Aksi KKB Papua Bakar BTS Telkomsel Bikin Warga Susah, OPM Ngotot Tak Mau Terima Fasilitas Pemerintah
Aksi KKB Papua Membakar BTS Telkomsel Bikin Susah Warga Kabupaten Puncak, OPM Tetap Ngotot Tak Mau Terima Fasilitas Pemerintah Indonesia.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Iksan Fauzi
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.co.id - Aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua membakar base transceiver station (BTS) Telkomsel pada Kamis (7/1/2021) lalu, membuat susah warga Kabupaten Puncak.
Gara-gara KKB Papua bakar BTS Telkomsel, jaringan Telkom maupun provider Telkomsel pun terputus di wilayah tersebut.
Bupati Puncak Willem Wandik mengaku, dirinya sangat sedih saat mendapatkan informasi fasilitas dua BTS dibakar KKB Papua.

Baca juga: Sebelum Tembak Anak Buah Jenderal Andika Perkasa, KKB Papua Sempat Berulah Bakar 2 BTS Telkomsel
Baca juga: Pasukan Yonif 400/BR Buru KKB Papua yang Tembak Mati Prada Agus Kurnia, Berikut 3 Faktanya
Hal ini menyebabkan masa depan anak-anak Puncak untuk mendapatkan ilmu pengetahuan melalui layanan internet terhambat.
"Kami berjuang selama bertahun-tahun agar fasilitas tersebut bisa hadir di Puncak.
Ternyata ada pihak yang dengan mudah membakar fasilitas tersebut," tutur Willem, dilansir dari Kompas.id dalam artikel 'KKB Bakar Fasilitas Palapa Ring di Kabupaten Puncak'
Anggota Komisi I DPR RI Yan Permenas Mandenas menyesalkan pembakaran fasilitas dua BTS di Kabupaten Puncak.
Hal ini menyebabkan masyarakat tidak dapat lagi mendapat pelayanan telekomunikasi.
"Untuk membangun saja sudah susah karena medannya dan rawan gangguan keamanan.
Seharusnya seluruh pihak di Puncak melindungi fasilitas tersebut, " tutur Yan.
Sementara itu, Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN OPM), Sebby Sambom saat dihubungi Kompas menyatakan pihaknya terlibat dalam aksi penyerangan dua fasilitas BTS di Puncak.
Sebby mengaku pihaknya tak mau menerima fasilitas dari pemerintah Indonesia.
"Dengan aksi ini, TPN OPM menyatakan tidak mau menerima fasilitas pemerintah Indonesia di wilayah Papua.
Kami tidak butuh fasilitas jaringan telekomunikasi, " tegas Sebby.
Total sudah terjadi empat kali aksi KKB Papua pada awal tahun ini di Papua. Tiga aksi sebelumnya terjadi pada Rabu (6/1/2021).
Pertama KKB Papua Kali Kopi menembaki helikopter operasional milik PT Freeport Indonesia di areal tambang Distrik Tembagapura, Mimika.
Insiden ini menyebabkan terjadi kebocoran bahan bakar.
Sebab, terdapat sebuah lubang kecil di bagian bawah helikopter dan dekat pintu penumpang bagian kiri.

Baca juga: BREAKING NEWS; Prada Agus Kurnia Gugur, Terjadi Lagi Baku Tembak KKB di Papua
Baca juga: Eks Danjen Kopassus I Nyoman Cantiasa Bikin KKB Papua Nyerah Tanpa Tembakan, ini Kisah & Biodatanya
Aksi yang kedua adalah KKB di bawah pimpinan Sabinus Waker membakar pesawat perintis PK-MAX di di Lapangan Terbang Kampung Pagamba Distrik Mbiandoga, Intan Jaya.
Terakhir, KKB menembak mati satu anggota TNI Angkatan Darat TNI Angkatan Darat yakni Prajurit Dua Agus Kurniawan dalam kontak tembak di daerah Titigi, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Minggu (10/1/2021).
Pesawat Komersil Dibakar Massa, Dipicu Provokasi KKB Papua
Sebelumnya, sebuah pesawat komersil dibakar massa saat di Nabire, Papua pada Rabu (6/1/2021), dipicu provolasi anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua
Peristiwa itu dipicu oleh provokasi brutal hingga terjadi perebutan kursi lantaran sebelumnya terjadi penumpukan penumpang.
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Kronologi Pembakaran Pesawat di Nabire Papua, Berawal dari Rebutan Kursi, KKB Lakukan Provokasi'
Adapun pesawat komersil itu milik PT MAF.
Berikut kronologi massa bakar pesawat komersil yang ditumpangi KKB Papua hingga terjadi pembakaran.
Kapen Kogabwilhan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa mengungkapkan kronologi pembakaran pesawat PK MAK milik PT MAF di Intan Jawa tersebut terbang ke Intan Jaya pada pukul 06.00 WIT.
Setelah terbang beberapa menit, ternyata kondisi cuaca memburuk.
Pesawat tersebut kemudian terbang kembali ke Nabire.
Setelah cuaca membaik, pesawat tersebut dijadwalkan kembali terbang ke Intan Jaya pada pukul 09.40 WIT.
Namun menurut Kapen Kogabwilhan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa, saat itu terjadi penumpukan penumpang.
Para penumpang rebutan kursi penerbangan.

Menurut Suriastawa, saat itu KKB memprovokasi sehingga massa membakar pesawat.
"Memang betul terjadi pembakaran terhadap pesawat seri PK MAK sesuai yang diberitakan base manager MAF Nabire, bahwa massa yang ditunggangi KKB melakukan tindakan brutal," kata Suriastawa melalui pesan singkat, Kamis (7/1/2021).
"Tapi, terjadi penumpukan penumpang yang akhirnya rebutan kursi, di situ KKB melakukan provokasi sampai akhirnya mereka membakar pesawat," kata dia.
Menurutnya aksi tersebut adalah tindak lanjut dari pernyataan KKB yang mengancam setiap penerbangan sipil yang ada di wilayah Papua maupun Papua Barat.
"Aksinya dimulai dengan dilakukan penembakan terhadap beberapa pesawat sipil termasuk beberapa hari yang lalu dilakukan penembakan terhadap pesawat helikopter PT Freeport Indonesia dan saat ini dilakukan pembakaran pesawat MAF."
"Dihimbau agar masyarakat jangan mudah terprovokasi oleh keberingasan KKB Papua, tetap tenang dan bantu pemerintah untuk membangun Papua dan Papua Barat agar bisa maju dan sejahtera," tutur dia.(*)