NASIB TRAGIS Janda Muda, Tak Kuat Menanggung Malu Setelah Diperkosa 7 Pemuda Pilih Akhiri Hidup
Tak kuat menanggung malu setelah diperkosa 7 pemuda di hutan, korban memilih mengakhiri hidup dengan menenggak cairan pembersih lantai.
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Tri Mulyono
SURYA.CO.ID, BANGKALAN - Nasib tragis menimpa seorang janda muda di Pulau Madura.
Tak kuat menanggung malu setelah diperkosa 7 pemuda di hutan, ia memilih mengakhiri hidup dengan menenggak cairan pembersih lantai.
Polisi bersumpah menangkap para pelaku, dimana pun mereka berada.
Anggota DPR RI juga turun tangan, mendesak agar kasus ini segera terungkap.
• Kronologi Tukang Ojek Bakar Diri Seusai Motornya Disita Polisi, Tak Sanggup Bayar Tebusan Rp 581.000
• Remaja di Gresik Diciduk Polisi saat Asyik Makan Nasi Bebek, di Rumahnya Ditemukan Barang Bukti ini
• Biodata Dokter Putri Wulan yang Meninggal karena Covid-19 di Surabaya, Gubernur Khofifah Berduka
• Bocah 6 Tahun dan Seorang Santri Ponpes Gontor Dinyatakan Positif Covid-19
Dan Satreskrim Polres Bangkalan telah mengidentifikasi enam dari tujuh tersangka pelaku pemerkosaan terhadap janda muda, sebut saja Bunga (21), warga Desa Bandang Laok Kecamatan Kokop, Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur (Jatim).
Kasatreskrim Polres Bangkalan AKP Agus Sorbanapraja bahkan bersama anggota telah menggerebek rumah tiga pelaku.
"Namun target yang kami identifikasi sebagai pelaku, tidak ada di rumah.
Enam pelaku terus kami kejar," ungkap Agus, Senin (6/7/2020).
Polis sempat mengaku kesulitan untuk menguak kaus ini di mana korbannya meninggal dunia pada Rabu (1/7/2020) malam.
"Sejumlah saksi yang kami harapkan memberikan informasi, tidak mengenali para pelaku.
Itu sebuah kerepotan," jelasnya.
Tragedi pemerkosaan itu terjadi di sebuah hutan di Desa Bungkek Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan, atau berjarak sekitar 600 meter dari rumah korban pada Jumat (26/6/2020) dini hari.
Korban awalnya dijemput dua orang mengunakan motor untuk berbelanja di sebuah mini market pada Kamis (25/6/2020) malam.
Seusai berbelanja, korban dan dua pejemput dihadang tujuh orang yang mengaku sebagai keluarga korban.
Dua orang pejemput itu langsung menyerahkan korban begitu saja.
Karena ketujuh orang tersebut mengaku korban beberapa hari telah menghilang.
Hingga akhirnya, korban tak kuat menanggung malu dan mengakhiri hidupnya dengan menenggak cairan pembersih lantai, Rabu (1/7/2020) malam.
Ia mengembuskan napas terakhir di dapur rumahnya sekitar pukul 20.00 WIB.
Bunga meninggallan seorang anak berusia enam tahun.
"Ada ancaman kepada korban setelah dua hari kejadian pemerkosaan.
Ini kasus luar biasa, kami bersemangat.
Semoga lekas terungkap," tutur Agus.
Ia menambahkan, dua orang penjemput mendiang korban saat ini berstatus saksi dan sudah dua kali dimintai keterangan.
Barang bukti penting dari dua saksi itu, lanjutnya, juga sudah diserahkan ke penyidik.
Masyarakat saat ini pun mulai terbuka memberikan keterangan.
Saksi-saksi lain juga mulai muncul.
"Belum kami temukan sementara ini keterkaitan (dua penjemput korban).
Tapi tidak menutup kemungkinan, jika nanti para pelaku tertangkap," pungkasnya.
Sedangkan Kapolres Bangkalan AKBP Rama Samtama Putra menuturkan, pengungkapan kasus pemerkosaan janda muda itu melibatkan Tim Labfor, Ahli Digital Forensik, dan Scientific Investigation Polda Jatim.
"Tentu ini tidak mudah, kami melakukan penyelidikan secara masif.
Namun secara prinsip kasus pemerkosaan ini sudah terungkap berdasarkan dua alat bukti," ungkap Rama.
Ia menjelaskan, enam dari tujuh orang yang telah terindetifikasi sebagai pelaku saat ini dalam proses pengejaran.
Sedangkan seorang lainnya, lanjut Rama, masih menunggu tertangkapnya enam pelaku.
"Kami sudah menentukan enam tersangka.
Ada yang masih di Bangkalan, sebagian sudah ada di luar (Bangkalan).
Bahkan berada di luar Jatim," jelasnya.
Rama mengimbau dan menyambut baik jika para pelaku menyerahkan diri.
Sehingga perkara ini cepat tuntas dan menjadi terang.
"Jika tidak kami akan kejar ke mana pun, sampai kapan pun," tegasnya.
Rama menambahkan, pihaknya saat ini masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab kematian korban.
"Keluarga korban keberatan autopsi. Penyebab kematian korban belum ditentukan.
Namun hasil olah TKP ditemukan beberapa cairan dan tanda-tanda khusus visum dari dokter," pungkas Rama.
Kasus pemerkosaan secara bergilir tersebut menjadi atensi Persatuan Mahasiswa Kokop (PMK).
Dalam audensi, Kamis (2/7/2020), mahasiswa mendesak Polres Bangkalan mengusut hingga tuntas kasus pemerkosaan tersebut.
Tak hanya PMK, Komisi VIII DPR RI yang menjadi mitra kerja Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) turut menyoroti kasus tersebut.
"Perkara ini harus terungkap hingga tuntas. Sehingga kejadian serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang," tegas Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi Partai Demokrat Dapil Jatim XI KH Hasani Bin Zuber.
Ia menambahkan, Pemerintah Daerah juga harus turun memberikan perlindungan terhadap keluarga korban.
"Agar lebih terjamin keamanannya," pungkas kiai muda asal Kabupaten Bangkalan tersebut. (*)