Sebelum Tembak Anak Buah Jenderal Andika Perkasa, KKB Papua Sempat Berulah Bakar 2 BTS Telkomsel
Sebelum menembak mati salah satu anak buah Jenderal Andika Perkasa, KKB Papua sempat berulah membakar 2 BTS Telkomsel.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Sebelum menembak mati salah satu anak buah Jenderal Andika Perkasa, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua sempat melakukan aksi lainnya.
KKB Papua membakar dua fasilitas base transceiver station (BTS) di Kabupaten Puncak, Papua, pada Kamis (7/1/2021) lalu.
Akibatnya, jaringan Telkom maupun provider Telkomsel di wilayah tersebut putus.

Baca juga: Pasukan Yonif 400/BR Buru KKB Papua yang Tembak Mati Prada Agus Kurnia, Berikut 3 Faktanya
Baca juga: BREAKING NEWS; Prada Agus Kurnia Gugur, Terjadi Lagi Baku Tembak KKB di Papua
Hal ini disampaikan Kepala Polres Puncak, Ajun Komisaris Besar Dicky Hermansyah Saragih saat dihubungi dari Jayapura, Papua, Senin (11/1/2021).
Dicky mengatakan, dua fasilitas BTS yang dibakar KKB Papua berada di dua lokasi yakni, BTS 4 yang terletak di Distrik Omukia dan BTS 5 di wilayah Muara, Distrik Mabuggi.
"Berdasarkan dari hasil penyelidikan sementara dan informasi di lapangan, KKB Papua yang terlibat dalam aksi pembakaran dua BTS tersebut.
Namun, kami belum kelompok manakah yang terlibat di balik aksi ini," papar Dicky, dilansir dari Kompas.id dalam artikel 'KKB Bakar Fasilitas Palapa Ring di Kabupaten Puncak'
"Aksi pembakaran dua BTS ini mengakibatkan jaringan 4G Telkom Ilaga terputus serta link Palapa Ring Timur dari Sugapa, Kabupaten Intan Jaya ke Ilaga, Puncak hingga Mulia, Puncak Jaya Terputus," ungkap Dicky.
Ia menambahkan, jajaran Polres Puncak telah diterjunkan ke sekitar lokasi kejadian.
"Tujuannya untuk mengejar para pelaku yang terlibat dalam aksi pembakaran dua BTS, " tuturnya.
Bupati Puncak Willem Wandik mengaku, dirinya sangat sedih saat mendapatkan informasi fasilitas dua BTS dibakar.
Hal ini menyebabkan masa depan anak-anak Puncak untuk mendapatkan ilmu pengetahuan melalui layanan internet terhambat.
"Kami berjuang selama bertahun-tahun agar fasilitas tersebut bisa hadir di Puncak.
Ternyata ada pihak yang dengan mudah membakar fasilitas tersebut," tuturnya.