Gunung Semeru Meletus
UPDATE Gunung Semeru Meletus dan Ada Guguran Awan Panas, ini Bahaya Awan Panas Bagi Makhluk Hidup
Gunung Semeru Meletus dan Terlihat Ada Guguran Awan Panas, Berikut Bahaya Awan Panas Bagi Makhluk Hidup.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Iksan Fauzi
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.co.id - Update Gunung Semeru meletus kali ini akan mengulas secara singkat bahaya awan panas bagi makhluk hidup.
Seperti diketahui, Gunung Semeru meletus pada Selasa (1/12/2020) pukul 02.00.
Terlihat laju guguran awan panas letusan sudah mencapai kaki Gunung Semeru.
Baca juga: Gunung Semeru Meletus, Gubernur Jatim Kirimkan Sembako dan Siapkan Dapur Umum untuk Pengungsi
Baca juga: Kronologi Gunung Semeru Meletus, Bergolak Pukul 01.23, Awan Panas Meluncur 3 Jam dan Kondisinya Kini
Seperti namanya, awan ini sangat panas dengan suhu mencapai 600 derajat celsius.
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Mengapa Kita Tidak Boleh Mendekat ketika Awan Panas Menyembur dari Gunung Api?'
Awan panas bermuatan bebatuan dan material vulkanik padat.
Material yang terkandung di awan panas itu bentuknya serpihan halus dan ringan.
Angin bisa membawa awan panas ini sejauh puluhan bahkan ratusan kilometer dari asalnya.
Awan panas bergerak ke segala arah.
Awan panas dapat mematikan semua yang dilewatinya.
Manusia yang bernapas di bawah awan panas bisa mengalami kerusakan sistem pernapasan dan paru-paru.
Untuk itu, ketika terjadi gunung meletus, penduduk di sekitar lokasi diminta evakuasi menjauhi gunung.
Kronologi Gunung Semeru Meletus
Terpantau dari Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Prunojiwo, Kabupaten Lumajang, Gunung Semeru meletus pada Selasa (1/12/2020) pukul 02.00.
Terlihat laju guguran awan panas letusan sudah mencapai kaki Gunung Semeru.
Bahkan sebelum magma itu keluar terdengar suara gemuruh dari Gunung Semeru.
Bupati Lumajang, Thoriqul Haq mendatangi pos pantau Gunung Semeru yang ada di Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro, Selasa (1/12/2020).
Thoruqul Haq menguraikan detik-detk Gunung Semeru meletus:
Senin (30/11/2020) pukul 23.55 WIB, aktivitas Gunung Semeru terpantau normal.
Selasa (1/12/2020) pukul 01.23 WIB, awan panas terlihat hingga jarak 1 kilometer.
Pukul 1.45 WIB, aktivitas itu meningkat secara signifikan.
Pukul 02.00 WIB mengeluarkan letupan berkali-kali hingga pukul 4.33 WIB.
Hampir tiga jam awan panas sampai akhirnya guguran disertai letusan awan jaraknya sampai 11 kilometer sampai daerah Curah (Besuk Kobokan).
Pukul 4.33 WIB aktivitas Gunung Semeru mengalami penurunan, hingga Selasa (1/12/2020)siang.
"Saya memantau dari pos memang betul reda tapi bukan berarti bisa dijamin reda. Karena pada tahun 1994 Semeru meletus terus mereda tapi selang dua hari meletus kembali," pungkasnya.

Warga Berbondong-bondong mengungsi
Aisyah warga Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo mengatakan, terpaksa sementara waktu harus meninggalkan rumah sebab hujan abu Gunung Semeru kini telah melanda pemukiman warga.
"Ngungsi ke rumah saudara karena takut kalau bertahan di sini," kata Aisyah, Selasa (1/12/2020).
Menurut kesaksiannya, sebelum hujan abu terjadi pada sekitar pukul 02.00 dirinya mendadak terbangun dari tidur lantaran mendengar suara letusan dari Gunung Semeru.
"Memang ada suara letusan Gunung Semeru," ujarnya.
Sementara itu, terpantau di Desa Supiturang ribuan warga juga terlihat panik.
Terlihat beberapa warga ada yang berboncengan motor hingga menumpang mobil pik ap untuk mencari tempat yang lebih aman.
Akibatnya kepadatan masyarakat di sejumlah ruas jalan tak terhindarkan.
Sementara itu, menurut dari data BPBD Kabupaten Lumajang ada dua kecamatan yang terdampak akibat awan panas letusan Gunung Semeru.
Keduanya adalah Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro.
Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo mengatakan, seluruh warga dari dua kecamatan itu akan dievakusi di Lapangan Kamar Kajang, Candipuro.
"Kami jadikan satu biar lebih mudah kontrolnya kesehatan dan kebutuhan logistik pengungsi," katanya.
Karena dikhawatirkan Gunung Semeru kembali mengeluarkan awan panas, pihaknya mengimbau bagi masyarakat yang masih bertahan di rumah diminta untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Iwan salah satu warga mengatakan, guguran lava itu menyerupai awan panas.
"Memang pukul 02.00 itu laju luncuran lava panas itu semakin besar hingga pukul 02.20 secara kasat mata seperti guguran awan panas," ujarnya, Selasa (1/12/2020).
Kata Iwan, guguran kali ini yang keluar dari kawah Jonggring Saloko terjadi lebih besar dari biasanya.
"Itu kayaknya sampai mengarah ke Curah (Besuk) Kobokan," katanya.
Sementara itu, dari pengamatan di lokasi saat awan panas letusan terjadi asap tebal berwarna hitam langsung membumbung tinggi ke langit.
Tak berselang lama, terdengar dari suara toa masjid seorang pria meminta agar warga segera mengungsikan diri ke tempat yang lebih aman.
Bersamaan dengan arahan itu, Desa Oro-Oro Ombo yang berjarak hanya 7 kilometer dari kaki Gunung Semeru langsung diguyur hujan lebat.
Nampak air hujan itu berwarna keruh seperti membawa material vulkanik dari Gunung Semeru.(Tony Hermawan/Putra Dewangga/Kompas.com/Surya.co.id)