BUNTUT Video Viral Jenazah Tertukar di Surabaya, Petugas Kena Peringatan Keras, ini Update Faktanya

Kasus video viral jenazah tertukar di pemakaman Pagesangan, Kota Surabaya berdampak pada petugas yang melakukan pemulasaraan. Berikut update faktanya

Tangkapan Layar
Ilustrasi - Video Viral Jenazah Tertukar di Surabaya, Petugas Kena Peringatan Keras 

Wanita berkerudung itu mengungkapkan bahwa ayahandanya itu meninggal dunia karena sakit jantung setelah sempat dirawat di sebuah rumah sakit swasta di Wonokromo, Surabaya, pada Selasa (23/6/2020) malam.

Setelah mengurus sejumlah berkas administrasi pelimpahan jenazah, akhirnya jenazah baru bisa dimakamkan di kompleks pemakaman tersebut, sekira pukul 10.00 WIB, Rabu (24/6/2020).

"Sakit jantung, meninggal dunia belum ada jam 22.00 WIB, ya sekitar jam 21.30 WIB," pungkas SS.

Jenazah Tertukar Jelang Ngaben di Bali

Di kasus sebelumnya, peristiwa jenazah tertukar juga pernah terjadi karena kesalahan petugas RSD Mangusada di Badung, Bali.

Keluarga jenazah atas nama I Nyoman D asal Banjar Babakan Kangin, Desa Gulingan, Kecamatan Mengwi, Badung, tak ingin masalah tertukarnya jenazah dibesar-besarkan.

Seperti dilansir dari Tribun Bali dalam artikel 'Jenazah yang Tertukar Pertama Kali Diketahui Istri Saat Mandikan Jenazah di Krematorium Cekomaria'

Pihak keluarga sepakat tidak ingin memperpanjang masalah tersebut.

Apalagi pihak RSD Mangusada secara langsung telah mendatangi rumah duka untuk menyampaikan permohonan maaf.

Nyoman Gede Budiasa yang merupakan keponakan almarhum mengaku memaklumi peristiwa itu.

Sebab, dari pihak keluarga juga tidak melihat atau membuka jenazah di kamar jenazah sebelum dibawa untuk dilakukan upacara.

“Tapi sebenarnya kita mengambil jenazah sudah sesuai prosedur.

Pertama kami menunggu ambulans, setelah itu dicek jenazah atas nama yang kami sebut.

Nah pada waktu itu, ada dua jenazah atas Nama I Nyoman D dan atas nama I Nyoman L,” jelasnya saat ditemui Tribun Bali (grup Surya.co.id), Rabu (28/8/2019).

Ia melanjutkan jenazah yang diambil sesuai data yang ada.

Budiasa mengaku mengambil jenazah atas nama Nyoman D dan langsung dibawa ke ambulans.

“Saya juga tidak melihat, karena data sudah pasti benar.

Namanya kita berduka, yaa.. langsung kita bawa ke kremasi untuk dilakukan upacara,” katanya.

Pihaknya mengaku, setelah ingin diupacarai, pihak keluarga baru tahu jenazah tertukar.

Ia pun langsung kembali ke RSD Mangusada untuk mengecek jenazah pamannya tersebut.

“Setelah saya cek di kamar jenazah, janazah paman saya ternyata masih di freezer.

Hanya saja label namanya atas nama I Nyoman L,” bebernya.

Dengan  ditemukan jenazah pamannya tersebut, pihaknya mengaku fokus untuk melakukan proses pengabenan jenazah di Krematorium Cekomaria.

“Astungkara si tidak ada masalah.

Yang jelas harapan kami proses upacaranya keluarga tidak ada masalah,” ungkapnya.

Disinggung mengenai adanya permintaan maaf dari RSD Mangusada, Nyoman Gede Budiasa mengatakan sangat berterimakasih karena RSD Mangusada sudah menyelesaikan masalah dengan kekeluargaan.

Pihaknya pun kembali mempertegas bahwa kasus itu tidak ingin dibesar-besarkan.

“Kami dari pihak keluarga tidak terlalu mempermasalahkan masalah ini.

Inti tujuan dari kami proses pengabenan orang tua kami berjalan dengan lancar.

Selain itu kami juga berterimakasih, karena jajaran RSD secara langsung ke sini, mampir dengan menyatakan permohonan maafnya,” pungkasnya.

Di sisi lain, Nyoman Suweden yang juga merupakan ponakan almarhum menambahkan bahwa pada proses kremasi tersebut sebenarnya sudah berjalan.

Bahkan kata dia, pertama kali yang mengetahui jenazah tertukar adalah istri almarhum.

“Karena cepat-cepat itu, proses memandikan baru sebentar, setelah dilihat di wajahnya ternyata beda,” jelasnya.

Pihak keluarga sempat panik dan takut jenazah almarhum tidak ada di kamar jenazah.

“Bingung jadinya, takut yang kita upacarai ternyata tidak ada.

Syukur setelah dicek masih ada, dan proses berjalan seperti apa yang kita harapkan,” katanya.

Mengenai adanya peristiwa tersebut, RSD Mangusada mendapat sorotan dari DPRD Badung khususnya Komisi IV yang membidangi persoalan itu.

Ketua Komisi IV DPRD Badung, Made Sumerta mengatakan, pihak manajemen rumah sakit harus membuat standarisasi dalam meregistrasi jenazah baik baru masuk maupun keluar.

“Kami cukup prihatin dengan kondisi ini, pihak rumah sakit harus melakukan pengecekan kembali sebelum diserahkan ke pihak keluarga.

Baik dengan cara membuka wajah jenazah atau hal lainnya,” ujarnya.

Pihaknya pun mengaku, akan mengunjungi RSD Mangusada untuk melihat SOP yang dilaksanakan.

Sehingga tidak terjadi kasus serupa.

“Kalau kita orang Bali kan ada upacaranya.

Mungkin sebelum diambil jenazahnya sudah dilakukan upacara.

Entah itu nunas di sanggah dan yang lainnya.

Kalau sekarang tertukar bagaimana?,” jelasnya.(Luhur Pambudi/I Komang Agus/Putra Dewangga/Tribun Bali/Surya.co.id)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved