Biodata Brigjen TNI Iwan Setiawan, Anak Buah Jenderal Andika Perkasa yang Pernah Taklukkan Everest

Brigjen TNI Iwan Setiawan merupakan anak buah KSAD Jenderal Andika Perkasa yang pernah menaklukkan Gunung Everest. Ini profil dan biodatanya

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Youtube TNI AD
Brigjen TNI Iwan Setiawan, Anak Buah Jenderal Andika Perkasa yang Pernah Taklukkan Everest 

Para ilmuwan memperkirakan bahwa Gunung Everest sudah ada sejak 50–60 juta tahun lalu.

Usia tersebut sama seperti usia seorang anak muda dalam standar geologi.

Gunung Everest terbentuk oleh kekuatan yang dihasilkan saat lempeng tektonik India dan Eurasia bertabrakan.

Hal tersebut mendorong bebatuan yang membentuk gunung tersebut.

Hingga saat ini, kekuatan tersebut masih bekerja mendorong puncak Everest sekitar seperempat inci lebih tinggi setiap tahunnya.

Di ketinggiannya, Gunung Everest memiliki oksigen yang tipis.

Para ilmuwan telah menentukan bahwa tubuh manusia tidak mampu bertahan melewati batas saat sudah mencapai ketinggian di atas 19.000 kaki.

Saat pendaki bergerak lebih tinggi, asupan oksigen mereka berkurang. Kemungkinan terkena radang dingin (frostbite) pun meningkat.

Guna meminimalisir hal tersebut, sebagian besar pendaki memakai tabung oksigen meski berat untuk dibawa.

Jika sudah sampai puncak, wisatawan diharap tidak membuang sampah tabung oksigen sembarangan.

Untuk mendaki Gunung Everest, wisatawan bisa memilih memilih salah satu dari 17 rute yang ada.

Namun, biasanya para pendaki hanya menggunakan salah satu dari dua rute saja.

Jika mendaki dari Nepal, terdapat rute Southeast Ridge yang diciptakan oleh Tenzing Norgay dan Edmund Hilary pada 1953.

Sementara dari Tibet, calon pendaki bisa melewati rute North Ridge.

Dahulu, Gunung Everest diberi nama “chomolungma” oleh masyarakat Tibet.

Artinya adalah ibu dewi alam semesta, ibu dewi bumi, atau dewi lembah.

Sementara dalam bahasa Sanskrit, gunung tersebut diberi nama “sagarmatha” yang artinya adalah puncak dari surga.

Nama tersebut diberikan oleh Pemerintah Nepal.

Pada 1865, seorang pemimpin penelitian asal Inggris bernama George Everest bekerja di India pada 1823–1830 sebagai seorang surveyor.

Selama bekerja di sana, dia dan para pendahulunya sempat melakukan pengukuran terhadap puncak Himalaya dengan busur meridional dari Himalaya ke Cape Comorin.

Gunung tersebut diberi nama setelah Everest guna menghargai jasanya.

Gunung Everest masuk dalam Seven Summits, yakni rangkaian dari tujuh gunung tertinggi di dunia, tepatnya di tujuh lempeng benua.

Gunung Everest merupakan yang paling tinggi dari semuanya.

Adapun gunung-gunung yang masuk dalam Seven Summits adalah Gunung Carstensz Pyramid dengan ketinggian 4.884 mdpl di Papua (lempeng Australasia).

Selanjutnya Gunung Elbrus dengan ketinggian 5.642 mdpl di Rusia (lempeng Eropa), Gunung Kilimanjaro 5.895 mdpl di Tanzania (lempeng Afrika), dan Gunung Aconcagua 6.962 mdpl di Argentina (lempeng Amerika Selatan).

Kemudian Gunung Vinson Massif 4.892 mdpl di Antartika (lempeng Antartika), Gunung Denali 6.190 mdpl di Alaska (lempeng Amerika Utara), dan Gunung Everest 8.850 mdpl di Nepal (lempeng Asia).(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved