Virus Corona di Jawa Timur
Beda Data IDI dan Dinkes Jatim Soal Jumlah Nakes Meninggal Akibat Covid-19
Dinas Kesehatan Jawa Timur menyebut delapan orang sedangkan Ikatan Dokter Indonesia Jatim mengungkap angka jauh lebih besar, 22 orang.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, SURABAYA - DPRD Jawa Timur mengungkap adanya perbedaan data tenaga kesehatan yang meninggal di Jawa Timur.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur menyebut delapan orang sedangkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jatim mengungkap angka jauh lebih besar, 22 orang.
"Kami sudah mempertemukan IDI Jatim dan Dinkes Jatim soal perbedaan angka tersebut. Selisihnya memang jauh," kata Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih ketika dikonfirmasi di Surabaya, Rabu (1/7/2020).
Hikmah mengutip penjelasan IDI, 22 orang yang meninggal terdiri dari dua orang bidan, 10 dokter, dan 10 perawat.
Jumlah tersebut tersebar di seluruh wilayah Jatim, termasuk dari Surabaya.
Hikmah mengungkapkan, perbedaan angka tersebut menunjukkan belum adanya koneksi antar lembaga kesehatan tersebut.
"Hal ini menunjukkan belum adanya komunikasi," kata Hikmah.
Hikmah mengutip penjelasan Dinkes menerangkan, selama ini data kematian nakes baru didapat dari rumah sakit dan laboratorium.
"Ternyata, Dinkes selama ini mengandalkan data dari rumah sakit atau laboratorium. Namun kenyataannya, banyak nakes yang meninggal namun tak dilaporkan sebagai nakes," katanya.
Komisi E mendorong Dinkes Jatim bersama IDI untuk segera melakukan sinkronisasi data.
"Bayangkan keluarga para nakes namun tak terdata sebagai nakes maka tak mendapatkan uang duka (santunan) sebagai apresiasi," kata politisi PKB ini.
Berdasarkan data IDI Jatim, jumlah tenaga kesehatan (nakes) di Jatim sebanyak 25 ribu.
Dari jumlah itu, sebanyak 76 orang dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.
Namun, jumlah nakes yang terinfeksi tersebut belum termasuk tenaga kesehatan di Surabaya.
Sebab, IDI menyebut kesulitan mengakses data di Surabaya.
Meskipun demikian, IDI menyebut 10 orang dinyatakan meninggal karena Covid-19.