Berita Mojokerto

Viral KTP Warga Kabupaten Mojokerto di Markas ISIS Yaman, Alamat Rumahnya Tak Berpenghuni

Selembar KTP bertuliskan Kabupaten Mojokerto atas nama Syamsul Hadi Anwar yang terlihat jelas dalam video pada tayangan 00,53 menit.

Foto Istimewa
KTP bertuliskan Kabupaten Mojokerto atas nama Syamsul Hadi Anwar yang viral di media sosial. 

SURYA.CO.ID, MOJOKERTO - Sebuah Kartu Tanda Penduduk (KTP) Kabupaten Mojokerto terpampang dalam video kelompok Houthi yang berada di markas ISIS di Al-Bayda Yaman viral di media sosial.

Dalam tayangan video berdurasi 01.36 menit di media sosial Twitter itu terlihat pada tayangan 00.47 menit yaitu sejumlah lembaran mata uang rupiah versi terbaru dalam bentuk uang kertas senilai Rp 10.000, Rp 5.000 dan Rp 2000.

Mencengangkan ketika melihat selembar KTP bertuliskan Kabupaten Mojokerto atas nama Syamsul Hadi Anwar yang terlihat jelas dalam video pada tayangan 00,53 menit.

Rekaman video tersebut diketahui diunggah oleh pemilik akun Twitter @Natsecjeff.

Dalam KTP tertulis nama Syamsul Hadi Anwar, NIK 3516132412850002, belum kawin, dan tahun pembuatan sekitar tahun 2008 yang beralamat di Jalan Basket Blok NN Nomor 16 RT1/RW 12, Perum Japan Raya, Desa Japan Raya, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.

Bentuk KTP itu merupakan versi lama yang dilapisi laminating bening belum berupa Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) dan masa berlaku sudah berakhir pada 24 Desember 2013.

Warga di lingkungan Perum Japan Raya, Desa Japan Raya, Kecamatan Sooko, bahkan tidak ada yang mengenal sosok orang dalam KTP tersebut.

Hariono pengurus Rukun Tetangga (RT) setempat mengatakan, warganya tidak ada yang bernama Syamsul Hadi Anwar seperti dalam Kartu Tanda Penduduk itu.

"Sesuai alamat pada KTP itu merupakan kediaman M.Subekhan atau Pak Aan dan bukan rumah Syamsul Hadi Anwar seperti yang dimaksud," ujarnya, Senin (31/8/2020)

Ia mengenal pemilik rumah M. Subekhan yang merupakan karyawan perusahaan mobil.

Keluarga pemilik rumah kala itu mempunyai dua anak yang masih duduk di sekolah dasar dan satunya belum sekolah.

Namun mereka sekeluarga pindah lantaran mengikuti perusahaan tempat ia bekerja membuka cabang baru di Kalimantan sekitar tahun 2010.

"Rumah ini kosong ditinggal penghuninya pindah bekerja ke Kalimantan," jelasnya.

Adapun riwayat orang yang pernah menyewa rumah ini, tutur Hariono, pernah dikontrak koperasi simpan pinjam Bangun Jaya Mandiri selama dua tahun pada 2015.

Ia juga menunjukkan daftar nama warga yang kontrak rumah di lingkungannya dan tidak ada atas nama Syamsul Hadi Anwar.

Perum Japan Raya dibangun pada 1999 dan pemiliknya membeli rumah itu pada tahun 2001.

"Setelah kontrak selesai selama dua tahun pada 2017 rumah ini kosong sampai sekarang tidak ada penghuninya. Pemilik rumah sempat memperbarui atap rumah ambruk sekitar enam bulan lalu," terangnya.

Hariono pengurus Rukun Tetangga (RT) menunjukkan daftar nama warga yang kontrak rumah di Jalan Basket Blok NN Nomor 16 RT1/RW 12, Perum Japan Raya, Desa Japan Raya, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.
Hariono pengurus Rukun Tetangga (RT) menunjukkan daftar nama warga yang kontrak rumah di Jalan Basket Blok NN Nomor 16 RT1/RW 12, Perum Japan Raya, Desa Japan Raya, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. (surya.co.id/mohammad romadoni)

Menurut dia, meski KTP bertuliskan Kabupaten Mojokerto belum tentu identitas sesuai dengan rumah tinggal yang bersangkutan.

Ia menduga bisa saja ada orang yang tidak bertanggung jawab membuat identitas palsu yang mamakai alamat rumah kosong itu.

"Mungkin dugaan lantaran rumah kosong sehingga dimanfaatkan oleh yang bersangkutan," terangnya.

Yuda salah satu warga setempat mengatakan sesuai KTP atas nama Syamsul Hadi Anwar bukan warga di Jalan Basket Blok NN Nomor 16 RT1/RW 12, Perum Japan Raya, Desa Japan Raya, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.

"Bukan warga sini karena yang punya rumah sudah pindah ke Kalimantan dan sudah lama kosong," ucap dia.

Semenjak beredarnya video yang memperlihatkan KTP Syamsul Hadi Anwar beralamat di Jalan Basket banyak masyarakat yang mendatangi rumah tersebut.

"Banyak yang kesini sampai ramai namun rumah itu sudah lama kosong," pungkasnya.

Kepala Dispendukcapil Kabupaten Mojokerto, Bambang Wahyuadi saat dikonfirmasi masih menelusuri KTP warga Kabupaten Mojokerto yang kini menjadi sorotan di media sosial tersebut.

"Karena itu KTP lama maka masih dikoordinasikan dengan Kemandagri untuk membuka data base yang lama," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved