Kabar Terbaru Ali Kalora Cs Tak Kunjung Tertangkap, Masa Tugas Satgas Tinombala akan Diperpanjang?

Inilah kabar terbaru Ali Kalora Cs yang sampai saat ini masih belum tertangkap. Akankah masa tugas Satgas Tinombala diperpanjang?

Tangkapan layar
Ilustrasi Satgas Tinombala buru Ali Kalora Cs. Simak kabar terbarunya di artikel ini 

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah

SURYA.co.id - Inilah kabar terbaru Ali Kalora Cs yang sampai saat ini masih belum tertangkap.

Seperti diketahui, masih ada 11 anggota kelompok teroris Ali Kalora atau Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang masih diburu oleh Satgas Tinombala.

Sedangkan masa tugas Satgas Tinombala rencananya akan berakhir pada 31 Desember 2020 mendatang.

Baca juga: Kehebatan Pasukan Yonif Para Raider 502 yang Buru Ali Kalora Cs, Mampu Menyerang Secara Tiba-tiba

Baca juga: Fakta Terbaru Ali Kalora Cs Sulit Dilacak karena Kuasai Hutan, Satgas Tinombala Juga Terkendala ini

Polri membuka kemungkinan akan memperpanjang masa tugas Satgas Tinombala sampai Ali Kalora Cs ditumpas habis.

Hal itu diungkapkan oleh Karo Penmas Humas Polri Brigjen Awi Setyono, seperti dilansir dari Tribunnews dalam artikel 'Operasi Satgas Tinombala Kemungkinan Akan Diperpanjang Oleh Polri'

"Saya pernah bincang-bincang dengan Asops Kapolri terkait operasi Tinombala. Tapi kita tidak mendahului pimpinan Polri. Dari apa yang kami sampaikan tadi bincang-bincang dengan Asop Kapolri kemungkinan besar akan kita perpanjang," kata Brigjen Awi di Mabes Polri, Jakarta, Senin (8/12/2020).

Namun demikian, pihaknya masih menunggu keputusan resmi dari petinggi Polri.

"Karena memang DPOnya belum ketangkap masih ada DPO kemarin kita sampaikan DPO 11 orang.

Tapi tetep nanti kita tunggu keputusannya dari pimpinan," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Kepolisian RI merilis selebaran daftar pencarian orang (DPO) yang merupakan kelompok jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.

Total, ada 11 orang yang masuk ke dalam daftar buron tersebut.

Kelompok ini diduga merupakan pelaku terkait pembunuhan kejam satu keluarga di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada (27/11/2020) lalu.

"Saat ini masih ada 11 DPO yang kami kejar," kata Karo Penmas Humas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono dalam keterangannya, Rabu (2/12/2020).

Dalam selebaran DPO yang tersebar kepada awak media, terdapat sejumlah wajah dan nama kelompok jaringan MIT yang masih menjadi buron.

Namun, ada juga wajah yang telah diberikan tanda silang berwarna merah yang menandakan pelaku telah tertangkap.

Buronan yang masih belum tertangkap adalah Ali Ahmad alias Ali Kalora yang merupakan pimpinan jaringan MIT.

Selanjutnya, angggota MIT lainnya adalah Qatar alias Farel, Askar alias Jaid alias Pak Guru dan Abu Alim alias Ambo.

Selain itu, Nae alias Galuh, Khairul alias Irul, Jaka Ramadhan alias Ikrima, Alvin alias Adam alias Alvin Anshori, Rukli, Suhardin alias Hasan Pranata dan Ahmad Gazali.

Dalam selebaran itu, dijelaskan bagi siapapun yang menemukan orang yang mirip dengan foto itu bisa melaporkan kepada kantor Kepolisian terdekat.

Polisi juga mengingatkan kepada pihak yang ikut menyembunyikan pelaku bisa dijerat hukuman pidana. Sebaliknya, ia meminta para pelaku dapat menyerahkan diri kepada aparat.

"Diimbau kepada para DPO agar segera menyerahkan diri kepada aparat kepolisian," tandas Awi.

Ali Kalora Cs Sulit Dilacak

Sebelumnya, terungkap penyebab Ali Kalora Cs sulit dilacak oleh Satgas Tinombala selama ini.

Kelompok teroris Ali Kalora disebut menguasai medan hutan tempat persembunyiannya di pegunungan Sigi.

Selain itu, beberapa anggota baru Satgas Tinombala juga belum terbiasa dengan medannya sehingga perlu penyesuaian.

Berikut fakta terbaru Ali Kalora Cs selengkapnya.

1. Menguasai hutan

Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengatakan, penguasaan medan hutan itu dimanfaatkan kelompok Ali Kalora Cs untuk bersembunyi atau berpindah-pindah tempat, dari kejaran tim gabungan.

Seperti dilansir dari Warta Kota dalam artikel 'Sulitnya Memburu Teroris MIT, Ali Kalora Cs Kuasai Rimba Sigi Bertahun-tahun, Aparat Tak Terbiasa'

"Tentunya apakah ada kendala, ya ada."

"Jadi berbeda dengan mereka itu sudah bertahun-tahun ada hutan, sudah menguasai medan." kata Argo di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (4/12/2020).

2. Anggota baru Satgas Tinombala belum terbiasa

Selain itu, menurut Argo, para anggota baru Satgas Tinombala juga belum terbiasa dengan medannya.

Sehingga perlu waktu untuk penyesuaian.

"Dengan anggota kita yang baru datang, tentunya ada perbedaan."

"Sehingga anggota pun juga harus menyesuaikan di sana," kata Argo.

3. Komunikasi sulit

Selain itu, kontur hutan dan pegunungan Sigi yang berbukit dan terjal juga membuat tim kesulitan berkomunikasi.

Apalagi, tim juga kerap menemukan jalan setapak.

"Komunikasi juga kesulitan dan medan terjal, ya kita tidak terbiasa, jalan pun jalan setapak."

"Ya tentunya kita tidak boleh menyerah, tetapi kita tetap setiap hari kita analisa," jelasnya.

4. Tetap komitmen

Meski tak mematok target pemburuan kelompok Ali Kalora Cs tersebut, Polri berkomitmen untuk menangkap pelaku sesegera mungkin.

"Kita berharap masyarakat mendoakan biar cepat kita ungkap, kita tangkap semua di sana," ucapnya.

Selain kondisi geografis yang mendukung, kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora ternyata memiliki keahlian yang tak bisa dianggap remeh.

Ali Kalora Cs disebut sudah terdesak karena kehabisan bekal. Berikut update Ali Kalora Cs.
Ali Kalora Cs disebut sudah terdesak karena kehabisan bekal. Berikut update Ali Kalora Cs. (dok. polri)

Baca juga: 4 Fakta Terbaru 6 Pengawal Rizieq Shihab Tewas Ditembak: Kondisi Jenazah hingga Bukti Rekaman Suara

Baca juga: KRONOLOGI 2 Anak Buah Jenderal Andika Perkasa Terjang Banjir Selamatkan Bayi, Kasus Lain Dipuji KSAD

Kelompok teroris Ali Kalora juga memiliki sumber persenjataan yang memadahi dari kelompok teroris di Filipina Selatan.

Hal ini diungkapkan oleh Analis Utama Intelijen Densus 88 Antiteror Polri, Brigjen Pol Ibnu Suhendra, Kamis (3/12/2020).

"Mereka juga ada yang memiliki keahlian merakit bom ada yang pernah mengikuti pelatihan penggunaan senjata di camp.

Dan kelompok ini masih memiliki sejumlah senjata api, seperti senjata M16 dan senjata pendek rakitan (pistol), dan beberapa bom rakitan dan amunisi," papar Ibnu, dilansir dari Antara.

Ibnu mengaku pihaknya menemukan senjata-senjata dari Filipina Selatan dari kelompok-kelompok yang mendukung Ali Kalora Cs.

Sumber persenjataan kelompok teroris Ali Kalora mayoritas berasal dari jaringan teroris di Filipina Selatan.

"Kita temukan senjata-senjata ini dari Filipina Selatan dari kelompok-kelompok yang mendukung kegiatan mereka, dan mereka terus melakukan upaya koordinasi dengan kelompok jaringan teroris di Filipina Selatan.

Ini yang harus kita cegah jangan sampai barang-barang senjata masuk ke wilayah kita," kata lulusan Akpol 1993 ini.

Ia menegaskan saat ini TNI-Polri berupaya mengejar dan menangkap terduga teroris kelompok MIT Poso pimpinan Ali Kalora yang diyakini keberadaannya masih di Sulawesi Tengah.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved