jatim, yang berada di sisi Barat.

Halaman
123
Sumber: Surya Cetak
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved