Ini Dalil Maulid Nabi Penjelasan Ustadz Abdul Somad, Boleh Diperingati Setiap Tahun
Ustadz Abdul Somad menjelaskan tiga dalil Maulid Nabi yang bisa menjadi dasar hukum, memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW.
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Adrianus Adhi
"Ada seorang laki-laki namanya Abu Lahab, Abu Lahab punya seorang budak namaya Suwaibah yang ditugaska menjaga adik iparnya, Aminah," kata UAS.
Aminah lantas melahirkan Muhammad SAW pada 12 Rabiull Awal, hari Senin.
Suwaibah lantas memberi kabar pada Abu Lahab.
Abu Lahab merasa senang karena adiknya yang meninggal sudah digantikkan dengan keponakannya.
Saking bahagianya, lantas Abu Lahab membebaskan budak bernama Suwaibah, sejak kelahiran Nabi Muhammad SAW tersebut.
Hari itu merupakan sedekah terbesar Abu Lahab sehingga dosanya diringankan tiap hari Senin.
Kisah Abu Lahab tersebut termaktub pada Kitab Navadim Zajip Antusoha yang ditulis oleh Sayid Muhammad Bin Alwi Bin Abbas Al Hasani Al Maliqi, ulama besar Mekkah Al Mukaromah.
"Buka kitabnya, sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia," kata Ustaz Abdul Somad.
Dia pun mengatakan jika ada orang yang tidak pernah salat namun merayakan Maulid Nabi, maka akan diringankan dosanya pada hari Senin.
Sehingga ia menyimpulkan bahwa Maulid Nabi adalah satu di antara amal sholeh, asal tidak ada niat macam-macam dan hanya mengaggungkan Nabi Muhammad SAW.
Ia menambahkan, pemimpin ulama besar dunia, Syeh Yusuf Al Qordhawi menceritakan bahwa sahabat nabi tidak merayakan Maulid Nabi lantaran mereka hidup bersama Nabi, makan bersama Nabi, salat dengan Nabi, dan menengok Nabi.
Namun setelah Nabi Muhammad SAW wafat, pada masa Tabiin tidak ada orang yang mengenang hari lahir Nabi, hingga suatu saat ada satu di antara sahabat Nabi membawa anak mereka di atas bukit Uhud.
Di sana sahabat Nabi tersebut mengenalkan Nabi Muhammad.
Maka Ustaz Abdul Somad berkata, tujuan peringatan Maulid Nabi yakni mengenalkan Nabi, anak Nabi, hingga cucu Nabi.