Sosok Dimas Pratama Prajurit TNI 18 Tahun Tak Ketemu Orangtua, Termotivasi Jenderal Andika Perkasa

Inilah sosok Dimas Pratama, seorang prajurit TNI AD yang baru lulus dan sudah 18 tahun tak bertemu orangtuanya. Termotivasi Jenderal Andika Perkasa

Youtube TNI AD
Sosok Dimas Pratama (kanan) Prajurit TNI AD yang sudah 18 Tahun Tak Ketemu Orangtua. Akhirnya bisa bertemu dengan sang ibu (tengah) 

Dimas mendapat kejutan berupa dipertemukan dengan sang ibu setelah 18 tahun tak berjumpa.

Momen haru tersebut merupakan keajaiban yang tak disangka oleh seorang Dimas.

Berikut videonya yang diunggah channel youtube TNI AD.

Baca juga: Sebelum Tembak Anak Buah Jenderal Andika Perkasa, KKB Papua Sempat Berulah Bakar 2 BTS Telkomsel

Baca juga: Jokowi Diprediksi Kirim Calon Kapolri ke DPR Hari ini, MUI Beri Peringatan dan Mengaku Khawatir

Kuli Bangunan Berjuang Jadi TNI AD

Kisah tak kalah menginspirasi juga datang dari Haidir Anam, seorang kuli bangunan di Mabes AD yang berjuang keras menjadi prajurit TNI AD.

Sosok Haidir Anam pun menarik perhatian Jenderal Andika Perkasa, hingga membuat sang KASAD menyempatkan diri untuk menghampirinya saat bekerja.

Melansir dari tayangan di channel youtube TNI AD, Sabtu (26/12/2020), diketahui juga kalau Haidir Anam merupakan teman dekat Sandi Rihata.

Sekadar mengingatkan, Sandi Rihata merupakan kuli bangunan di Mabes AD yang sempat jadi sorotan karena makan siang bersama Jenderal Andika Perkasa.

Sandi Rihata pun sangat mendukung cita-cita Haidir Anam untuk menjadi prajurit TNI AD.

Berikut rangkuman fakta tentang profil dan biodata Haidir Anam, dilansir dari Sripoku dalam artikel 'Kisah Kuli Bangunan Jadi Prajurit TNI AD, Sempat Utarakan Keinginannya ke Jenderal Andika Perkasa'

1. Putus sekolah saat SMP

Anam mengaku awalnya sempat minder karena gagal dalam pendidikannya yakni putus sekolah di bangku SMP.

Pria asal Cirebon ini kini tengah bekerja sebagai kuli bangunan di area Markas Besar TNI AD ( Mabes AD).

Anam mendapat tugas memperbaiki saluran, memasang udit, memasang keramik hingga mengecat.

Upah yang diterima olehnya hanya Rp 120 ribu, namun diakui oleh Haidir uang tersebut cukup untuk menghidupi keluarganya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved