Berita Pamekasan

Kini Pamekasan Punya Dua Agrowisata Petik Jeruk, Cukup Bayar Rp 10 Ribu Bisa Makan Sepuasnya

Warga Madura, kini tak perlu jauh-jauh lagi pergi ke Kabupaten Malang untuk dapat merasakan serunya memetik buah jeruk langsung dari pohonnya

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Kuswanto Ferdian
Pengunjung Agrowisata Petik Jeruk Desa Samiran, Kabupaten Pamekasan, Madura saat memetik buah jeruk dari pohonnya, Minggu (12/7/2020). 

Harga yang dipatok sama dengan di pasar, yakni Rp 10 ribu per kilo.

Hanya saja bedanya, kondisi jeruk lebih segar karena baru dipetik.

Kemudian, pengunjung bisa memilih sesuai selera.

"Kalau penghasilan ya lebih banyak diperoleh dari wisatawan ini dari pada dijual ke pasar," katanya.

Pria yang akrab disapa Alin juga mengaku, semusim petani bisa meraup pendapatan kisaran Rp 12 hingga Rp 15 juta.

Jika dijual kepada pengepul, maksimal hanya memperoleh Rp 10 juta.

Dengan demikian, rata-rata petani jeruk menjadikan lahannya sebagai destinasi wisata.

Pengunjung Agrowisata hasil gagasan petani itu tidak hanya dari Pamekasan.

Masyarakat dari kabupaten lain seperti Sumenep dan Sampang banyak yang berkunjung.

"Secara umum pengunjung masih dari Pulau Madura saja. Kadang ada rombongan anak sekolah untuk belajar," ucapnya.

Tidak hanya itu, Alin juga mengungkapkan, musim panen raya jeruk di kebunnya ini biasanya dimulai dari Juli sampai Agustus.

Jika musim bagus, kata dia bisa bertahan sampai September.

Ada dua dusun yang disulap menjadi destinasi wisata. Yakni, Dusun Sakata dan Dusun Alas Tengah.

Alin memiliki tiga petak kebun yang ditanami jeruk. Satu petak di Dusun Sakata dan dua petak di Dusun Alas Tengah.

Pengunjung Agrowisata Petik Jeruk Desa Samiran, Fathiyatul mengatakan, ia jauh-jauh datang dari Kabupaten Sumenep karena penasaran ingin merasakan serunya petik buah jeruk langsung dari pohonnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved